Kisah pelajar dari seluruh penjuru negeri dalam menggapai cita-cita masuk perguruan tinggi, patut diapresiasi. Salah satunya, Ines Kustanti yang berjuang dari Timika, Papua untuk mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Surabaya.
Iin, sapaan akrabnya adalah siswi yang berasal dari SMAS YPPK Tiga Raja Timika, Papua. Ia memilih mengikuti UTBK di Universitas Airlangga (Unair) untuk memperjuangkan cita-citanya.
Bagi Iin, Unair merupakan kampus impiannya. Dia pun menempuh perjalanan udara jauh menuju Surabaya. Dia didampingi oleh pamannya yang kini tinggal di Solo untuk mewujudkan mimpinya bisa berkuliah di Unair.
“Saya lahir di Palembang, tapi besar di Timika. Saya memilih ikut UTBK di Universitas Aidlangga karena kualitas pendidikannya sangat bagus dan fasilitasnya lengkap. Unair juga kampus top dunia,” ujar Iin, Sabtu (26/4/2025).
Dirinya memilih dua program studi di Unair yakni D4 Teknologi Radiologi Pencitraan serta D3 Keperawatan.
Alasannya sangat mulia, ia memilih jurusan tersebut karena ingin kembali ke Timika untuk mengabdi di daerah asalnya, di mana menurutnya, di sana masih sangat membutuhkan tenaga profesional dalam bidang radiologi.
“Saingannya juga tidak terlalu banyak di sana. Saya ingin setelah lulus bisa bekerja dan berkontribusi di Timika,” bebernya.
Untuk persiapan mengikuti UTBK, Iin belajar secara mandiri dengan rangkuman sosial hingga memanfaatkan internet sejak Maret 2025.
“Karena di sekolah tidak terlalu banyak persiapan, jadi saya belajar sendiri setiap hari,” katanya.
Paman yang mendampingi Iin mengikuti UTBK di Surabaya menceritakan perjuangan keponakannya dalam menempuh pendidikan.
Di Timika, jarak rumah ke sekolahnya harus menempuh perjalanan sekitar satu jam. Setiap hari, Iin juga harus berebut naik angkutan umum agar bisa sampai ke sekolahnya.
“Di sana tidak ada bimbingan belajar. Saya sampai belikan buku dari Jawa dan kirimkan ke Papua agar dia bisa belajar. Sekolahnya bahkan tidak mendaftarkan siswa untuk SNBP. Jadi anak-anak harus berjuang sendiri kalau mau kuliah,” jelasnya.
Ditambah internet dan listrik yang sering mati. Menurutnya, setelah pulang sekolah, anak-anak biasanya berjualan di bandara. Tak banyak yang berpikir untuk bisa lanjut kuliah.
Maka, Iin pun sangat berharap bisa lolos UTBK dan diterima di Unair pada jurusan impiannya.
“Saya berharap nilai UTBK saya bagus, dan diterima di Unair, serta ikut tinggal di asrama. Itu akan jadi langkah besar bagi saya,” pungkas Iin.