Sepekan menjelang Natal, Perpustakaan Petra Christian University (PCU) atau Universitas Kristen Petra kembali memamerkan Pohon Natal berkonsep unik. Kali ini, Papua menjadi tema besar yang diangkat lewat Pohon Natal bertajuk “Terang dari Timur”.
Pohon Natal berbahan kain setinggi tujuh meter dengan diameter 3,3 meter bernuansa Papua ini dapat dinikmati pengunjung hingga 31 Januari 2026 di ruang pameran Perpustakaan lantai 6 kampus PCU.
Bukan kain batik biasa, motif yang membalut seluruh bagian pohon merupakan hasil generative AI yang terinspirasi dari kekayaan simbol budaya Papua.
Kepala Perpustakaan PCU, Dian Wulandari menjelaskan, motif-motif tersebut dirancang lewat prompt Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan oleh salah satu tenaga pendidik yang kemudian dicetak dan dipasang ke pohon.
Sedangkan untuk proses pembuatannya memakan waktu kurang lebih tiga minggu. Dimulai dari pembuatan motif hingga tahap akhir pemasangan. Namun, pengerjaannya tidak dilakukan penuh dari pagi hingga malam, melainkan menyesuaikan dengan aktivitas operasional perpustakaan.
“Untuk proses yang cukup bising seperti memaku rangka kayu, dikerjakan oleh vendor setelah layanan perpustakaan selesai. Sementara proses lain tetap berjalan di pagi dan siang hari,” ungkap Dian, Jumat (19/12/2025).
Selain balutan kain bermotif batik AI, pohon ini juga dihiasi beragam artefak khas Papua. Tercatat ada 28 tifa, empat perisai Asmat, empat tombak, tiga noken (tas asal Papua), tiga manik-manik, hingga dua patung Asmat. Di samping pohon, terdapat pula replika rumah Honai, rumah tradisional masyarakat Papua Pegunungan dan Papua Tengah, khususnya suku Dani.
Keindahan Papua semakin lengkap dengan kehadiran ornamen lain seperti mahkota burung Cendrawasih, panah, dan perahu lesung. Seluruh artefak tersebut merupakan koleksi pribadi salah satu tenaga kependidikan PCU yang turut mendukung konsep budaya dalam perayaan Natal tahun ini.
Nama “Terang dari Timur” dipilih bukan tanpa makna. Dian menjelaskan, terang dimaknai sebagai kasih Kristus yang hadir layaknya sinar matahari yang terbit dari timur setiap hari dan membawa harapan baru bagi dunia.
“Ini juga menjadi simbol harapan bagi Papua sebagai pulau paling timur Indonesia. Kami berharap terjadi transformasi sosial di tanah Papua melalui nilai kasih dan pengampunan sebagaimana ajaran Yesus sebagai Terang Dunia,” tambahnya.
Rektor PCU Rolly Intan menambahkan, makna Natal yang paling mendalam adalah bukti pemenuhan janji Tuhan untuk mengasihi manusia. “Terang” menurutnya memiliki arti luas. Mulai dari kebenaran, keadilan, kesejahteraan, kedamaian, hingga keselamatan.
Ia juga menegaskan komitmen PCU untuk terus merayakan Natal dengan mengangkat keberagaman budaya. Setiap tahun, tema perayaan akan bergantian antara budaya nasional dan internasional.
“Tahun lalu kami mengangkat tema internasional, tahun ini kembali ke nasional, dan tahun depan internasional lagi. Itu akan terus kami lakukan,” pungkasnya.









