Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan langkah besar dalam dunia pendidikan melalui pendirian Sekolah Garuda. Program unggulan ini dirancang untuk mencetak generasi ilmuwan masa depan dari seluruh penjuru negeri.
Inisiatif ini digagas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari visinya untuk memperkuat pendidikan sains dan teknologi, sekaligus menjawab tantangan ketimpangan akses pendidikan bermutu.
Program Sekolah Garuda memiliki fokus utama pada bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dan ditempatkan secara strategis di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Wakil Mendiktisaintek Stella Christie diberi tugas khusus membidani lahirnya sekolah ini. Menurut Stella, Presiden Prabowo menaruh perhatian serius pada kualitas lulusan di bidang STEM yang dinilai masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
“Sekolah Garuda ini visi langsung Bapak Presiden Prabowo Subianto, yang sangat penting sekali Pak Presiden ingin membangun STEM,” ujar Stella dalam wawancara khusus dengan infoEdu di kantornya Gedung Kemdiktisaintek, Jumat (18/7/2025) lalu.
Ia melanjutkan,”Karena Presiden melihat bahwa kita harus mengoptimalkan (STEM). Dibandingkan dengan negara tetangga kita, lulusan STEM kita masih kalah jauh.”
Karena itu, pendekatan pendidikan STEM menurut Stella dibangun secara lebih sistematis dan terintegrasi, dimulai dari jenjang pra-universitas.
“Presiden ingin membangun STEM, itulah mengapa ditaruh di Kemdiktisaintek, agar mempersiapkannya sebagai pra-universitas program,” kata ilmuwan bidang cognitive science itu.
Berbeda dengan pendekatan pembangunan sekolah unggulan yang umum dilakukan selama ini, Sekolah Garuda justru didirikan di daerah-daerah yang selama ini kurang terjangkau.
Fokusnya adalah membuka akses sekolah berkualitas tinggi bagi anak-anak berprestasi dari berbagai latar belakang sosial ekonomi, termasuk dari keluarga prasejahtera di wilayah pelosok.
“Memikirkan sekolah yang sangat berkualitas tinggi, pasti dibangunnya di kota besar kan ya. Tapi, Presiden percaya bahwa kita mempunyai Marie Curie dan (Albert) Einstein di Papua, di Aceh, di Maluku, di semua pelosok Indonesia itu ada talenta-talenta, jadi tersebar,” tegas Stella.
Ia pun mengakui pembangunan Sekolah Garuda ini menghadirkan tantangan teknis seperti ketersediaan lahan, proses legalitas, dan kesiapan sumber daya manusia.
Karena itu proyek ini juga menjadi momentum kerja kolaboratif lintas kementerian. Dengan tenggat waktu yang ketat dan tuntutan kualitas tinggi dari Presiden Prabowo Subianto, tim di Kemdiktisaintek dituntut bekerja ekstra keras untuk mewujudkan mimpi besar tersebut.
“Walaupun kerjanya berat, tapi visi Presiden sangat bermanfaat, jadi kami senang sekali bekerja sama.” ungkapnya.