27 ribuan prajurit TNI dari 3 Matra dikumpulkan di Pusdiklatpassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) jelang upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer.
Upacara itu, rencananya bakal dihadiri langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 10 Agustus mendatang. Persiapan dilakukan dengan sungguh-sungguh, puncaknya saat gladi bersih rangkaian upacara hingga defile.
Semua prajurit TNI AD melakoni perannya dengan total. Mulai dari upacara hingga defile diawali dengan dentuman senjata hingga lalu lalang alutsista tempur milik TNI di langit Batujajar. Semua yang hadir berdecak kagum.
Kapuspen TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi menyebut, upacara gelar pasukan itu juga untuk mengukuhkan prajurit TNI di posisi baru. Sekaligus soal pembentukan satuan baru guna meningkatkan pertahanan di berbagai wilayah strategis tanah air.
“Jadi untuk tanggal 10 Agustus nanti memang akan ada pelantikan Wakil Panglima TNI. Untuk siapa yang akan menduduki posisi itu, kita tunggu tanggal 10 yang dilantik langsung oleh presiden,” kata Kristomei saat konferensi pers, Jumat (8/8/2025).
“Jadi untuk TNI ada peningkatan status, misalnya Danjen Kopassus menjadi Panglima Kopassus. Kemudian Dankormar menjadi Pangkormar, dan Dankopasgat menjadi Pangkopasgat,” imbuhnya.
TNI juga membentuk enam Kodam baru di berbagai daerah. Di antaranya Kodam XIX/Tuanku Tambusai (wilayah Riau dan Kepulauan Riau). Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol (wilayah Padang dan Jambi). Kodam XXI/Radin Inten (wilayah Lampung dan Bengkulu). Kodam XXII/Tambun Bungai (wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan). Kodam XXIII/Palaka Wira (wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat). Kodam XXIV/Mandala Trikora (wilayah Merauke).
Selain itu ada juga pembentukan 20 Brigade Infanteri Teritorial Pembangunan. Rinciannya 6 satuan di Sumatera, 3 satuan di Pulau Jawa, 3 satuan di Kalimantan, 1 satuan di Balinusa, 2 satuan di Sulawesi, 1 satuan di Maluku, dan 4 satuan di Papua. Kemudian ada juga pembentukan 100 Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Kemudian ada juga pembentukan Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral), Komando Daerah Angkatan Udara (Kodau).
“Penguatan status pasukan khusus TNI termasuk kewilayahan dengan meresmikan beberapa satuan yang tadi sudah disampaikan, sebagai gambaran komitmen dari bapak Presiden untuk menjadikan TNI lebih kuat sesuai dengan postur pertahanan yang kita miliki agar bisa mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Kristomei.
Dari segi kebutuhan anggaran di tengah gembar-gembor efisiensi, Kristomei menyebut pihaknya sudah melakukan penghitungan kebutuhan anggaran pembentukan satuan baru termasuk penambahan Kodam, Kodaeral, dan Kodau.
“Tapi kita juga sudah menghitung ulang berapa kira-kira kebutuhan anggaran untuk organisasi tadi. Misalnya untuk kebutuhan kodam-kodam, dia hanya merelokasi satu-satu yang sudah ada, jadi tidak ada penambahan jumlah pesonil di situ,” kata Kristomei.
“Kemudian untuk personel, paling banyak jumlah personil itu adalah pada saat pengembangan AD karena ada Batalyon Teritorial Pembangunan dengan penambahan 100 bataylon baru, sehingga ada penambahan jumlah tamtama, bintara,” imbuhnya.