Sejumlah peristiwa di Bali menjadi sorotan pembaca infoBali dalam sepekan terakhir. Salah satunya terkait pernyataan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid yang meminta warga Bali bertransmigrasi ke luar Pulau Dewata untuk mengurus lahan pertanian.
Berikutnya, ada pula penangkapan sindikat pencuri kartu kredit yang melibatkan warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) di wilayah Ubud, Gianyar, Bali. Salah satu korban mereka adalah suami aktris Korea Selatan (Korsel) Jeon Hye Bin yang uangnya terkuras hingga ratusan juta rupiah.
Kabar terpopuler berikutnya adalah terkait polemik pendirian bangunan usaha di kawasan subak Jatiluwih, Tabanan. Para petani setempat pun melakukan aksi protes memasang seng dan membentangkan plastik hitam di area persawahan tersebut.
Selanjutnya, Polres Badung membongkar produksi video pornografi yang melibatkan artis porno asal Inggris, Tia Emma Billinger alias Bonnie Blue. Polisi menggerebek sebuah studio yang diduga dijadikan tempat memproduksi video porno di Mengwi, Badung.
Simak ulasan selengkapnya dalam rubrik Bali Sepekan berikut ini.
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid meminta warga Bali untuk bertransmigrasi ke luar Pulau Dewata dan mengurus lahan pertanian. Nusron menyebut program transmigrasi menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
Pernyataan itu disampaikan Nusron dalam sambutannya saat Rapat Koordinasi Akhir Gugus Tugas Reforma Agraria di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, 26 November lalu. Pertemuan itu diikuti kepala daerah se-Bali, termasuk Gubernur Bali Wayan Koster.
“Jadi Pak Gubernur, kita siap-siap. Pak Gubernur, warga Bali harus ada yang disiapkan untuk transmigrasi lagi untuk mengelola lahan yang di luar Bali,” kata Nusron.
Nusron lantas menyebutkan beberapa lahan pertanian di luar Bali yang perlu dikelola seperti Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, hingga Papua. Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto ingin membangkitkan program transmigrasi.
Pemerintah, Nusron berujar, menargetkan daerah-daerah tersebut dapat menyediakan 3 juta hektare dalam lima tahun ke depan. Ia mengeklaim program transmigrasi itu selaras dengan program reforma agraria.
Gubernur Bali Wayan Koster lantas merespons pernyataan Nusron Wahid yang meminta warga Bali pindah alias bertransmigrasi ke luar pulau. Koster pun mempersilakan warga Bali yang ingin bertransmigrasi dan bekerja di sektor pertanian di luar Bali.
“Ini maksudnya (penduduk) Bali kan sudah kelihatan padat. Di daerah lain ada lahan yang luas,” kata Koster saat ditemui seusai menghadiri rapat paripurna DPRD Bali di Kantor Gubernur Bali, Senin (1/12/2025).
Menurut Koster, banyak warga yang mengikuti program perpindahan penduduk dari wilayah padat ke daerah yang kurang padat itu di masa lalu. “Dulu kan ada transmigrasi, dibuka ruang bagi yang mau transmigrasi ada kesempatan memanfaatkan lahan yang ada di sana,” imbuhnya.
Sementara itu, Sosiolog Universitas Udayana (Unud) Gede Karmajaya mengkritik usulan Nusron Wahid agar warga Bali bertransmigrasi. Kamajaya menilai usulan itu tidak relevan di saat aset-aset Pulau Dewata dikuasai pemodal.
“Ketimbang menyarankan masyarakat Bali bertransmigrasi di tengah penguasaan modal atas aset tanah di Bali, kenapa solusinya bukan penguatan ekonomi lokal? Kalau masalahnya ketimpangan atas akses sumber daya, harusnya regulasinya berkutat di isu ini, bukan memindahkan warga,” ujar Kamajaya, Rabu (3/12/25).
Karmajaya menyampaikan tiga catatan kritis yang memungkinkan potensi kegagalan program transmigrasi. Pertama, ketidaklayakan infrastruktur dan lahan yang akan digarap sebagai lahan pertanian.
Kedua, tidak semua warga Bali memiliki kemampuan bertani sesuai karakter lahan baru. Ketiga, potensi konflik sosial dapat terjadi akibat tumpang tindih persoalan agraria atau gesekan dengan masyarakat setempat.
“Padahal yang dikehendaki adalah penguatan ekonomi lokal, keseimbangan akses sumber daya, dan regulasi yang pasti atas perkembangan pariwisata, khususnya soal isu agraria dan alih fungsi lahan,” ujar Kamajaya.
Kepolisian Resor (Polres) Gianyar membongkar sindikat pencurian kartu kredit yang beraksi di wilayah Ubud, Gianyar, Bali. Sindikat jaringan internasional ini melibatkan 10 pelaku yang terdiri dari empat warga negara Indonesia (WNI) dan enam warga negara asing (WNA).
Kapolres Gianyar AKBP Chandra C Kesuma mengungkapkan kolaborasi jahat WNI dan WNA itu menyasar turis asing di kawasan wisata Ubud. Mereka menguras uang korban mencapai ratusan juta rupiah. Salah satu korban pencurian kartu kredit itu adalah suami aktris Korea Selatan (Korsel) Jeon Hye Bin.
“Betul, suami dari artis Korea yang menjadi salah satu korban. Total ada lima WNA Korea dan China menjadi korban. Tempat kejadian perkara (TKP) berada di sekitar Puri Ubud dan toko perbelanjaan di Pasar Tematik Ubud,” ujar Candra saat konferensi pers, Selasa (2/12/2025).
Empat WNI yang terlibat sindikat pencurian itu berinisial PT, IKPS, HL, dan JW. Ada pula dua warga negara (WN) China berinisial JWW dan TW HUA; serta empat WN Mongolia inisial MK, SA, SD, dan GZ.
Chandra mengungkapkan kesepuluh tersangka memiliki peran berbeda-beda dalam aksi kejahatan tersebut. Adapun, empat WNI menjadi pihak yang menyediakan mesin electronic data capture (EDC).
Kemudian, empat WN Mongolia bertugas sebagai eksekutor di lapangan. Mereka mengalihkan perhatian dan mengambil barang korban. Sementara itu, dua WN China disebut memiliki andil paling besar sebagai perekrut seluruh tersangka.
“Mereka menargetkan korban yang memakai tas selempang atau yang di belakang. Tas dibuka, diambil dompetnya. Kemudian, kartu kredit digesek di mesin EDC untuk dikirim ke rekening luar negeri. Terdeteksi terkirim ke Uganda. Ada juga yang dikirim ke Indonesia,” terang Candra.
Chandra menuturkan para tersangka berhasil ditangkap di wilayah Ubud, Gianyar, dan Denpasar. Sebelum penangkapan itu, empat WN Mongolia berencana melarikan diri ke Malaysia. Mereka bahkan sudah memesan tiket.
Menurut Chandra, total kerugian yang ditimbulkan oleh sindikat tersebut mencapai ratusan juta rupiah. Para tersangka dijerat Pasal 363 KUHP subsider Pasal 362 KUHP juncto Pasal 53 KUHP juncto Pasal 56 KUHP atau Pasal 480 KUHP. Mereka terancam maksimal tujuh tahun penjara.
“Saya mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk menyimpan barang berharganya. Kalau bisa dompet maupun passport berada di depan badan sehingga pelaku-pelaku pencurian ini mengurungkan niat atau tidak bisa mengambil barangnya,” pungkas Candra.
Sebelumnya, aktris Korea Selatan, Jeon Hye Bin, mengalami kejadian tidak mengenakkan saat berlibur bersama keluarganya di Ubud pada awal Oktober lalu. Dompet milik suaminya, Yoo Jaehyun, raib dan saldonya terkuras mencapai ratusan juta rupiah.
Jeon Hye Bin sempat membagikan pengalaman tak mengenakkan tersebut melalui unggahan Instagram. Aktris yang mengawali debut sebagai girlband LUV pada 2002 itu mengingatkan pengikutnya untuk lebih berhati-hati saat berlibur di Ubud.
Suami Jeon Hye Bin baru menyadari kartu kreditnya hilang ketika hendak membayar di sebuah toko di Ubud. Dompet itu berisi kartu visa, kartu kredit, kartu identitas, hingga uang tunai sekitar 200 dollar.
Keluarga Jeon Hye Bin mengalami kerugian kurang mencapai 8.000 dollar atau setara dengan Rp 132,7 juta. Setelah mengetahui uangnya terkuras, Yoo Jaehyun lantas memblokir kedua kartu tersebut dan melaporkan kasus itu ke polisi.
Polemik pemanfaatan lahan persawahan di Jatiluwih, Tabanan, semakin memanas. Kisruh bermula saat Panitia Khusus (Pansus) Tata Ruang dan Alih Fungsi Lahan (TRAP) DPRD Bali menemukan pelanggaran tata ruang saat sidak di kawasan yang diakui sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO itu.
Sidak ini memicu polemik setelah mereka menemukan 13 bangunan diduga melanggar aturan LP2B dan LSD. Gubuk-gubuk di sepanjang jalur trekking itu awalnya dipakai petani untuk menyimpan hasil panen dan alat pertanian. Namun, Pansus mendapati sejumlah gubuk berubah fungsi menjadi tempat berjualan sehingga dianggap menyalahi aturan tata ruang.
Ketua Pansus TRAP, Made Suparta, meminta Pemkab Tabanan serta pengelola DTW Jatiluwih menindak tegas pelanggaran tersebut. Pansus juga mendorong agar gubuk diseragamkan demi menjaga lanskap sawah.
“Sekarang penutupan dulu sementara, dan ke depan harus dibongkar,” tegas Supartha saat ditemui di sela-sela sidak di DTW Jatiluwih, Selasa (2/12/2025).
Para petani pun memprotes penutupan belasan tempat usaha di Jatiluwih tersebut. Mereka memasang seng dan membentangkan plastik hitam sehingga mengalangi pemandangan persawahan Jatiluwih yang menjadi daya tarik wisatawan.
Pemilik Warung Wayan Jatiluwih, I Wayan Subadra, menegaskan aksi ini bukan semata bentuk protes, tetapi juga upaya mendorong pemerintah agar segera duduk bersama warga membahas polemik tersebut. Subadra mengatakan para petani dan warga Jatiluwih sangat berharap bisa bertemu pemerintah dan mencari solusi terbaik terkait pemanfaatan lahan di kawasan pertanian itu.
“Kami ingin ada aturan baru agar persoalan seperti ini tidak terulang,” ujar Subadra, Jumat (5/12/2025).
Belakangan, aksi pemasangan seng oleh petani dan warga tersebut mulai berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Jatiluwih. Sejumlah travel agent membatalkan kunjungannya ke objek wisata dengan panorama sawah terasering tersebut.
“Hari ini sudah lebih dari 10 travel agent membatalkan kunjungan ke Jatiluwih. Mereka mempertimbangkan faktor keselamatan,” Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna alias Jhon, Jumat (5/12/2025).
Terkait kondisi tersebut, Jhon menyatakan akan menyurati Badan Pengelola DTW Jatiluwih untuk meminta solusi. Ia menegaskan bahwa pemasangan seng bukan kewenangan manajemen operasional.
Polres Badung membongkar produksi video pornografi yang melibatkan artis porno asal Inggris, Tia Emma Billinger alias Bonnie Blue. Polisi menggerebek sebuah studio yang diduga dijadikan tempat memproduksi video porno di Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Badung.
Polisi pun telah memeriksa Bonnie Blue atas dugaan produksi dan penyebaran konten asusila tersebut pada Kamis (4/12/2025). “Diduga tempat tersebut digunakan oleh terduga pelaku untuk memproduksi video asusila,” ungkap Kapolres Badung AKBP M Arif Batubara, Jumat (5/12/2025).
Sebanyak 18 WNA diamankan dalam kasus Bonnie Blue. Polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk beberapa kamera yang digunakan untuk merekam aktivitas produksi video, alat kontrasepsi, hingga mobil pikap biru bertuliskan “Bonnie Blue’s BangBus”.
“Polisi juga menemukan beberapa kamera yang digunakan untuk merekam aksi mereka dan beberapa alat kontrasepsi,” ujar Arif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap keempat terduga dan para saksi, 14 WN Australia yang berada di dalam studio tersebut mengaku tidak mengenal keempat terduga pelaku. Saat ini, penyidik masih mendalami peran masing-masing pihak guna kepentingan proses hukum lebih lanjut.
1. Nusron Wahid Minta Warga Bali Pindah ke Luar Pulau
2. Polisi Tangkap Sindikat Pencuri Kartu Kredit Suami Aktris Korea di Ubud
3. Polemik Bangunan Usaha di Subak Jatiluwih
4. Polisi Bongkar Produksi Video Porno Bonnie Blue
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid meminta warga Bali untuk bertransmigrasi ke luar Pulau Dewata dan mengurus lahan pertanian. Nusron menyebut program transmigrasi menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
Pernyataan itu disampaikan Nusron dalam sambutannya saat Rapat Koordinasi Akhir Gugus Tugas Reforma Agraria di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, 26 November lalu. Pertemuan itu diikuti kepala daerah se-Bali, termasuk Gubernur Bali Wayan Koster.
“Jadi Pak Gubernur, kita siap-siap. Pak Gubernur, warga Bali harus ada yang disiapkan untuk transmigrasi lagi untuk mengelola lahan yang di luar Bali,” kata Nusron.
Nusron lantas menyebutkan beberapa lahan pertanian di luar Bali yang perlu dikelola seperti Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, hingga Papua. Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto ingin membangkitkan program transmigrasi.
Pemerintah, Nusron berujar, menargetkan daerah-daerah tersebut dapat menyediakan 3 juta hektare dalam lima tahun ke depan. Ia mengeklaim program transmigrasi itu selaras dengan program reforma agraria.
Gubernur Bali Wayan Koster lantas merespons pernyataan Nusron Wahid yang meminta warga Bali pindah alias bertransmigrasi ke luar pulau. Koster pun mempersilakan warga Bali yang ingin bertransmigrasi dan bekerja di sektor pertanian di luar Bali.
“Ini maksudnya (penduduk) Bali kan sudah kelihatan padat. Di daerah lain ada lahan yang luas,” kata Koster saat ditemui seusai menghadiri rapat paripurna DPRD Bali di Kantor Gubernur Bali, Senin (1/12/2025).
Menurut Koster, banyak warga yang mengikuti program perpindahan penduduk dari wilayah padat ke daerah yang kurang padat itu di masa lalu. “Dulu kan ada transmigrasi, dibuka ruang bagi yang mau transmigrasi ada kesempatan memanfaatkan lahan yang ada di sana,” imbuhnya.
Sementara itu, Sosiolog Universitas Udayana (Unud) Gede Karmajaya mengkritik usulan Nusron Wahid agar warga Bali bertransmigrasi. Kamajaya menilai usulan itu tidak relevan di saat aset-aset Pulau Dewata dikuasai pemodal.
“Ketimbang menyarankan masyarakat Bali bertransmigrasi di tengah penguasaan modal atas aset tanah di Bali, kenapa solusinya bukan penguatan ekonomi lokal? Kalau masalahnya ketimpangan atas akses sumber daya, harusnya regulasinya berkutat di isu ini, bukan memindahkan warga,” ujar Kamajaya, Rabu (3/12/25).
Karmajaya menyampaikan tiga catatan kritis yang memungkinkan potensi kegagalan program transmigrasi. Pertama, ketidaklayakan infrastruktur dan lahan yang akan digarap sebagai lahan pertanian.
Kedua, tidak semua warga Bali memiliki kemampuan bertani sesuai karakter lahan baru. Ketiga, potensi konflik sosial dapat terjadi akibat tumpang tindih persoalan agraria atau gesekan dengan masyarakat setempat.
“Padahal yang dikehendaki adalah penguatan ekonomi lokal, keseimbangan akses sumber daya, dan regulasi yang pasti atas perkembangan pariwisata, khususnya soal isu agraria dan alih fungsi lahan,” ujar Kamajaya.
1. Nusron Wahid Minta Warga Bali Pindah ke Luar Pulau
Kepolisian Resor (Polres) Gianyar membongkar sindikat pencurian kartu kredit yang beraksi di wilayah Ubud, Gianyar, Bali. Sindikat jaringan internasional ini melibatkan 10 pelaku yang terdiri dari empat warga negara Indonesia (WNI) dan enam warga negara asing (WNA).
Kapolres Gianyar AKBP Chandra C Kesuma mengungkapkan kolaborasi jahat WNI dan WNA itu menyasar turis asing di kawasan wisata Ubud. Mereka menguras uang korban mencapai ratusan juta rupiah. Salah satu korban pencurian kartu kredit itu adalah suami aktris Korea Selatan (Korsel) Jeon Hye Bin.
“Betul, suami dari artis Korea yang menjadi salah satu korban. Total ada lima WNA Korea dan China menjadi korban. Tempat kejadian perkara (TKP) berada di sekitar Puri Ubud dan toko perbelanjaan di Pasar Tematik Ubud,” ujar Candra saat konferensi pers, Selasa (2/12/2025).
Empat WNI yang terlibat sindikat pencurian itu berinisial PT, IKPS, HL, dan JW. Ada pula dua warga negara (WN) China berinisial JWW dan TW HUA; serta empat WN Mongolia inisial MK, SA, SD, dan GZ.
Chandra mengungkapkan kesepuluh tersangka memiliki peran berbeda-beda dalam aksi kejahatan tersebut. Adapun, empat WNI menjadi pihak yang menyediakan mesin electronic data capture (EDC).
Kemudian, empat WN Mongolia bertugas sebagai eksekutor di lapangan. Mereka mengalihkan perhatian dan mengambil barang korban. Sementara itu, dua WN China disebut memiliki andil paling besar sebagai perekrut seluruh tersangka.
“Mereka menargetkan korban yang memakai tas selempang atau yang di belakang. Tas dibuka, diambil dompetnya. Kemudian, kartu kredit digesek di mesin EDC untuk dikirim ke rekening luar negeri. Terdeteksi terkirim ke Uganda. Ada juga yang dikirim ke Indonesia,” terang Candra.
Chandra menuturkan para tersangka berhasil ditangkap di wilayah Ubud, Gianyar, dan Denpasar. Sebelum penangkapan itu, empat WN Mongolia berencana melarikan diri ke Malaysia. Mereka bahkan sudah memesan tiket.
Menurut Chandra, total kerugian yang ditimbulkan oleh sindikat tersebut mencapai ratusan juta rupiah. Para tersangka dijerat Pasal 363 KUHP subsider Pasal 362 KUHP juncto Pasal 53 KUHP juncto Pasal 56 KUHP atau Pasal 480 KUHP. Mereka terancam maksimal tujuh tahun penjara.
“Saya mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk menyimpan barang berharganya. Kalau bisa dompet maupun passport berada di depan badan sehingga pelaku-pelaku pencurian ini mengurungkan niat atau tidak bisa mengambil barangnya,” pungkas Candra.
Sebelumnya, aktris Korea Selatan, Jeon Hye Bin, mengalami kejadian tidak mengenakkan saat berlibur bersama keluarganya di Ubud pada awal Oktober lalu. Dompet milik suaminya, Yoo Jaehyun, raib dan saldonya terkuras mencapai ratusan juta rupiah.
Jeon Hye Bin sempat membagikan pengalaman tak mengenakkan tersebut melalui unggahan Instagram. Aktris yang mengawali debut sebagai girlband LUV pada 2002 itu mengingatkan pengikutnya untuk lebih berhati-hati saat berlibur di Ubud.
Suami Jeon Hye Bin baru menyadari kartu kreditnya hilang ketika hendak membayar di sebuah toko di Ubud. Dompet itu berisi kartu visa, kartu kredit, kartu identitas, hingga uang tunai sekitar 200 dollar.
Keluarga Jeon Hye Bin mengalami kerugian kurang mencapai 8.000 dollar atau setara dengan Rp 132,7 juta. Setelah mengetahui uangnya terkuras, Yoo Jaehyun lantas memblokir kedua kartu tersebut dan melaporkan kasus itu ke polisi.
2. Polisi Tangkap Sindikat Pencuri Kartu Kredit Suami Aktris Korea di Ubud
Polemik pemanfaatan lahan persawahan di Jatiluwih, Tabanan, semakin memanas. Kisruh bermula saat Panitia Khusus (Pansus) Tata Ruang dan Alih Fungsi Lahan (TRAP) DPRD Bali menemukan pelanggaran tata ruang saat sidak di kawasan yang diakui sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO itu.
Sidak ini memicu polemik setelah mereka menemukan 13 bangunan diduga melanggar aturan LP2B dan LSD. Gubuk-gubuk di sepanjang jalur trekking itu awalnya dipakai petani untuk menyimpan hasil panen dan alat pertanian. Namun, Pansus mendapati sejumlah gubuk berubah fungsi menjadi tempat berjualan sehingga dianggap menyalahi aturan tata ruang.
Ketua Pansus TRAP, Made Suparta, meminta Pemkab Tabanan serta pengelola DTW Jatiluwih menindak tegas pelanggaran tersebut. Pansus juga mendorong agar gubuk diseragamkan demi menjaga lanskap sawah.
“Sekarang penutupan dulu sementara, dan ke depan harus dibongkar,” tegas Supartha saat ditemui di sela-sela sidak di DTW Jatiluwih, Selasa (2/12/2025).
Para petani pun memprotes penutupan belasan tempat usaha di Jatiluwih tersebut. Mereka memasang seng dan membentangkan plastik hitam sehingga mengalangi pemandangan persawahan Jatiluwih yang menjadi daya tarik wisatawan.
Pemilik Warung Wayan Jatiluwih, I Wayan Subadra, menegaskan aksi ini bukan semata bentuk protes, tetapi juga upaya mendorong pemerintah agar segera duduk bersama warga membahas polemik tersebut. Subadra mengatakan para petani dan warga Jatiluwih sangat berharap bisa bertemu pemerintah dan mencari solusi terbaik terkait pemanfaatan lahan di kawasan pertanian itu.
“Kami ingin ada aturan baru agar persoalan seperti ini tidak terulang,” ujar Subadra, Jumat (5/12/2025).
Belakangan, aksi pemasangan seng oleh petani dan warga tersebut mulai berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Jatiluwih. Sejumlah travel agent membatalkan kunjungannya ke objek wisata dengan panorama sawah terasering tersebut.
“Hari ini sudah lebih dari 10 travel agent membatalkan kunjungan ke Jatiluwih. Mereka mempertimbangkan faktor keselamatan,” Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna alias Jhon, Jumat (5/12/2025).
Terkait kondisi tersebut, Jhon menyatakan akan menyurati Badan Pengelola DTW Jatiluwih untuk meminta solusi. Ia menegaskan bahwa pemasangan seng bukan kewenangan manajemen operasional.
3. Polemik Bangunan Usaha di Subak Jatiluwih
Polres Badung membongkar produksi video pornografi yang melibatkan artis porno asal Inggris, Tia Emma Billinger alias Bonnie Blue. Polisi menggerebek sebuah studio yang diduga dijadikan tempat memproduksi video porno di Desa Pererenan, Kecamatan Mengwi, Badung.
Polisi pun telah memeriksa Bonnie Blue atas dugaan produksi dan penyebaran konten asusila tersebut pada Kamis (4/12/2025). “Diduga tempat tersebut digunakan oleh terduga pelaku untuk memproduksi video asusila,” ungkap Kapolres Badung AKBP M Arif Batubara, Jumat (5/12/2025).
Sebanyak 18 WNA diamankan dalam kasus Bonnie Blue. Polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk beberapa kamera yang digunakan untuk merekam aktivitas produksi video, alat kontrasepsi, hingga mobil pikap biru bertuliskan “Bonnie Blue’s BangBus”.
“Polisi juga menemukan beberapa kamera yang digunakan untuk merekam aksi mereka dan beberapa alat kontrasepsi,” ujar Arif.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap keempat terduga dan para saksi, 14 WN Australia yang berada di dalam studio tersebut mengaku tidak mengenal keempat terduga pelaku. Saat ini, penyidik masih mendalami peran masing-masing pihak guna kepentingan proses hukum lebih lanjut.
