Profil 15 Polisi Kandidat Penerima Hoegeng Awards 2025

Posted on

Dewan Pakar telah memilih 15 polisi sebagai kandidat penerima . Para kandidat polisi teladan terdiri dalam 5 kategori, berikut profilnya.

Rapat Dewan Pakar untuk penentuan 3 kandidat penerima Hoegeng Awards 2025 ini berlangsung pada Kamis (8/5/2025) lalu. Adapun Dewan Pakar Hoegeng Awards 2025 yaitu Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi, Wakil Ketua Komnas HAM Putu Elvina, S.Psi., MM, Mantan Plt Pimpinan KPK Dr. Mas Achmad Santosa, S.H., LL.M., anggota Kompolnas Gufron Mabruri, dan Ketua Komisi III DPR, Dr. Habiburokhman, S.H., M.H.

Saat ini masih berlangsung proses uji publik untuk para kandidat. Pembaca infocom dan masyarakat bisa memberikan informasi tambahan mengenai kandidat penerima Hoegeng Awards 2025 ini.

Uji publik telah dibuka sejak hari Minggu 11 Mei 2025 lalu. Redaksi menjamin kerahasiaan identitas pembaca infocom yang mengirimkan informasi tersebut.

Masukan bisa dikirim ke email hoegengawards@info.com dengan subjek Hoegeng Awards 2025 dan menyertakan dokumen atau data pendukung. Jangan lupa sertakan nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Panitia dan Dewan Pakar tidak menerima segala bentuk penggalangan dukungan dalam uji publik Hoegeng Awards 2025 ini.

Berikut profil 15 polisi kandidat penerima Hoegeng Awards 2025:

AKBP Seminar Sebayang merupakan Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sulawesi Tengah (Sulteng). Dia disebut polisi yang memberantas suap dan pungutan liar. Hidupnya pun sederhana, bahkan sempat tinggal di kos-kosan.

Kesederhanaan AKBP Seminar ini disampaikan oleh pengajar di Pondok Pesantren Nurul Qolbi Al-Wadi, Sukabumi, Afri Yanto Noor. Menurut Afri, Seminar sosok yang sederhana terlihat dari cara berpakaian dan cara bergaul. Afri telah mengenal Seminar lebih dari 10 tahun.

Cerita terkait integritas Seminar juga disampaikan polwan bernama Iptu Niluh Erni Wartini. Niluh dulu bersama-sama dengan Seminar bertugas di Sat PJR Ditlantas Polda Sulteng. Saat itu, Seminar memasang spanduk anti-pungli di Pos PJR yang ada di Sulteng, juga memasang stiker stop pungli dan gratifikasi di mobil anggota PJR.

Kesaksian Niluh diamini Pamin 6 Subbagrenmin Ditreskrimsus Polda Sulteng Ipda Taufik Dwi Saputra, yang dulu juga berdinas bersama Seminar di Satuan PJR Ditlantas Polda Sulteng. Taufik menyebut mantan pimpinannya itu seorang teladan.

Bagi Taufik, Seminar adalah sosok yang sederhana. Taufik menyebut saat menjadi Kasat PJR Ditlantas Polda Sulteng, AKBP Sebayang tinggal di kamar kos 40 meter persegi bersama istri dan 3 anaknya.

Simak profil lengkapnya

Kompol Reny Arafah merupakan siswa S2 PTIK. Dia disebut menolak suap dalam penindakan perjudian dadu gurak dan sabung ayam yang terselubung di ritual adat Dayak upacara Wara.

Wara merupakan ritual adat Dayak sebagai tanda untuk mengantarkan orang yang telah meninggal ke kayangan. Pada ritual ini memang terdapat permainan seperti sabung ayam, yang berdasarkan tradisi hanya diperankan oleh pihak keluarga. Namun belakangan permainan ini diselubungi oleh perjudian.

Sejak menjadi Kapolsek Teweh Tengah, Barito Utara, Kalimantan Tengah (Kalteng), pada Juli 2021, Reny berupaya untuk memberantas judi di acara adat Wara. Reny berupaya untuk mediasi dengan pihak penyelenggara perjudian. Namun mereka menolak untuk menghentikan kegiatan dan malah memberikan suap kepada Reny Rp 10 juta per lapak dalam sehari. Reny dengan tegas menolak.

Kesaksian mengenai Reny yang menolak terima suap itu juga disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Generasi Muda Kaharingan Barito Utara, Aryosi Jiono dan Ketua Majelis Resort Agama Hindu Kaharingan Kecamatan Gunung Timang, Anti.

Setelah mediasi gagal dan para bandar masih melangsungkan judi, Reny bersama pada tokoh adat Dayak Kaharingan melakukan penggerebekan pada 4 Agustus 2022. Ketika penggerebekan itu, para bandar yang menggunakan oknum masyarakat adat melakukan perlawanan. Usai penggerebekan, Reny mempidanakan para bandar hingga perkara ini berlanjut ke kejaksaan dan berakhir di pengadilan.

Simak profil lengkapnya

Brigjen Arief Adiharsa menjabat sebagai Wakil Kepala Kortas Tipikor Bareskrim Polri. Dia disebut polisi yang antisuap, menolak bertemu dengan pihak berperkara dan hidupnya sederhana.

Kesaksian tentang integritas Arief disampaikan oleh Kompol Rendra Aditia Dhani. Rendra sempat menjadi Kasat Reskrim Polres Prabumulih saat Arief menjadi Kapolres. Rendra menyebut Arief selalu menekankan kepada penyidik tentang independensi. Para penyidik dibatasi agar tak bertemu secara khusus dengan pihak yang sedang berperkara.

Rendra juga membenarkan bahwa Arief menolak bertemu dengan pengusaha truk batu bara yang berupaya agar diberikan izin untuk melintas di jalan kota. Mengenai Arief yang menutup pintu bagi pihak yang berperkara ingin bertemu juga dibenarkan oleh Rendra.

Kesaksian lainnya juga disampaikan oleh Paur Subbag Renmin Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri, AKP Lia Kamaliyah. Lia menyebut Kombes Arief sebagai pribadi yang lurus dan tulus.

Lia menilai Kombes Arief Adiharsa selalu merasa cukup dengan fasilitas yang diberikan institusi padanya, sesuai pangkat dan jabatannya. Kombes Arief juga membeli kemeja kerja di pusat perbelanjaan grosir. Lia mengatakan tak ada aksesoris, jam tangan maupun sepatu mewah yang dikenakan Kombes Arief.

Simak profil lengkapnya


Aiptu Karyanto membantu warga Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), dengan mendorong peningkatan ekonomi. Dia memanfaatkan lahan kosong di Kelurahan Mentaos, Banjarbaru, untuk dijadikan tambak ikan air tawar. Karyanto merupakan Bhabinkamtibmas Kelurahan Mentaos.

Cerita pemanfaatan lahan kosong itu bermula saat Aiptu Karyanto melihat perairan lahan rawa yang tidak produktif. Dia kemudian berkoordinasi dengan masyarakat dan pihak pemerintah untuk mengembangkan tambak ikan dan membentuk kelompok petani ikan. Dia bersyukur ketika ide penggarapan lahan rawa itu digulirkan, masyarakat di wilayah binaannya menyambut baik.

“Di situ juga ada bantuan, kita berkoordinasi tiga pilar berkaitan dengan semacam dinas terkait, perikanan, kelurahan, dengan RT RW, kita libatkan dan sering kita adakan pertemuan-pertemuan,” imbuh Aiptu Karyanto saat dihubungi dalam program Hoegeng Corner 2024 beberapa waktu lalu.

Aiptu Karyanto mengatakan dirinya membantu kelompok petani ikan dalam segi pemodalan hingga penggarapan lahan. Dia juga berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk membantu para petani ikan mencarikan solusi ketika ada masalah.

Sampai saat ini, ada sekitar 50 orang warga tergabung dalam kelompok petani di tambak ikan air tawar tersebut. Mereka bekerja sama dengan dinas dan didampingi oleh Bhabinkamtibmas. Penghasilan petani tambak ikat per bulan sekitar Rp 3 juta hingga 5 juta.

Simak profil lengkapnya

Iptu Andi Sri Ulva Baso menggagas inovasi Meja Tanpa Laci di ruang-ruang pelayanan publik Polsek Panakkukang, Unit PPA Polres Takalar dan Regident Polda Sulawesi Selatan (Sulsel). Tujuannya untuk transparansi pelayanan, serta meniadakan transaksi pungutan liar (pungli). Saat ini Ulva menjabat sebagai Paur Fasmat SBST Subdit Regident Ditlantas Polda.

Koordinator Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Sulsel, Husaima ‘Ema’ Husain, mengatakan Ulva memiliki keberanian yang luar biasa dalam mengampanyekan pencegahan korupsi. Salah satunya dengan gerakan Meja Tanpa Laci.

“Kalau saya sih bilang anak ini cukup berani. Saya waktu awal-awal melihat gebrakannya Ulva, saya enggak pernah menyangka Ulva mampu membuat terobosan di sebuah lembaga yang -menurut kita waktu itu- agak sulitlah berbicara tentang pencegahan korupsi,” kata Ema kepada infocom pada Minggu (16/3/2025).

Ema merupakan mentor Ulva. Ema dan Ulva bertemu saat SPAK mengadakan Training of Trainers (ToT) SPAK di Sorong. Eva menilai Ulva adalah agen SPAK yang paling signifikan perubahan pola pikirnya.

Sementara itu, Ulva menceritakan kepergiaannya ke acara SPAK berdasarkan perintah kapolseknya kala itu. Di acara tersebut, Ulva bertemu banyak peserta acara SPAK dari instansi lain seperti kejaksaan, permasyarakatan dan anggota PKK. Dia mengaku acara tersebut benar-benar menguras cara berpikirnya soal mencegah hingga menghapus ‘budaya’ korupsi.

Simak profil lengkapnya

Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko perlahan tapi pasti mengubah pola pikir warga terhadap polisi. Lewat program ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’, AKBP Condro membawa pelayanan Polri semakin dekat dengan masyarakat.

Kesaksian tentang AKBP Condro serta programnya diungkap oleh ustadz Supriyatna, seorang pendidik majelis taklim Darul Kolot di Cikande, Serang. Dia menilai AKBP Condro dan program ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’ mampu mengubah stigma masyarakat terhadap kepolisian menjadi positif.

“Bagaimana beliau mendekat kepada masyarakat ini memang natural, tidak mengada-ada, memang sifat beliau yang baik seperti itu. Sehingga masyarakat ini dengan beliau tidak canggung berdiskusi, memberikan laporan ataupun curhat,” kata Supriyatna kepada infocom, Rabu (26/3/2025).

AKBP Condro menyebut program ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’ sebagai sarana silaturahmi dengan warga. Program ini mampu menekan angka kejahatan di Kabupaten Serang, di mana data Januari-September 2023 terdapat 245 tindak pidana dengan penyelesaian 106 kasus, dan di periode yang sama tahun 2024 terdapat 112 tindak pidana dengan 120 penyelesaian kasus.

Condro menjelaskan ngariung memiliki arti berkumpul, dan ngariung sebenarnya tradisi yang melekat di masyarakat Banten. Dengan Kapolres mengunjungi desa-desa tiap hari, lanjut Condro, dia hendak mencontohkan ke jajaran pentingnya komunikasi dua arah saat bertemu warga. Sehingga kegiatan ngariung dapat berkontribusi dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Program ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’ tak hanya mampu menekan angka kejahatan di wilayah hukum Polres Serang. Angka pengangguran pun bisa diatasi dengan cara memberantas praktik percaloan masuk kerja ke suatu perusahaan. AKBP Condro membantu 123 orang warga di 10 desa di Kabupaten Serang agar bisa mendapat pekerjaan di perusahaan setempat.

Simak profil lengkapnya

Kombes Retno Prihawati merupakan Atase Polri di Manila, Filipina, sejak 2023. Dia pernah menyelamatkan 600 WNI korban TPPO di Filipina. Penyelamatan ratusan WNI berhasil dilakukan berkat respons cepat Retno terhadap setiap laporan yang diterima serta koordinasinya dengan otoritas Filipina, Bareskrim, dan Divhubinter Polri.

Pengusul Retno adalah salah satu korban TPPO yang dijadikan scammer oleh sindikat di Las Pinnas, Filipina. Mayoritas korban TPPO yang telah diselamatkan bekerja di bawah kendali mafia judi online (judol). Para korban mayoritas hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP.

Retno menyebut sindikat judi online juga biasanya memiliki jaringan untuk melakukan kejahatan lainnya, seperti scam, perdagangan orang, dan sebagainya. Setidaknya ada dua lokasi penggerebekan yang meninggalkan kesan untuk Retno sejak awal berdinas sebagai Atase Polri di Manila, yakni Sun Valley Hub Pampanga dan Las Pinas.

Retno menyebut selama mendalami informasi WNI korban perdagangan orang, dirinya selalu berkomunikasi intens dengan Philippine National Police (PNP) hingga tingkat provinsi dan distrik, Biro Imigrasi Filipina, serta Philippine Drug Enforcement Agency (PDEA).

Di Sun Valley Hub Pampanga, ada 1.700 orang termasuk 246 WNI. Di lokasi ini ada seorang WNI yang menderita sakit paru-paru dan tak berdaya, namun hanya didiamkan oleh sindikat yang mempekerjakannya.

Kemudian penggerebekan di Las Pinas, tempat otoritas Filipina membongkar kamp berisi 2.700 pekerja scam dan judi online. Dari jumlah itu, ditemukan 134 WNI, termasuk satu di antaranya masih berusia anak.

Simak profil lengkapnya

Kombes Rita Wulandari menjabat sebagai Kasubdit 1 Dittipid PPA PPO Bareskrim Polri. Dia memiliki perhatian terhadap kasus kekerasan perempuan dan anak. Rita pernah mengungkap kasus penculikan dan pelecehan anak selama 4 tahun serta pemulangan 2.500 TKI korban TPPO di Arab Saudi.

Pada tahun 2010, Rita memulangkan TKW bernama Sumiati asal NTB, korban disiksa oleh majikan di Saudi, bibir korban digunting dan disetrika. Saat itu, Rita masih menjabat Ps Kanit TPPO, Direktorat Kamtranas, Bareskrim.

Rita kemudian mengembangkan kasus Sumiati itu. Saat menjenguk Sumiati di RS Saudi, Rita mendapatkan banyak WNI yang dirawat karena korban kekerasan oleh majikan. Satu tahun berselang, Rita berhasil mengevakuasi 2.500 TKI korban TPPO dari Saudi.

Tahun 2019, Rita mendapat penghargaan dari Menteri PPPA karena mengungkap kasus kekerasan dan eksploitasi yang melibatkan anak sebagai korban maupun pelaku di media sosial. Rita kala itu sebagai Kanit IV Subdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri. Rita berhasil melacak pelaku pedofil yang menculik dua anak perempuan di Jakarta Timur. Bahkan salah satu anak yang diculik, dilecehkan selama empat tahun.

Konsistensi Rita dalam kepedulian terhadap perempuan terus berlanjut. Tahun 2020, saat Rita menjabat sebagai Kapolres Tegal Kota, Rita menekan angka KDRT akibat masalah ekonomi pada saat COVID-19.

Rita memberdayakan perempuan di Rusunawa Kota Tegal untuk menenun kain goyor dan pembuatan sapu, yang hasilnya dijual oleh UMKM. Setelah warga memiliki aktivitas itu, angka KDRT perlahan berkurang.

Saat ini menjabat sebagai Kasubdit 1 Dittipid PPA PPO Bareskrim Polri, Rita aktif memantau kasus di daerah. Di antaranya kasus Kapolres Ngada yang mencabuli anak, hingga kasus guru di Konawe yang dituduh menganiaya siswanya, diseret ke pengadilan hingga akhirnya divonis bebas.

Atas dedikasinya selama ini di kasus perlindungan perempuan dan anak, Rita mendapat penghargaan Pin Emas Kapolri pada 2020. Dia pun mendapat penghargaan dari International Association of Women Police 2020.

Simak profil lengkapnya

AKBP Ni Made Pujewati merupakan Kasubdit Renakta Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Terbaru, dia mengungkap kasus pelecehan seksual dengan tersangka Agus Buntung atau I Wayan Agus Suartama (IWAS). Pendekatan komprehensif AKBP Pujewati berhasil menuntaskan kasus hingga dibawa ke meja hijau.

AKBP Pujewati diusulkan sebagai kandidat penerima anugerah Hoegeng Awards 2025 oleh Reza Indragiri. Reza terkesan dengan cara AKBP Pujewati menangani kasus Agus buntung. Menurut Reza, Pujewati telah menunjukkan keberhasilan dalam mengelola perkara yang menyangkut tiga kelompok yang membutuhkan perhatian ekstra, yakni anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.

Selama menjabat Kasubdit Renakta Polda NTB, AKBP Pujewati juga menangani sejumlah kasus menonjol yang menjadi perhatian publik:

– Polda NTB menyita 1.116 paspor dari hasil pengungkapan kasus TPPO pada 2024
– Polda NTB mengungkap kasus TPPO di Turki dan negara Timur Tengah pada 2023
– Polda NTB mengungkap kasus pernikahan anak di bawah umur di Lombok Barat pada 2024
– Polda NTB mengungkap tiga kasus kejahatan seksual pada anak pada 2024
– Polda NTB menangani kasus dugaan pemerkosaan anak yang melibatkan Bacaleg pada 2023
– Polda NTB mengungkap kamar khusus Metzo Executive Club & Karaoke Lombok yang jadi lokasi aksi tari telanjang pada 2020
– Polda NTB menangani kasus modus ritual zikir zakar

Simak profil lengkapnya

Kompol Tatang Yulianto menjabat sebagai Kasubbag Pullahjianto Bagdalops Roops Polda Maluku. Kompol Tatang membuat bimbingan belajar di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, saat dirinya menjabat Kabag Ops Polres Lubuklinggau tahun 2021. Bimbel ini diakses secara gratis oleh anak-anak setempat.

Pada 2016 saat menjabat sebagai Kapolsek Batu Ampar, Kalimantan Selatan, Tatang pernah membuka bimbel gratis untuk anak-anak di sekitar Polsek. Mereka belajar di gudang Polsek yang tidak terpakai. Namun program ini hanya berjalan beberapa bulan karena Tatang dipindah tugaskan ke Akpol Semarang.

Belajar dari pengalaman itu, Tatang tidak ingin program bimbel terhenti ketika dia pindah tugas. Sehingga tahun 2021 saat berdinas di Lubuklinggau, Tatang merencanakan pembuatan rumah Bimbel Cendekia Parahita secara matang.

Kemudian dia merekrut tenaga pengajar dengan sistem semi-sosial, para guru menjadi sukarelawan akan tetapi juga mendapatkan honor dari Kompol Tatang dengan dana pribadinya. Rumah bimbel ini menggunakan gedung Pemda yang sudah tidak digunakan dengan total siswa saat ini sebanyak 400 anak.

Bimbel ini mengajarkan mata pelajaran matematika, biologi, kimia, bahasa Inggris. Ketika masih berdinas di Lubuklinggau, Tatang ikut menjadi pengajar matematika. Pada tahun 2023, Tatang tak lagi di Lubuklinggau, dia tetap memantau perkembangan bimbel dan memfasilitasi semua operasional dan gaji tenaga pengajar.

Simak profil lengkapnya

Aipda I Gede Arya Suantara merupakan Bhabinkamtibmas Desa Gontoran, Polres Mataram, Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), sejak tahun 2016. Semua penduduk Desa Gontoran beragama Islam dengan total penduduk sekitar 1.780 jiwa terdiri dari 5 dusun, sementara Arya berasal dari Bali.

Sebagai Bhabin, Arya ingin menanamkan nilai-nilai toleransi. Dia mendukung ilmu agama ditingkatkan untuk anak-anak di Desa Gontoran guna membentengi anak dan mencegah kenakalan remaja. Dia mendukung kegiatan agama Islam walaupun beragama Hindu.

Arya men-support kegiatan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) dengan menyumbang 40 Al-Qur’an, 80 Iqra, 60 rehan atau tempat meletakkan Al-Quran dan 60 tikar. Sumbangan ini biasanya diberikan setiap tahun menjelang bulan Ramadan.

Selain itu, Arya juga mendukung petani setempat dengan menyumbang 100 caping atau topi petani, sabit hingga cangkul. Pemberian dilakukan berdasarkan kebutuhan petani tidak terbatas waktu.

Simak profil lengkapnya

Aipda Rahmad Muhajirin merupakan Bhabinkamtibmas Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro, Jawa Timur. Aipda Jirin menggagas komunitas Marcapada untuk menangani banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Komunitas ini berdiri untuk tanggap banjir besar tahun 2007, dan aktif hingga saat ini. Komunitas ini juga melakukan penanaman pohon bambu di pinggir sungai.

Sejak 2018, Jirin menggagas ambulans gratis untuk warga. Jirin mulanya menggunakan mobil pikap miliknya, setahun kemudian koperasi syariah setempat Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) menyediakan ambulans. Mobil itu dioperasikan oleh Jirin bersama karyawan BMT. Warga bisa mengakses ambulans ini secara gratis.

Sebagai Bhabin, Jirin juga ditunjuk menjadi pembina UMKM setempat. Lebih dari setengah penduduk Kelurahan Ledok Kulon merupakan pengusaha tahu dan tempe. Pada 2022 lalu, UMKM tahu-tempe kesulitan mendapatkan minyak goreng akibat migor langka. Masalah ini membuat 230 UMKM terancam tidak produksi. Kemudian Jirin berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Bojonegoro dan direkomendasikan untuk membeli minyak langsung ke pabrik di Surabaya.

Setelah menyediakan syarat-syarat yang dibutuhkan, Aipda Jirin berangkat ke Surabaya. Pihak pabrik menyetujui agar minyak goreng dikirimkan untuk UMKM di Ledok Kulon. Mobil tangki berisi minyak goreng dikerahkan ke lokasi dengan HET per liter Rp 14.000. Ketika minyak kembali normal, Jirin menyerahkan pembelian minyak goreng ke mekanisme pasar.

Jirin juga membantu warga yang kesulitan air selama musim kemarau dengan menyediakan sumur bor dan toren. Ini dilakukannya sejak 2019. Warga yang tinggal di bantaran Bengawan Solo biasanya akan kesulitan air saat musim kemarau karena sumur mereka kering. Toren dan sumur bor ini bisa mengatasi kekurangan air warga selama kemarau.

Simak profil lengkapnya

Bripka Batias Yikwa merupakan Banit 3 Satreskrim Polres Keerom, Polda Papua. Dia mendirikan rumah baca atau perpustakaan sebagai tempat anak-anak di Kampung Baburia, Keerom, untuk belajar membaca dan meningkatkan literasi bagi yang sudah bisa membaca.

Latar belakang Bripka Batias membangun rumah baca itu karena anak-anak di desa binaannya terkendala akses belajar, misalnya jarak ke sekolah sangat jauh. Sehingga tidak semua anak di Baburia bisa bersekolah.

Bripka Batias juga membantu warga yang tidak mampu secara ekonomi. Dia kerap membagikan paket sembako kepada warga-warga yang membutuhkan.

Tak hanya itu, dia membina 3 kelompok tani di Baburia, dengan masing-masing per kelompok tani berjumlah 10 orang. Bentuk pembinaannya bukan hanya memberikan informasi dan pengetahuan tentang cara-cara bertani, ia juga turun langsung mengajak warga membuka lahan kebun dan mengajarkan kelompok tani binaannya untuk bercocok tanam.

Bripka Batias juga memberikan bibit tanaman seperti kacang panjang, jagung, timun, dan kacang tanah untuk kelompok tani binaannya yang rata-rata mama-mama.

Hasil kebunnya nanti dijual dan dinikmati oleh warga, demi meningkatkan perekonomian anggota kelompok tani tersebut. Sedangkan Bripka Batias hanya mendampingi prosesnya, ia tidak meminta hasil tani warga.

Simak profil lengkapnya

Bripka Annas sejak 2016 menjabat sebagai Bhabinkamtibmas Banawa Selatan, Polres Donggala, Polda Sulawesi Tengah. Bripka Annas bertugas di dua desa terpencil di Banawa Selatan, yakni Desa Ongulara dan Desa Malino, yang dihuni oleh suku Da’a. Di wilayah yang sulit dijangkau dan minim akses pendidikan itu, dia menjalankan peran ganda: sebagai polisi sekaligus penggerak literasi.

Dedikasi Bripka Annas dipercaya sebagai guru pengganti untuk mengajar di dalam kelas. Annas juga mendirikan pondok belajar. Di tempat sederhana inilah ia mengumpulkan anak-anak setiap sore untuk belajar mengenal huruf, angka, dan bacaan dasar. Ia juga mendampingi siswa SMP dengan materi yang disesuaikan, termasuk penguatan nilai-nilai sopan santun dan tanggung jawab.

Tantangan yang dihadapi Bripka Annas tidaklah ringan. Wilayah yang dibinanya memiliki medan yang berat, dengan jalanan berbatu dan sulit dilalui saat musim hujan. Hingga tahun 2021, wilayah tersebut belum memiliki akses listrik dan jaringan komunikasi yang memadai. Namun, ia tetap menjalankan tugas dengan semangat tanpa mengeluh.

Melalui kerja sama dengan pemerintah desa, Bripka Annas turut mendorong agar wilayah tersebut bisa mendapatkan akses listrik dan jaringan. Usahanya membuahkan hasil pada tahun 2022, saat desa mulai teraliri listrik dan terhubung jaringan komunikasi, yang juga membuka jalan lebih luas bagi kegiatan pendidikan.

Bripka Annas juga sempat mencegah konflik antarkampung di Donggala pada tahun 2019. Kesalahpahaman yang berawal dari insiden pemukulan terhadap tiga warga Desa Lumbulama oleh warga Dusun Polege, Desa Lembasada, nyaris memicu bentrokan antarkampung dalam skala besar.

Di tengah gejolak tersebut, Bripka Annas bersama dua rekan dan Kasubsektor Banawa Selatan bergerak cepat menuju lokasi kejadian. Annas berbicara langsung kepada massa menggunakan bahasa Kaili Da’a-bahasa ibu yang sangat dihormati. Perlahan, ketegangan mereda. Negosiasi dengan melibatkan tokoh masyarakat dilakukan. Dalam waktu yang tidak lama, situasi berhasil dikendalikan. Massa membubarkan diri tanpa insiden kekerasan.

Simak profil lengkapnya

Bripka Riri Herlianto merupakan Bhabinkamtibmas Polsek Hantakan, Polres Hulu Sungai Tengah, Polda Kalimantan Selatan. Dia membuat kelas Bhabinkamtibmas untuk menginspirasi anak-anak Dayak agar tak putus sekolah di Pegunungan Meratus.

Kelas Bhabinkamtibmas adalah sebuah kegiatan belajar nonformal yang memberi motivasi kepada anak-anak agar tidak menyerah pada keterbatasan. Ia meminta waktu kepada guru-guru di sekolah untuk bisa menyisipkan sesi inspiratif tanpa mengganggu kegiatan belajar mengajar utama.

Wilayah binaannya, termasuk Desa Haruyan Dayak dan Datar Ajab, terletak di pedalaman Pegunungan Meratus. Akses menuju desa-desa tersebut sebagian besar berupa jalan tanah berbatu dan belum terjangkau jaringan listrik maupun internet. Bahkan, beberapa dusun hanya bisa dijangkau dengan melintasi kabupaten lain dan menyeberangi sungai.

Selain mengajar, Bripka Riri juga tetap menjalankan tugas pokoknya sebagai Bhabinkamtibmas. Ia melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk menyerap aspirasi warga, menangani konflik sosial, hingga membantu warga yang sakit. Pendekatan jemput bola ini membuatnya dikenal dekat dan dipercaya oleh masyarakat.

Meski menghadapi tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur, semangat Bripka Riri tak surut. Ia melaksanakan Kelas Bhabinkamtibmas di luar jam dinas, memanfaatkan waktu luang untuk hadir di tengah anak-anak dan masyarakat yang haus akan perhatian serta pendidikan.

Kehadirannya di tengah komunitas adat Dayak juga membuahkan apresiasi. Tiga dari empat desa binaannya memberikan piagam penghargaan atas dedikasinya, termasuk dari tokoh adat dan tokoh agama. Masyarakat menganggap Bripka Riri sebagai sosok yang melayani tanpa membeda-bedakan suku dan agama.

Simak profil lengkapnya

Kandidat Polisi Berintegritas

AKBP Seminar Sebayang

Kompol Reny Arafah

Brigjen Arief Adiharsa

Kandidat Polisi Inovatif

Aiptu Karyanto

Iptu Andi Sri Ulva Baso

⁠AKBP Condro Sasongko

Kandidat Polisi Pelindung Perempuan dan Anak

Kombes Retno Prihawati

Kombes Rita Wulandari

AKBP Ni Made Pujewati

Kandidat Polisi Berdedikasi

Kompol Tatang Yulianto

Aipda I Gede Arya Suantara

Aipda Rahmad Muhajirin

Kandidat Polisi Tapal Batas dan Pedalaman

Bripka Batias Yikwa

⁠Bripka Annas

⁠Bripka Riri Herlianto