Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja menggelar voting bersejarah terkait konflik berkepanjangan di tanah Palestina. Resolusi yang dihasilkan menyepakati terbentuknya negara Palestina merdeka dan berdaulat sebagai bagian dari solusi dua negara.
Dalam pemungutan suara tersebut, sebanyak 142 negara mendukung resolusi, sementara 12 negara memilih abstain. Namun yang menjadi sorotan dunia, terdapat 10 negara yang justru menolak resolusi penting ini.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Keputusan penolakan dari 10 negara tersebut menimbulkan pertanyaan besar tentang latar belakang, kepentingan politik, hingga posisi diplomasi mereka dalam isu Palestina-Israel. Siapa saja negara tersebut, dan bagaimana profil mereka di kancah internasional?
Dikutip dari situs resmi PBB, ada 10 negara yang memilih untuk menolak resolusi yang diberi nama “Deklarasi New York tentang Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara”, berikut daftar lengkapnya.
Argentina termasuk salah satu dari 10 negara yang menolak resolusi PBB terkait pembentukan negara Palestina merdeka. Negara Amerika Selatan ini memilih untuk tidak mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dan tetap menolak kemerdekaannya.
Dikutip dari Buku Pintar Terlengkap Sistem-sistem Pemerintahan Sedunia, berikut adalah profil negara Argentina:
Hungaria turut masuk dalam daftar negara yang menolak resolusi PBB mengenai kemerdekaan Palestina. Negara di Eropa Tengah ini konsisten mendukung posisi Israel dan tidak memberikan pengakuan terhadap Palestina sebagai negara merdeka.
Mikronesia termasuk negara kepulauan kecil di Pasifik yang ikut menolak resolusi PBB tentang kemerdekaan Palestina. Negara ini dikenal memiliki hubungan diplomatik yang sangat erat dengan Amerika Serikat sehingga kerap sejalan dengan kebijakan luar negeri Washington.
Nauru negara pulau kecil di Pasifik, termasuk dalam daftar negara yang menolak resolusi PBB tentang kemerdekaan Palestina. Sikap politik luar negeri Nauru kerap sejalan dengan negara-negara Barat, sehingga tidak memberikan dukungan terhadap Palestina merdeka.
Palau, negara kepulauan kecil di Samudra Pasifik dengan populasi yang sangat sedikit, turut menolak resolusi PBB tentang kemerdekaan Palestina sebagai bentuk konsistensi sikap politik luar negerinya yang sering sejalan dengan kebijakan Amerika Serikat.
Papua Nugini yang merupakan negara tetangga yang berada di sebelah timur Indonesia, juga menolak resolusi PBB mengenai kemerdekaan Palestina.
Paraguay juga menolak resolusi PBB tentang kemerdekaan Palestina dengan alasan sikap politik luar negeri yang tidak memberikan pengakuan terhadap Palestina sebagai negara berdaulat.
Tonga menjadi negara selanjutnya yang menolak resolusi PBB mengenai kemerdekaan Palestina dan keputusan tersebut mencerminkan posisi diplomatik negara kepulauan di Pasifik ini yang kerap mengikuti garis kebijakan negara-negara besar pendukung Israel.
Amerika Serikat menjadi negara utama yang menolak resolusi PBB tentang kemerdekaan Palestina. Penolakan ini sejalan dengan kebijakan luar negeri Washington yang sejak lama dikenal sebagai sekutu dekat Israel.
Presiden Donald Trump bahkan sering memberi sinyal dukungan terbuka terhadap Israel, termasuk melalui kebijakan kontroversial pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017.
Israel menolak deklarasi PBB mengenai kemerdekaan Palestina karena menganggap tanah Palestina, termasuk Yerusalem, sebagai bagian dari hak historis dan kedaulatan mereka.
Pemerintah Israel menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Bagi Israel, resolusi tersebut dinilai melemahkan posisinya dan tidak membawa jalan keluar bagi perdamaian.