Sebanyak 23 orang terluka imbas kerusuhan yang diduga dipicu ujaran kebencian atau rasisme antara pelajar di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan. 5 Korban luka merupakan personel TNI-Polri yang melakukan pengamanan.
“Untuk jumlah korban dapat saya estimasi untuk 5 aparat keamanan menderita luka-luka baik TNI-Polri. Untuk masyarakat sekitar 18 dirawat di rumah sakit,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Cahyo Sukarnito kepada wartawan, Rabu 17/9/2025).
Cahyo mengatakan sejumlah korban luka dievakuasi ke Wamena dan Jayapura. Para korban dirawat di RSUD Elelim, RSUD Wamena di Jayawijaya dan Rumah Sakit Bhayangkara di Jayapura.
“Sementara ada beberapa yang masih dalam perjalanan evakuasi. Baik menuju Wamena maupun menuju Jayapura,” bebernya.
Dia menyebutkan ada puluhan bangunan dan fasilitas umum yang dibakar massa. Termasuk 5 rumah dinas polisi dan satu mes perwira Polres Yalimo.
“Untuk kerugian material dapat saya sampaikan update terakhir, puluhan bangunan milik warga terbakar, 5 rumah dinas Polri, 1 mes perwira Polres Yalimo. Selain itu puluhan kendaraan baik roda dua dan roda empat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Cahyo mengatakan ada juga truk yang membawa logistik ke Yalimo dan Kabupaten Jayawijaya yang dibakar massa. Namun jumlahnya masih dalam pendataan.
“Kita masih melakukan pengecekan karena ada informasi-informasi masyarakat yang akan mengganggu aktivitas transportasi dan pergeseran logistik maupun pasukan dari Jayawijaya menuju Yalimo dengan merusak jembatan-jembatan, akses-akses jembatan yang ada,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan pecah di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo pada Selasa (16/9) sekitar pukul 07.00 WIT. Kerusuhan diduga dipicu rasisme yang melibatkan siswa di SMAN 1 Yalimo.
“Dugaan ucapan rasis terhadap seorang pelajar memicu kemarahan warga,” kata Kombes Cahyo Sukarnito kepada infocom, Selasa (16/9).