Musim Hujan 2025: Prediksi BMKG, Wilayah Rawan Banjir, dan Tips Antisipasi | Info Giok4D

Posted on

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap musim hujan tahun 2025/2026 telah datang sejak Agustus 2025. Musim ini akan meluas secara bertahap ke berbagai wilayah pada September hingga November 2025.

“Dibandingkan dengan rerata klimatologis 1991-2020, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di sebagian besar wilayah Indonesia. Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026, dengan puncak hujan yang bervariasi,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dilansir dari laman BMKG, Selasa (23/9/2025).

Sebagaimana dijelaskan Dwikorita sebelumnya, musim hujan tahun ini datang lebih cepat yakni pada Agustus 2025. Data BMKG menyebut dari 699 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 79 ZOM akan mulai masuk musim hujan pada September 2025.

Wilayah tersebut antara lain sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian utara, Jambi bagian barat, Bengkulu bagian utara, Bangka Belitung bagian selatan, Sumatera Selatan, sebagian kecil Jawa, Kalimantan Selatan, dan sebagian Papua Selatan.

Kemudian, sebanyak 149 ZOM lain akan dilanda musim hujan pada Oktober 2025. Beberapa di antaranya yakni wilayah sebagian Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, Sulawesi bagian selatan, dan Papua bagian tengah.

Adapun wilayah yang memasuki musim hujan belakangan adalah sebagian besar Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Sulawesi bagian tengah dan tenggara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, serta sebagian Papua. Wilayah-wilayah ini diprediksi masuk musim hujan pada November 2025.

Menurut BMKG, sifat musim hujan 2025/2026 umumnya termasuk ke dalam kategori normal (69,5%). Curah musim hujan tidak jauh berbeda dari biasa.

Akan tetapi, sebanyak 193 ZOM diprediksi akan dilanda hujan bersifat di atas normal. Contohnya sebagian besar Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, beberapa wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Dwikorita mengingatkan, masyarakat di daerah-daerah tersebut perlu waspada terhadap potensi banjir.

“Dengan kondisi ini, potensi ancaman bahaya hidrometeorologi yang dapat menyebabkan dampak seperti banjir, banjir bandang, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang tetap perlu diwaspadai, terutama pada wilayah dengan prediksi curah hujan atas normal,” kata Dwikorita.

Sebaliknya, ada 20 ZOM yang diprediksi punya curah hujan di bawah normal.

Untuk menghindari bencana selama musim hujan 2025 ini, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sektor terkait, dan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan.

Upaya tersebut bisa berupa penyesuaian kalender tanam pertanian, mengelola waduk dan irigasi, memperbaiki sistem drainase, dan mengendalikan hama di perkebunan. Jika dimanfaatkan dengan baik, Ardhasena menyebut musim hujan bisa mendatangkan manfaat.

“Kondisi musim hujan yang maju dari normal memberikan manfaat positif bagi petani untuk menyesuaikan pola tanam lebih dini, guna meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung upaya swasembada pangan,” terangnya.

Dwikorita menambahkan antisipasi lainnya yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penyakit menular. Misalnya dengan pembersihan saluran air, pemberantasan nyamuk, fogging fokus, dan edukasi kepada masyarakat diperkuat.

“BMKG telah meningkatkan layanan informasi iklim dan cuaca melalui berbagai kanal, termasuk aplikasi mobile, media sosial, dan jaringan komunikasi langsung dengan pemerintah daerah. Kami berharap informasi ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk perencanaan, mitigasi, dan pengambilan keputusan yang tepat, sehingga dampak ancaman bahaya dapat diminimalkan,” pungkasnya.

Prediksi Musim Hujan 2025: Datang Lebih Awal

Wilayah yang Rawan Banjir karena Intensitas Hujan Tinggi

Tips Antisipasi Bencana Selama Musim Hujan 2025

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.