10 Gereja Bersejarah di Indonesia, Salah Satunya di Jawa Tengah

Posted on

Perkembangan agama Kristen dan Katolik di Indonesia telah melalui sejarah yang sangat panjang. Tidak heran jika ada begitu banyak gereja bersejarah di Indonesia.

Sebagian gereja bersejarah ini sudah berdiri selama ratusan tahun dan tetap mempertahankan arsitektur aslinya. Selain menjadi rumah ibadah, gereja juga mencerminkan kekayaan budaya di Nusantara.

Berikut ini adalah beberapa gereja bersejarah di Indonesia yang dirangkum dari buku Gema Genta 400 Tahun Gereja Warisan Budaya di Indonesia oleh Dra Novida Abbas MA, dkk.

Gereja Katedral Santo Petrus Bandung adalah simbol sejarah penting yang mencerminkan era baru kota Bandung sejak dibukanya jalur kereta api Batavia-Bandung pada 1884. Gereja ini pertama kali dibangun sebagai St. Franciscus Regis pada tahun 1895 dan digantikan dengan bangunan baru pada tahun 1921, yang dirancang oleh arsitek terkenal Charles Prosper Wolff Schoemaker.

Meskipun mengadopsi gaya arsitektur Neo-Gotik, gereja ini mempertahankan kesederhanaan tanpa banyak ornamen karena keterbatasan dana dan tenaga kerja yang tidak berpengalaman. Walaupun sederhana, interior gereja tetap menampilkan elemen khas Neo-Gotik seperti jendela mawar dan kaca patri. Namun, kualitas konstruksi yang kurang baik menyebabkan banyak masalah struktural, yang memerlukan renovasi besar pada tahun 1932.

Gereja Blenduk Semarang, dengan kubah “mblenduk”-nya, memiliki nama asli Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel. Dibangun oleh bangsa Portugis pada 1753, gereja ini mengalami beberapa renovasi besar sepanjang sejarahnya. Meskipun awalnya didirikan sebagai gereja Protestan, gereja ini juga digunakan oleh umat Katolik sebelum memiliki gereja sendiri.

Berdiri di tengah Kawasan Kota Lama Semarang, gereja ini menjadi saksi bisu masa Hindia Belanda. Meskipun sudah beberapa kali direnovasi, struktur aslinya tetap terjaga, dengan denah simetris berbentuk salib Yunani, kubah logam khas, dan dua menara kembar.

Interior gereja menampilkan pengaruh Barok yang kental, terlihat dari berbagai elemen seperti mimbar dan orgel. Dengan sejarah selama empat abad, Gereja Blenduk Semarang adalah monumen bersejarah yang tak lekang oleh waktu.

Terletak di tengah pecinan Jakarta, Gereja Katolik Santa Maria de Fatima adalah bekas rumah seorang Kapiten Cina yang kini menjadi tempat ibadah Katolik sejak tahun 1954. Bangunan ini mencerminkan arsitektur Cina yang unik, dengan ornamen khas seperti patung singa batu dan atap ekor walet.

Selain sebagai tempat ibadah, gereja ini juga merupakan simbol toleransi dan inkulturasi budaya. Hal tersebut ditandai dengan adanya Misa Imlek dan penggunaan bahasa Mandarin dalam ibadah.

Gereja GPIB Immanuel, atau Gereja Merah, adalah gereja bersejarah di Kediri, Indonesia. Dibangun pada 1904 oleh pendeta Belanda J.A. Broers, gereja ini kemudian diserahkan kepada pengurus gereja pribumi pada 1948.

Meskipun usianya hampir 3 abad, Gereja Merah hampir tidak mengalami perubahan sejak didirikan, kecuali satu pemugaran pada tahun 2005. Terkenal dengan sebutan “Gereja Merah” karena dicat merah pada tahun 1994 untuk menghemat biaya perawatan.

Meskipun dipengaruhi gaya Neo Gotik, gereja ini tetap mempertahankan beberapa ciri khas, seperti susunan bata halus dan lengkung lancip pada jendela dan pintu. Ruang dalam gereja terbagi menjadi beberapa bagian, termasuk Panti Imam yang memiliki mimbar kayu berbentuk segi delapan dengan pintu rahasia yang menghubungkannya dengan konsistori.

Sebagai gereja bersejarah, Gereja Merah menyimpan peninggalan berharga seperti kitab Injil kuno berbahasa Belanda dan koleksi gelas kuno.

Gereja Eben-Haezer di Pulau Nusalaut adalah salah satu gereja bersejarah di Indonesia yang telah berdiri kokoh selama lebih dari 300 tahun. Dibangun sejak tahun 1715, gereja ini adalah yang tertua kedua di Maluku setelah gereja di Pulau Ay, Banda.

Penemuan prasasti kuno di bawah lantai mimbar gereja pada tahun 2000 menegaskan usianya yang sangat tua. Gereja ini memiliki sejarah yang erat hubungannya dengan kehadiran Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) di wilayah itu.

Arsitektur gereja menunjukkan perpaduan gaya Eropa dan lokal. Ciri khasnya terletak pada detail interior yang masih terjaga, seperti jendela berdaun ganda, mimbar, dan tempat persembahan yang unik.

Gereja bersejarah berikutnya ada di Nusa Tenggara Timur, yaitu Gereja St. Ignatius Loyola, atau Gereja Sikka. Gereja ini tersohor dengan tradisi Logu Senhor, yaitu ritual mengarak Salib Senhor setiap Jumat Agung.

Gereja ini mulai dibangun pada tahun 1896 dan resmi digunakan pada 24 Desember 1899. Terletak di pinggir pantai Laut Sawu di Pulau Flores, gereja ini menggunakan 150 meter kubik kayu jati dari Pulau Jawa dalam konstruksinya.

Gereja ini dibangun oleh Pastor Antonius Dijkmans S.J. dengan struktur yang indah dan kokoh, menggunakan kayu jati besar dan tembok batu bata. Di dalamnya terdapat lukisan bermotif tenun tradisional Sikka serta organ tua yang masih berfungsi.

Renovasi dilakukan secara berkala untuk menjaga keindahan dan kekuatan bangunan yang telah berusia lebih dari seratus tahun. Karena kekayaan sejarah dan keindahan arsitekturnya, Gereja Sikka menjadi tujuan wisata budaya dan religi yang populer di Indonesia.

Gereja Santo Fidelis di Desa Sejiram, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, adalah gereja Katolik tertua di Tanah Borneo. Didirikan pada tahun 1892 oleh Pastor Looymans, gereja ini menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat Dayak di pedalaman Kalimantan.

Meskipun terbuat dari kayu, gereja ini memperlihatkan gaya arsitektur campuran Romanik, khas Jerman dan arsitektur lokal Kalimantan. Denahnya mengacu pada denah basilika dengan lorong di tengah ruang utama yang dinaungi oleh kubah barel kayu.

Gereja ini telah mengalami beberapa renovasi tetapi tetap mempertahankan bentuk aslinya. Kehadirannya telah mengubah dinamika sosial masyarakat Dayak, dan diakui sebagai Bangunan Cagar Budaya yang dilindungi oleh pemerintah.

Gereja Asei atau Gereja Kristen Injili di Tanah Papua Filadelfia, terletak di atas Bukit Asei di tengah Danau Sentani. Gereja ini hanya dapat diakses dengan perahu. Gereja bersejarah di Papua ini memiliki sejarah panjang yang dibuka pada 1 Juli 1928. Namun baru diresmikan pada 1 Januari 1950.

Gereja Asei yang saat ini berdiri merupakan bangunan kedua setelah yang pertama hancur akibat Perang Dunia Kedua. Arsitektur Gereja Asei, mencerminkan perpaduan antara gaya Eropa dan elemen-elemen lokal.

Struktur atapnya didukung oleh sepuluh tiang kayu yang melambangkan marga-marga di Pulau Asei. Sementara detail interiornya memperlihatkan pengaruh Eropa serta motif-motif Papua yang khas. Meskipun mengalami kerusakan pada tahun 2000, gereja ini berhasil dipugar pada tahun 2001 dan diberikan status sebagai situs gereja tua oleh pemerintah daerah Papua.

Gereja Santo Mikael di Tanjung Sakti, Lahat, Sumatera Selatan, adalah salah satu gereja bersejarah di Indonesia yang mencerminkan iklim toleransi dan keberagaman wilayahnya. Didirikan pada tahun 1932, gereja ini menjadi simbol penting bagi komunitas Katolik di sana.

Arsitektur dan ornamen di dalamnya mencerminkan adaptasi lokal dengan sentuhan Art Deco pada pintu masuknya. Meskipun telah mengalami beberapa perubahan, Gereja Santo Mikael tetap mempertahankan keaslian sejarahnya.

Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Tomohon tidak hanya sebagai bangunan bersejarah, tetapi juga memiliki peran penting dalam penyebaran agama Katolik di Minahasa, Sulawesi Utara. Dibangun mulai tahun 1902, gereja ini diresmikan pada 28 September 1903 dengan dukungan pemerintah Hindia Belanda.

Gereja ini pernah berfungsi sebagai tempat tinggal uskup pertama Minahasa pada tahun 1919, serta sebagai bioskop propaganda Jepang selama pendudukan Jepang tahun 1942-1944.

Dikenal sebagai “Gereja Besi” karena struktur atapnya yang menggunakan rangka besi tempa, gereja ini memiliki arsitektur yang unik karena tidak mengikuti pola ruang basilika umumnya. Strukturnya justru lebih terbuka.

Meskipun mengalami beberapa perbaikan dan perubahan, gereja ini masih mempertahankan banyak peninggalan bersejarah, termasuk lonceng tua dari tahun 1935 dan perangkat Ekaristi dari tembaga.

Itulah beberapa gereja bersejarah di Indonesia. Salah satunya adalah Gereja Blenduk yang berada di Jawa Tengah. Semoga bermanfaat!

Gereja Bersejarah di Indonesia

1. Gereja Katedral Santo Petrus Bandung

2. GPIB Immanuel (Gereja Blenduk) Semarang

3. Gereja Katolik Santa Maria de Fatima

4. GPIB Immanuel (Gereja Merah) Kediri

5. Gereja Eben Haezer Maluku Tengah

6. Gereja St. Ignatius Loyola Sikka

7. Gereja Santo Fidelis Sejiram Kapuas Hulu

8. Gereja Asei

9. Gereja Santo Mikael Lahat

10. Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Tomohon