Demo Mahasiswa Papua di Makassar Bubar, Lalu Lintas Kembali Normal

Posted on

Demonstrasi mahasiswa Papua dalam rangka memperingati Perjanjian New York di di , Sulawesi Selatan (Sulsel), sudah bubar. Arus lalu lintas kembali normal setelah massa sempat menutup jalan saat aksi unjuk rasa.

“Mereka ini (mahasiswa Papua), alhamdulillah, dengan adanya negosiasi dengan Polrestabes, sesuai dengan batas penyampaian orasi pukul 17.00 Wita, (tetapi) dia berakhir 15.00 Wita,” kata Kabag Ops Polrestabes Makassar, AKBP Darwis kepada wartawan, Jumat (15/8/2025).

Darwis memastikan demo yang berlangsung sejak pagi itu berlangsung damai. Aparat kepolisian sempat menurunkan ratusan personel untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan Asrama Mahasiswa Papua itu.

“Dari Polda Sulsel, dikerahkan 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) Samapta dan 1 SSK Brimob. Sementara Polrestabes Makassar menurunkan sekitar 120 personel untuk pengaturan lalu lintas, negosiasi, hingga pengamanan di lapangan,” bebernya.

Dia memastikan aparat kepolisian masih akan disiagakan di lokasi untuk sementara waktu. Darwis juga meminta semua pihak menenangkan diri dan tidak terprovokasi dengan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

“Mahasiswa Papua sering menunjukkan aksi unjuk rasa. Tentu dalam hal ini, tidak ada korban, tidak ada kerugian materil alhamdulillah dalam hal ini bisa terjaga dengan baik,” tuturnya.

“Tentu kami berharap juga elemen masyarakat lain, jangan terpancing dan rekan anggota tetap dipertahankan ritme dalam hal memberikan pengamanan dan pengawalan,” ucap Darwis.

Sebelumnya diberitakan, mahasiswa Papua di Makassar menggelar aksi damai memperingati Perjanjian New York 15 Agustus 1962 di depan Asrama Mahasiswa Papua tepatnya Jalan Lanto Dg Pasewang Makassar. Massa membentangkan spanduk berisi tuntutan dan poster bergambar karakter One Piece itu, dibawa mahasiswa Papua.

Massa sempat duduk di tengah jalan hingga menutupi jalan. Para pengendara yang melintas terpaksa putar balik mencari jalur alternatif lain.

“Tanah Papua adalah surga. Jangan melegalkan segala cara untuk menghancurkan. Jangan membatasi kami untuk menyampaikan dalam momen seperti ini. Supaya kalian tahu apa yang terjadi di Papua sana,” kata salah satu orator.