Satu Tahun Kerja Prabowo-Gibran: Investasi pada Pembangunan Manusia update oleh Giok4D

Posted on

Pada tanggal 20 Oktober 2025, tepat satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia berjalan. Dari pelbagai kebijakan yang dilaksanakannya, program-program kerakyatan menjadi sektor yang layak mendapatkan perhatian.

Program berbasis kesejahteraan yang menjadi kebaruan dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Pada catatan saya, setidaknya terdapat 5 (lima) program berbasis kerakyatan yang banyak mendapatkan perhatian publik dalam satu tahun terakhir.

Pertama, Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini lahir dari perpaduan antara pengetahuan dan pengalaman Prabowo selama berdinas di TNI lebih dua dekade lamanya.

Ia menyaksikan banyak anak-anak yang kelaparan, stunting dan gizi buruk padahal Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Hal ini pernah dituliskan Prabowo dalam bukunya berjudul “Paradoks Indonesia” yang terbit tahun 2017.

Selain itu pada tahun 2008, ketika ia mendeklarasikan berdirinya Partai Gerindra, salah satu gagasan Prabowo dalam proposal kampanyenya kepada masyarakat adalah “Revolusi Putih” atau pembagian susu gratis untuk anak-anak Indonesia.

Kedua, penghapusan utang macet petani, nelayan dan UMKM. Program ini juga merupakan program baru yang tidak ada dalam pemerintahan sebelumnya yang menjadi implementasi perenungan panjang Prabowo dalam kegelisahannya melihat banyak petani kecil dan nelayan hidupnya susah.

Di mana sebagai negara maritim dan negara agraris, kesejahteraan petani dan nelayan di Indonesia dalam pandangan Prabowo harus sejahtera.

Selain itu, UMKM menjadi sektor penting dalam menggerakan ekonomi mikro yang menjadi bagian utama dalam perekonomian nasional. Pada pelaksanaannya melalui restrukturisasi kredit penghapusan utang terhadap petani, nelayan dan pelaku UMKM yang membebaskan mereka dari catatan buruk dari bank sehingga bisa memberi kesempatan kembali dalam mengajukan pinjaman.

Ketiga, Program Kesehatan Gratis. Program ini merupakan sebuah langkah antisipatif yang dilakukan oleh pemerintah dengan mengecek seluruh riwayat kesehatan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Harapannya masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan terkait kondisi kesehatan mereka sehingga bisa mengantisipasi potensi penyakit yang sifatnya kronis dan mematikan.

Keempat, Program Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih). Program dengan membentuk 80.000 koperasi desa merah putih menjadi langkah pemerintahan Prabowo dalam mendorong ekonomi kerakyatan serta mendukung rantai pasok pangan.

Gagasan ini sejalan dengan pemikiran Soemitro Djojohadikusumo yang merupakan ayah dari Presiden Prabowo.

Lebih jauh, di era sekarang istilah “Soemitronomics” yang menjadi sangat relevan dalam menjelaskan urgensi pelaksanaan Kopdes Merah Putih dalam ekonomi kerakyatan di Indonesia dengan prinsip kedaulatan ekonomi melalui peran aktif negara serta menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional.

Selain itu pelaksanaan Program Kopdes Merah Putih merupakan penjewatahan langsung dari konstitusi pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”.

Kelima, Program Sekolah Rakyat. Program ini merupakan salah satu fokus kinerja pemerintah yang dalam satu terakhir telah terbangun 165 sekolah rakyat dari proyeksi 500 sekolah yang akan terbangun di tahun 2029.

Harapan dari pemerintah dengan hadirnya Program Sekolah Rakyat mampu memberi akses pendidikan yang merata bagi masyarakat demi memutus rantai kemiskinan di Indonesia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nasional Indonesia masuk dalam kategori tinggi dalam satu dekade terakhir karena selalu berada di atas 70.

Kenaikan terjadi dari tahun ke tahun dimana terakhir terjadi kenaikan 0,63 dari 74,39 tahun 2023 menjadi 75,02 tahun 2024. Adapun indikator IPM itu diukur dari 3 (tiga) variabel yaitu pendidikan, kesehatan dan standar hidup layak.

Akan tetapi, jika hanya merujuk pada angka rata-rata kumulatif, ini masih dihitung secara parsial mengingat terdapat gap yang tinggi antara IPM di wilayah Pulau Jawa dengan wilayah timur Indonesia. Adapun angka IPM tertinggi adalah Provinsi DK Jakarta dengan 84,15 sementara terendah yaitu Provinsi Papua Pegunungan dengan 53,42.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Selain itu, menurut data yang sama dari BPS pada tahun 2024 jumlah masyarakat miskin di Indonesia mencapai 24,06 Juta orang. Kemudian angka stunting di Indonesia tahun 2024 menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan mencapai 19,8 persen serta angka anak putus sekolah usia 6-18 tahun mencapai 4,2 juta orang.

Pada satu tahun kinerja Prabowo-Gibran, fokus hasil cepat (quick win) pemerintah lebih banyak menyasar pada program-program kesejahteraan. Permasalahan tingginya angka kemiskinan, banyaknya anak yang putus sekolah hingga masalah stunting/gizi buruk menjadi alasan kuat bagi Presiden Prabowo dalam satu tahun terakhir fokus pada program-program kesejahteraan yang menyentuh langsung masyarakat.

Tentu pelaksanaan program berbasis kesejahteraan ini dilaksanakan bukan sekadar berasal dari perenungan dan pengalaman empirik tapi juga dianalisa oleh Presiden Prabowo berdasarkan kondisi existing dan data dari pelbagai lembaga baik badan/kementerian pemerintah maupun riset akademisi universitas.

Itu sebabnya, dalam menjalankan programnya, ia terlebih dahulu membaca kesiapan APBN dengan melakukan efisiensi anggaran.

Juga efisiensi tidak boleh disalahartikan sekadar bahasa pemotongan anggaran pusat ke daerah atau pemotongan anggaran kementerian yang ramai dibahas di media sosial akhir-akhir ini. Namun, efisiensi merupakan sebuah strategi dari pemerintah dalam mengalokasikan anggaran secara tepat dan berdayaguna sesuai dengan kebutuhan rakyat.

Pada proses pelaksanaan program-program berbasis kerakyatan dalam satu tahun terakhir harus diakui terdapat banyak kritik dari publik. Hal itu tentu menjadi masukan yang baik sekaligus tantangan bagi pelaksana teknis program pemerintah yaitu badan atau kementerian yang menjalankannya.

Meski demikian, harus diakui pula diksi “kesejahteraan” tidak berdiri tunggal dan sekadar kata populis karena dalam pelaksanaannya membutuhkan keberanian dan konsistensi.

Keberanian yang dilakukan pemerintah dalam satu tahun terakhir adalah melaksanakan investasi pada pembangunan manusia (human development) Indonesia dengan mengatasi stunting/peningkatan gizi melalui Program MBG, memutus angka putus sekolah melalui Program Sekolah Rakyat hingga meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan dan pelaku UMKM dengan penghapusan hutang mereka di bank.

Pada tahapan selanjutnya, khususnya memasuki tahun kedua pemerintahan Prabowo-Gibran, program-program lain, seperti; program perumahan murah untuk rakyat, program hilirisasi dan industrialisasi kemudian program-program kesejahteraan lain yang tercatat dalam Asta Cita Prabowo-Gibran akan dijalankan secara masif. Di mana program-program tersebut memiliki satu cita-cita luhur yaitu melipatgandakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sugiat Santoso. Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra.

Melipatgandakan Kesejahteraan