Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan bersama sejumlah Gubernur dan Bupati dari Sumatera Utara, Papua dan Maluku Utara mengunjungi Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) dan Food Estate di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Dalan kunjungan ini, mantan Menko Marves tersebut ingin menunjukkan proses budidaya dan pengembangan tanaman herbal dari seluruh Indonesia guna menghasilkan bibit unggul pertanian dalam upaya ketahanan pangan nasional.
“Di antara udara sejuk dan hamparan hijau di tanah Batak ini, kami berbagi semangat yang sama: membangun negeri dari akar yang terdalam,” terang Luhut dalam salah satu unggahan di akun Instagram resminya (@luhut.pandjaitab), Rabu (16/4/2025).
Menurutnya pengetahuan terkait budidaya dan pengembangan herbal ini menjadi sangat penting bagi para pemimpin daerah mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan biodiversitas atau kekayaan nabati terbesar di dunia. Tapi kekayaan ini tidak berarti jika tidak bisa dikelola dengan tepat.
“Papua dan Maluku memiliki potensi luar biasa untuk riset pertanian dan herbal. Bukan hanya karena tanahnya yang subur, tapi juga karena kekayaan genetiknya yang unik. Itulah semangat yang kami bawa ke TSTH2. Lebih dari 460 spesies dari 514 kabupaten telah kami kumpulkan untuk diteliti dan dikembangkan,” terangnya.
Meski begitu, Luhut berpendapat riset saja tidak cukup untuk bisa mewujudkan cita-cita kemandirian pangan. Dibutuhkan dukungan regulasi yang tepat agar produksi bibit lokal bisa berkembang dengan cepat dan merata.
“Itulah sebabnya kami mendorong adanya sinergi antara pusat riset seperti TSTH2 dan kebijakan pemerintah. Pendekatan top-down yang kami sampaikan langsung kepada Presiden Prabowo diharapkan dapat mempercepat lahirnya kebijakan yang mendukung pengurangan ketergantungan impor dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” jelas Luhut.
“Saya percaya, kalau ini bisa berhasil di Toba, maka bisa juga di Papua, di Maluku, dan di mana pun di Indonesia. Karena seperti kata orang tua kami di Batak ‘Tarlobi do na mangajari, alai dang tarlobi na so manajari’. Bahwa ilmu yang dibagi tak akan habis, melainkan akan tumbuh dan memberi penghidupan bagi banyak orang,” tegasnya.
Lihat juga video: Ganjar Kampanye di Purworejo, Kunjungi Sentra Bibit Hortikultura