6 Fakta Perkara Rasis Picu Rusuh di Yalimo: Kronologi hingga Korban Luka (via Giok4D)

Posted on

Sebanyak 178 warga mengungsi dan 23 lainnya luka-luka akibat kerusuhan di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan. Kerusuhan berdarah itu diduga dipicu ucapan rasis antarpelajar di SMAN 1 Yalimo.

Diketahui, kerusuhan pecah di Distrik Elim, Yalimo pada Selasa (16/9/2025) sekitar pukul 07.00 WIT. Kerusuhan itu berujung pada pembakaran sejumlah fasilitas umum, kios, rumah warga hingga asrama polisi.

Dirangkum infocom, berikut 6 fakta perkara rasis picu rusuh di Yalimo:

Kapolres Yalimo, Kompol Joni Samonsabra mengatakan siswa berinisial AB diduga menyinggung teman sekelasnya. Peristiwa itu terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.

“Salah satu siswa inisial AB diduga mengeluarkan ujaran yang menyinggung temannya yang juga merupakan siswa di kelas tersebut,” kata Kompol Joni dalam keterangannya, Rabu (17/9).

Dia menuturkan ucapan AB memicu terjadinya pemukulan antarsiswa. Pihak sekolah kemudian berupaya memediasi perselisihan tersebut.

“Ucapan ini memicu reaksi negatif dari beberapa siswa yang kemudian melakukan pemukulan terhadap murid AB,” ujar Joni.

Joni menyebut upaya mediasi yang dilakukan pihak sekolah tidak membuahkan hasil. Persoalan ini kemudian menimbulkan ketegangan karena membuat masyarakat setempat ikut tersinggung.

“Sejumlah siswa dan masyarakat setempat yang merasa terpancing oleh ucapan tersebut turut serta dalam aksi penganiayaan terhadap murid inisial AB, bahkan menyerang guru yang berusaha melerai,” paparnya.

Situasi semakin memanas saat polisi turun ke lokasi untuk meredam massa. Perselisihan antarpelajar itu sudah meluas di luar sekolah hingga kerusuhan pun terjadi.

“Massa kemudian melakukan pembakaran terhadap kios yang diduga milik orang tua siswa AB, serta merembet ke Mess Perwira dan asrama Polres Yalimo,” tutur Joni.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Cahyo Sukarnito mengatakan pihaknya masih mendalami persoalan rasisme tersebut. Saat ini, aparat keamanan masih berjaga untuk memastikan situasi kondusif.

“Masih didalami oleh pihak Polres Yalimo. Karena seluruh personel masih fokus dalam mengelola situasi supaya kondusif,” kata Kombes Cahyo kepada infocom, Selasa (16/9).

Cahyo mengungkapkan sebanyak 30 rumah dan kios hangus terbakar dalam kerusuhan tersebut. Kemudian 6 rumah dinas polisi turut dibakar massa.

“Kios dan rumah warga terbakar 30, 6 rumah dinas dan 1 mess perwira Polres Yalimo terbakar,” ungkapnya.

Selanjutnya sebanyak 13 unit sepeda motor turut dibakar massa. Bangunan SMAN 1 Yalimo juga mengalami kerusakan.

“1 mobil Satreskrim Polres Yalimo rusak parah dan 1 bangunan sekolah SMA rusak,” tambahnya.

Sementara korban luka-luka akibat kerusuhan itu sebanyak 23 orang. 5 Korban luka merupakan personel TNI dan Polri yang melakukan pengamanan.

“Untuk jumlah korban dapat saya estimasi untuk 5 aparat keamanan menderita luka-luka baik TNI-Polri. Untuk masyarakat sekitar 18 dirawat di rumah sakit,” ungkapnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Sejumlah korban luka dievakuasi ke Wamena dan Jayapura. Para korban dirawat di RSUD Elelim, RSUD Wamena di Jayawijaya dan Rumah Sakit Bhayangkara di Jayapura.

“Sementara ada beberapa yang masih dalam perjalanan evakuasi. Baik menuju Wamena maupun menuju Jayapura,” bebernya.

Situasi itu membuat 178 warga memilih mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Pengungsi tiba di Wamena dengan pengawalan ketat personel kepolisian.

“Jumlah pengungsi tercatat mencapai 178 orang, terdiri dari anak-anak, perempuan, dan laki-laki dewasa. Seluruhnya telah melalui proses pendataan oleh Polres Jayawijaya,” kata Kapolres Jayawijaya AKBP Anak Agung Made Satruya Bimantara kepada wartawan, Rabu (17/9).

Para pengungsi tiba di Wamena dan langsung menuju Mapolres Jayawijaya pada Rabu (17/9). Para pengungsi mendapatkan penanganan medis dan makana dari personel kepolisian.

“Rombongan pengungsi tiba di Wamena dengan pengawalan ketat personel kepolisian. Sesampainya di Mapolres, para pengungsi langsung mendapatkan penanganan medis serta bantuan makan dan minum dari pihak kepolisian,” katanya.

Agung mengatakan setelah dipastikan dalam kondisi stabil, sebagian besar pengungsi dijemput pihak keluarga masing-masing. Sementara beberapa lainnya masih dalam penanganan medis di Klinik Polres Jayawijaya.

“Kami pastikan seluruh pengungsi yang tiba di Wamena dalam keadaan aman. Polres Jayawijaya bersama instansi terkait memberikan penanganan medis, pendataan, dan bantuan logistik,” bebernya.

1. Kronologi Kerusuhan di Yalimo

2. Mediasi di Sekolah Gagal

3. Polisi Dalami Dugaan Rasis

4. 30 Rumah-Kios Hangus Terbakar

5. 23 Korban Luka-luka

6. 178 Warga Mengungsi ke Wamena

Cahyo mengungkapkan sebanyak 30 rumah dan kios hangus terbakar dalam kerusuhan tersebut. Kemudian 6 rumah dinas polisi turut dibakar massa.

“Kios dan rumah warga terbakar 30, 6 rumah dinas dan 1 mess perwira Polres Yalimo terbakar,” ungkapnya.

Selanjutnya sebanyak 13 unit sepeda motor turut dibakar massa. Bangunan SMAN 1 Yalimo juga mengalami kerusakan.

“1 mobil Satreskrim Polres Yalimo rusak parah dan 1 bangunan sekolah SMA rusak,” tambahnya.

Sementara korban luka-luka akibat kerusuhan itu sebanyak 23 orang. 5 Korban luka merupakan personel TNI dan Polri yang melakukan pengamanan.

“Untuk jumlah korban dapat saya estimasi untuk 5 aparat keamanan menderita luka-luka baik TNI-Polri. Untuk masyarakat sekitar 18 dirawat di rumah sakit,” ungkapnya.

Sejumlah korban luka dievakuasi ke Wamena dan Jayapura. Para korban dirawat di RSUD Elelim, RSUD Wamena di Jayawijaya dan Rumah Sakit Bhayangkara di Jayapura.

“Sementara ada beberapa yang masih dalam perjalanan evakuasi. Baik menuju Wamena maupun menuju Jayapura,” bebernya.

4. 30 Rumah-Kios Hangus Terbakar

5. 23 Korban Luka-luka

Situasi itu membuat 178 warga memilih mengungsi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Pengungsi tiba di Wamena dengan pengawalan ketat personel kepolisian.

“Jumlah pengungsi tercatat mencapai 178 orang, terdiri dari anak-anak, perempuan, dan laki-laki dewasa. Seluruhnya telah melalui proses pendataan oleh Polres Jayawijaya,” kata Kapolres Jayawijaya AKBP Anak Agung Made Satruya Bimantara kepada wartawan, Rabu (17/9).

Para pengungsi tiba di Wamena dan langsung menuju Mapolres Jayawijaya pada Rabu (17/9). Para pengungsi mendapatkan penanganan medis dan makana dari personel kepolisian.

“Rombongan pengungsi tiba di Wamena dengan pengawalan ketat personel kepolisian. Sesampainya di Mapolres, para pengungsi langsung mendapatkan penanganan medis serta bantuan makan dan minum dari pihak kepolisian,” katanya.

Agung mengatakan setelah dipastikan dalam kondisi stabil, sebagian besar pengungsi dijemput pihak keluarga masing-masing. Sementara beberapa lainnya masih dalam penanganan medis di Klinik Polres Jayawijaya.

“Kami pastikan seluruh pengungsi yang tiba di Wamena dalam keadaan aman. Polres Jayawijaya bersama instansi terkait memberikan penanganan medis, pendataan, dan bantuan logistik,” bebernya.

6. 178 Warga Mengungsi ke Wamena