Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat pengentasan kemiskinan. Salah satu fokus utamanya adalah mengubah paradigma penerima bantuan sosial (bansos) menjadi masyarakat yang berdaya melalui Sekolah Rakyat (SR) yang digagas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, program ini tidak hanya berfokus pada pemberian akses pendidikan, melainkan menjadi langkah nyata dalam membangun kemandirian masyarakat miskin dan rentan.
“Sekolah Rakyat ini dapat menjadi harapan baru bagi saudara-saudara kita yang kurang mampu,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Senin (13/10/2025).
Ia menekankan Sekolah Rakyat hadir untuk masyarakat miskin, miskin ekstrem, dan rentan di desil 1 hingga 4 Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTSEN). Di sekolah ini, anak-anak penerima manfaat tidak hanya mendapat pendidikan formal, tetapi juga pembentukan karakter dan keterampilan hidup melalui sistem asrama (boarding school).
Agus Jabo menambahkan, saat ini sudah ada 165 Sekolah Rakyat di berbagai wilayah Indonesia. Sebanyak 35 sekolah berada di Sumatera, 69 di Jawa, 7 di Bali dan Nusa Tenggara, 13 di Kalimantan, 28 di Sulawesi, 7 di Maluku, dan 6 di Papua. Sekolah-sekolah ini sebagian besar memanfaatkan bangunan yang telah ada, namun tetap dirancang dengan standar dan perencanaan matang.
“Meski diperuntukkan bagi siswa yang kurang mampu, fasilitasnya tetap unggulan,” tambahnya.
Sekolah-sekolah tersebut menampung 15.895 anak dari desil 1-4 DTSEN dengan dukungan 2.407 guru dan 4.442 tenaga kependidikan. Penyelenggaraan program ini melibatkan kerja sama lintas kementerian dan lembaga, seperti Badan Pusat Statistik, Kementerian PUPR, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta pemerintah daerah.
Kolaborasi ini diharapkan mempercepat perluasan Sekolah Rakyat agar semakin banyak anak dari keluarga miskin dan rentan dapat mengakses pendidikan berkualitas.
Tonton juga video “MPLS Sekolah Rakyat Surakarta Dibuka, Wamensos Tinjau Fasilitas Baru” di sini: