KKB Papua Beli Senpi dari Filipina-Papua Nugini Pakai Uang Hasil Palak Kades

Posted on

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua terungkap mendapatkan senjata api (senpi) yang diselundupkan dari Filipina dan Papua Nugini. Uang pembelian senjata tersebut diperoleh dari hasil memalak kepala desa (kades) setempat.

“Senjata yang digunakan KKB berasal dari tiga sumber utama: pembelian dari dalam dan luar negeri; hasil perampasan; serta distribusi dari jaringan gelap lokal. Bahkan, kelompok tersebut diketahui menjalin koneksi dengan penyelundup dari Filipina dan Papua Nugini,” ungkap Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Kamis (17/7/2025).

Faizal menjelaskan, pihaknya hampir tiap tahun mengungkap jaringan penyalur senjata api untuk KKB. Terakhir, ada 12 senpi dan 4.000 aminusi hasil selundupan yang disita.

“Pada Maret lalu kami tangkap pelaku yang menguasai 12 pucuk senjata api dan hampir 4.000 butir amunisi. Mereka membeli, menyelundupkan, bahkan memanfaatkan celah di perbatasan dan jalur laut,” jelasnya.

Faizal yang juga Wakapolda Papua ini menegaskan, pihaknya terus berupaya memutus mata rantai distribusi senjata. Aparat memperketat pengawasan jaringan lintas wilayah hingga ke Sulawesi Utara dan kawasan perbatasan internasional.

Sementara terkait sumber pendanaan, KKB memperoleh uang aksi kriminal dan penyalahgunaan dana desa. Faizal mengungkap ada indikasi KKB memaksa kepala desa maupun kepala distrik untuk menyerahkan sejumlah uang.

“Kami sudah melakukan penangkapan terhadap beberapa kepala desa dan kepala distrik yang terbukti menyerahkan dana kepada kelompok ini. Dana itu digunakan untuk membeli senjata dan membiayai operasional mereka,” kata Faizal.

Sebelumnya diberitakan, KKB tengah gencar merekrut pemuda dan kaum milenial untuk menjadi anggota. Mereka melakukan perekrutan dengan memanfaatkan isu minimnya lapangan pekerjaan.

“Kelompok-kelompok ini banyak merekrut pemuda dengan berbagai alasan, tidak hanya karena ideologi Papua merdeka, tetapi juga karena faktor lain seperti minimnya lapangan kerja, kesenjangan pembangunan, dan keterbatasan akses terhadap kesejahteraan,” papar Faizal.

Di satu sisi, Faizal menegaskan situasi keamanan di Papua saat ini masih tergolong kondusif dan terkendali. Namun dia tidak menampik masih ada sejumlah wilayah dengan tingkat kerawanan yang tinggi akibat aktivitas KKB.

“Sampai saat ini situasi di Papua masih dalam kondisi kondusif. Memang ada dinamika dan kerawanan, tetapi seluruhnya masih dalam kendali kami,” pungkasnya.