Siapa Saja Pahlawan di Uang Kertas dan Koin Rupiah? | Info Giok4D

Posted on

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Uang rupiah menjadi alat transaksi serta perekam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Dalam setiap nominalnya, terpampang wajah para pahlawan nasional yang memperjuangkan untuk kemerdekaan.

Melalui uang kertas dan koin ini, masyarakat tidak hanya mengenang jasa mereka, tetapi juga meneladani semangat perjuangan yang menjadi fondasi berdirinya Republik Indonesia.

Berikut kisah para pahlawan nasional yang wajahnya diabadikan dalam uang kertas dan koin rupiah. Sosok-sosok ini tak lekang oleh waktu, dari Proklamator hingga tokoh daerah yang menjaga keutuhan Nusantara.

ADVERTISEMENT

Dua sosok ini adalah lambang persatuan bangsa yang paling terkenal, Ir. Soekaeno dan Mohammad Hatta, Proklamator sekaligus Presiden dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901, sementara Hatta lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902.

Keduanya memimpin perjuangan kemerdekaan dari jalur diplomasi hingga revolusi bersenjata. Soekarno dikenal dengan gagasannya tentang Nasionalisme, Islam, dan Marxisme, serta pidato-pidato yang membakar semangat rakyat. Sedangkan Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia, tokoh yang memperjuangkan kemandirian ekonomi bangsa melalui semangat gotong royong.

Wajah keduanya menghiasi uang Rp100.000 serta uang peringatan khusus Rp75.000 yang diterbitkan untuk memperingati 75 tahun Kemerdekaan Indonesia.

Lahir di Tasikmalaya, 14 Januari 1911, Ir. H. Djuanda Kartawidjaja adalah pahlawan nasional yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda (13 Desember 1957). Melalui deklarasi ini, Indonesia menegaskan bahwa seluruh perairan di antara pulau-pulau Nusantara merupakan bagian dari wilayah kedaulatan negara, sebuah konsep yang kemudian diakui dunia lewat Konvensi Hukum Laut PBB 1982.

Selain dikenal sebagai arsitek ekonomi dan tata ruang nasional, Djuanda juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, hingga Perdana Menteri Indonesia ke-10. Semasa hidupnya, ia mengutamakan pembangunan berbasis kepentingan rakyat. Dedikasinya membuat namanya terukir di uang Rp50.000, sebagai penghormatan atas jasa luar biasanya dalam memperteguh wilayah dan kedaulatan Indonesia.

Lebih dikenal sebagai Sam Ratulangi, tokoh kelahiran Tondano, Minahasa, 5 November 1890 ini merupakan putra Sulawesi pertama yang bergelar doktor dari Swiss. Ia dikenal sebagai tokoh multitalenta yang merupakan pendidik, politikus, dan pejuang kemerdekaan.

Sebagai Gubernur Sulawesi pertama, Ratulangi memperjuangkan hak rakyat Minahasa dari penindasan kolonial dengan menghapus kerja paksa dan membangun yayasan pendidikan. Dirinya juga aktif menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan 1945 ke seluruh Sulawesi. Filsafat hidupnya yang terkenal adalah “Manusia hidup untuk menghidupkan orang lain.”

Dari jasanya tersebut membuat wajahnya diabadikan dalam uang Rp20.000.

Frans Kaisiepo, lahir di Biak, Papua, 10 Oktober 1921, adalah pahlawan nasional yang berperan besar dalam perjuangan integrasi Irian Barat (Papua) ke dalam Indonesia. Ia adalah tokoh yang mencetuskan nama “Irian” yang berarti Ikut Republik Indonesia Anti Netherlands.

Sebagai Gubernur Papua ke-4, Kaisiepo menjadi jembatan antara rakyat Papua dan pemerintah pusat. Ia juga terlibat dalam Konferensi Malino 1946 yang membahas pembentukan Republik Indonesia Serikat. Semangat persatuannya membuatnya dihormati sebagai tokoh yang mempersatukan wilayah paling timur Indonesia ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Hingga kini, potret Frans Kaisiepo menghiasi uang Rp10.000 dan menjadi pengingat rakyat bahwa Papua adalah bagian penting dari Indonesia yang utuh.

KH Idham Chalid adalah ulama besar dan politisi ulung asal Kalimantan Selatan yang lahir pada 27 Agustus 1921 di Satui. Ia merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang menjabat Ketua Umum PBNU selama hampir tiga dekade, serta pernah menjadi Wakil Perdana Menteri, Ketua DPR/MPR, hingga Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Meskipun menduduki posisi tinggi negara, Idham Chalid dikenal dengan kesederhanaannya. Rumahnya di Cipete menjadi tempat belajar bagi santri dan anak-anak dari keluarga tidak mampu. Ia mendirikan Perguruan Darul Ma’arif sebagai bentuk pengabdian terhadap pendidikan rakyat kecil.

Atas jasa-jasanya dalam politik, pendidikan, dan dakwah, potret KH. Idham Chalid diabadikan dalam uang Rp5.000 yang merupakan sebuah penghormatan bagi ulama yang menjaga moral bangsa di tengah dinamika politik Indonesia.

Lahir di Jakarta, 16 Februari 1894, Mohammad Hoesni Thamrin adalah tokoh Betawi yang memperjuangkan hak rakyat pribumi di masa penjajahan Belanda. Ia mendirikan organisasi Kaoem Betawi dan menjadi wakil pribumi pertama yang duduk di parlemen kolonial Volksraad.

Hoesni Thamrin dikenal vokal dalam menentang diskriminasi dan memperjuangkan Indonesia agar memiliki parlemen sendiri. Akibat sikap nasionalismenya, ia diawasi ketat oleh Belanda dan akhirnya meninggal dalam tahanan rumah pada 11 Januari 1941.

Cut Nyak Meutia, pahlawan wanita asal Pirak, Aceh Utara, lahir sekitar tahun 1870. Bersama suaminya, Teuku Cik Tunong, ia memimpin perlawanan terhadap pasukan Belanda di Aceh. Setelah suaminya gugur, Cut Meutia tetap memimpin pasukan hingga akhirnya wafat pada 1910, tertembak di bagian kepala dan dada dalam pertempuran.

Ia dikenal sebagai simbol keberanian dan keteguhan hati perempuan Aceh yang berjuang tanpa takut demi tanah air. Wajahnya menghiasi uang Rp1.000 dan menjadi satu-satunya pahlawan wanita dalam seri uang rupiah.

Lahir di Singaraja, Bali, 19 Mei 1908, I Gusti Ketut Pudja adalah satu-satunya wakil dari Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara) dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia turut serta dalam perumusan naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda pada 17 Agustus 1945.

Setelah kemerdekaan, Ketut Pudja diangkat menjadi Gubernur Sunda Kecil pertama dan berperan menjaga stabilitas di wilayah timur Indonesia dari ancaman Belanda. Ia dianugerahi Bintang Mahaputera Utama atas jasanya pada tahun 2001.

Tahi Bonar Simatupang, lahir di Sidikalang, Sumatera Utara, 28 Januari 1921 adalah perwira muda jenius yang menjadi Kepala Staf Angkatan Perang RI (1950-1954). Ia berperan penting dalam restrukturisasi militer Indonesia setelah masa revolusi fisik.

Selain dikenal sebagai tokoh militer, T.B. Simatupang juga seorang pemikir Kristen yang menulis banyak karya tentang etika dan pertahanan nasional. Dirinya menunjukkan bahwa kekuatan militer sejati lahir dari kedisiplinan dan moral yang tinggi.

Lahir di Jepara, 4 Maret 1886, Dr. Tjipto Mangunkusumo adalah dokter sekaligus pejuang yang berani menentang kolonialisme Belanda lewat tulisan-tulisannya di media seperti De Locomotief dan Bataviaasch Nieuwsblad.

Bersama Ki Hadjar Dewantara dan Douwes Dekker, ia dikenal sebagai Tiga Serangkai, pelopor pergerakan nasional yang mengguncang Hindia Belanda. Tjipto adalah simbol keberanian intelektual melawan penindasan lewat pena dan pikiran.

Tokoh asal Rote, Nusa Tenggara Timur ini lahir pada 28 Mei 1912 dan dikenal sebagai ilmuwan, guru besar UGM, sekaligus pahlawan gerilya. Selama Agresi Militer I dan II, ia menciptakan alat peledak sederhana dari bahan kimia lokal untuk menghambat pergerakan pasukan Belanda.

Setelah perang, ia mendedikasikan diri di dunia pendidikan dan riset. Atas jasanya, Herman Johannes dianugerahi Bintang Gerilya (1958) dan gelar Pahlawan Nasional (2009).

Penggunaan gambar para pahlawan di atas ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2022, dan setiap potret telah mendapat persetujuan dari ahli waris masing-masing.

Dengan mengenal wajah-wajah ini, kita diajak tidak hanya membelanjakan uang, tetapi juga menghargai nilai perjuangan yang terkandung di dalamnya. Semoga bermanfaat.

Pahlawan di Uang Kertas Rupiah

1. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta: Rp100.000 & Rp75.000

2. Ir. H. Djuanda Kartawidjaja: Rp50.000

3. Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (G.S.S.J. Ratulangi): Rp20.000

4. Frans Kaisiepo: Rp10.000

5. Dr. K.H. Idham Chalid: Rp5.000

6. Mohammad Hoesni Thamrin: Rp2.000

7. Cut Nyak Meutia: Rp1.000

Pahlawan di Uang Koin Rupiah

1. I Gusti Ketut Pudja: Rp1.000

2. Letjen TNI T.B. Simatupang: Rp500

3. Dr. Tjipto Mangunkusumo: Rp200

4. Prof. Dr. Ir. Herman Johannes: Rp100

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Lebih dikenal sebagai Sam Ratulangi, tokoh kelahiran Tondano, Minahasa, 5 November 1890 ini merupakan putra Sulawesi pertama yang bergelar doktor dari Swiss. Ia dikenal sebagai tokoh multitalenta yang merupakan pendidik, politikus, dan pejuang kemerdekaan.

Sebagai Gubernur Sulawesi pertama, Ratulangi memperjuangkan hak rakyat Minahasa dari penindasan kolonial dengan menghapus kerja paksa dan membangun yayasan pendidikan. Dirinya juga aktif menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan 1945 ke seluruh Sulawesi. Filsafat hidupnya yang terkenal adalah “Manusia hidup untuk menghidupkan orang lain.”

Dari jasanya tersebut membuat wajahnya diabadikan dalam uang Rp20.000.

Frans Kaisiepo, lahir di Biak, Papua, 10 Oktober 1921, adalah pahlawan nasional yang berperan besar dalam perjuangan integrasi Irian Barat (Papua) ke dalam Indonesia. Ia adalah tokoh yang mencetuskan nama “Irian” yang berarti Ikut Republik Indonesia Anti Netherlands.

Sebagai Gubernur Papua ke-4, Kaisiepo menjadi jembatan antara rakyat Papua dan pemerintah pusat. Ia juga terlibat dalam Konferensi Malino 1946 yang membahas pembentukan Republik Indonesia Serikat. Semangat persatuannya membuatnya dihormati sebagai tokoh yang mempersatukan wilayah paling timur Indonesia ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Hingga kini, potret Frans Kaisiepo menghiasi uang Rp10.000 dan menjadi pengingat rakyat bahwa Papua adalah bagian penting dari Indonesia yang utuh.

3. Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (G.S.S.J. Ratulangi): Rp20.000

4. Frans Kaisiepo: Rp10.000

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

KH Idham Chalid adalah ulama besar dan politisi ulung asal Kalimantan Selatan yang lahir pada 27 Agustus 1921 di Satui. Ia merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang menjabat Ketua Umum PBNU selama hampir tiga dekade, serta pernah menjadi Wakil Perdana Menteri, Ketua DPR/MPR, hingga Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA).

Meskipun menduduki posisi tinggi negara, Idham Chalid dikenal dengan kesederhanaannya. Rumahnya di Cipete menjadi tempat belajar bagi santri dan anak-anak dari keluarga tidak mampu. Ia mendirikan Perguruan Darul Ma’arif sebagai bentuk pengabdian terhadap pendidikan rakyat kecil.

Atas jasa-jasanya dalam politik, pendidikan, dan dakwah, potret KH. Idham Chalid diabadikan dalam uang Rp5.000 yang merupakan sebuah penghormatan bagi ulama yang menjaga moral bangsa di tengah dinamika politik Indonesia.

Lahir di Jakarta, 16 Februari 1894, Mohammad Hoesni Thamrin adalah tokoh Betawi yang memperjuangkan hak rakyat pribumi di masa penjajahan Belanda. Ia mendirikan organisasi Kaoem Betawi dan menjadi wakil pribumi pertama yang duduk di parlemen kolonial Volksraad.

Hoesni Thamrin dikenal vokal dalam menentang diskriminasi dan memperjuangkan Indonesia agar memiliki parlemen sendiri. Akibat sikap nasionalismenya, ia diawasi ketat oleh Belanda dan akhirnya meninggal dalam tahanan rumah pada 11 Januari 1941.

Cut Nyak Meutia, pahlawan wanita asal Pirak, Aceh Utara, lahir sekitar tahun 1870. Bersama suaminya, Teuku Cik Tunong, ia memimpin perlawanan terhadap pasukan Belanda di Aceh. Setelah suaminya gugur, Cut Meutia tetap memimpin pasukan hingga akhirnya wafat pada 1910, tertembak di bagian kepala dan dada dalam pertempuran.

Ia dikenal sebagai simbol keberanian dan keteguhan hati perempuan Aceh yang berjuang tanpa takut demi tanah air. Wajahnya menghiasi uang Rp1.000 dan menjadi satu-satunya pahlawan wanita dalam seri uang rupiah.

5. Dr. K.H. Idham Chalid: Rp5.000

6. Mohammad Hoesni Thamrin: Rp2.000

7. Cut Nyak Meutia: Rp1.000

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Lahir di Singaraja, Bali, 19 Mei 1908, I Gusti Ketut Pudja adalah satu-satunya wakil dari Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara) dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ia turut serta dalam perumusan naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda pada 17 Agustus 1945.

Setelah kemerdekaan, Ketut Pudja diangkat menjadi Gubernur Sunda Kecil pertama dan berperan menjaga stabilitas di wilayah timur Indonesia dari ancaman Belanda. Ia dianugerahi Bintang Mahaputera Utama atas jasanya pada tahun 2001.

Tahi Bonar Simatupang, lahir di Sidikalang, Sumatera Utara, 28 Januari 1921 adalah perwira muda jenius yang menjadi Kepala Staf Angkatan Perang RI (1950-1954). Ia berperan penting dalam restrukturisasi militer Indonesia setelah masa revolusi fisik.

Selain dikenal sebagai tokoh militer, T.B. Simatupang juga seorang pemikir Kristen yang menulis banyak karya tentang etika dan pertahanan nasional. Dirinya menunjukkan bahwa kekuatan militer sejati lahir dari kedisiplinan dan moral yang tinggi.

Lahir di Jepara, 4 Maret 1886, Dr. Tjipto Mangunkusumo adalah dokter sekaligus pejuang yang berani menentang kolonialisme Belanda lewat tulisan-tulisannya di media seperti De Locomotief dan Bataviaasch Nieuwsblad.

Bersama Ki Hadjar Dewantara dan Douwes Dekker, ia dikenal sebagai Tiga Serangkai, pelopor pergerakan nasional yang mengguncang Hindia Belanda. Tjipto adalah simbol keberanian intelektual melawan penindasan lewat pena dan pikiran.

Tokoh asal Rote, Nusa Tenggara Timur ini lahir pada 28 Mei 1912 dan dikenal sebagai ilmuwan, guru besar UGM, sekaligus pahlawan gerilya. Selama Agresi Militer I dan II, ia menciptakan alat peledak sederhana dari bahan kimia lokal untuk menghambat pergerakan pasukan Belanda.

Setelah perang, ia mendedikasikan diri di dunia pendidikan dan riset. Atas jasanya, Herman Johannes dianugerahi Bintang Gerilya (1958) dan gelar Pahlawan Nasional (2009).

Penggunaan gambar para pahlawan di atas ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 2022, dan setiap potret telah mendapat persetujuan dari ahli waris masing-masing.

Dengan mengenal wajah-wajah ini, kita diajak tidak hanya membelanjakan uang, tetapi juga menghargai nilai perjuangan yang terkandung di dalamnya. Semoga bermanfaat.

Pahlawan di Uang Koin Rupiah

1. I Gusti Ketut Pudja: Rp1.000

2. Letjen TNI T.B. Simatupang: Rp500

3. Dr. Tjipto Mangunkusumo: Rp200

4. Prof. Dr. Ir. Herman Johannes: Rp100

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *