Musim kemarau menjadi berkah bagi perajin layang-layang di Mojokerto. Perajin layangan berbahan kain peles ini mulai kebanjiran pesanan.
Seperti yang dirasakan Riyadi alias Bang Sarip (44), perajin layangan di Perumahan Abadi Megah Regency, Dusun Kalijaring, Desa Mlirip, Jetis, Mojokerto. Dibantu istri dan anak keduanya, bapak 3 anak ini mulai menggarap layangan lipat pantai pesanan dari berbagai daerah di tanah air.
“Pesanan mulai masuk akhir bulan ini, 200 layangan, kebanyakan dari Sumatra,” kata Riyadi kepada wartawan di rumahnya, Selasa (1/7/2025).
Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, order layangan bikinan Riyadi datang dari Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Sumatera hingga Papua. Khususnya daerah-daerah yang banyak wisata pantai. Bahkan, 3 tahun lalu ia harus mengerjakan 1.000 pcs layangan/minggu selama kemarau Juni-November.
“Kami produksi layangan printing dan sablon berbahan bambu petung dan kain peles,” terangnya.
Bisnis layang-layang lipat pantai ini ditekuni Riyadi sejak 2018. Biaya produksinya bisa ditekan karena sehari-hari, ia dibantu istrinya, Sulasih (34) dan anak keduanya, M Risky Afriliansah (16). Corak layangannya pun beragam mengikuti motif dan film kartun yang sedang viral saat ini. Misalnya gambar Transformers, Captain Amerika, burung hantu dan harimau.
“Belajarnya autodidak, termasuk membuat kerangka harus seimbang hanya pakai feeling (perasaan),” ujarnya.
Produksinya diawali dengan membuat kerangka layangan berbahan bambu petung. Riyadi memilih bambu jenis ini lantaran ukuran setiap ruasnya yang lebih panjang dibandingkan bambu yang lain. Kerangka layangan dibuat berdiameter 3 mm.
Baru lah kain peles dipasang pada kerangka menggunakan lem khusus. Sehingga tidak mudah lepas saat diterpa angin. Motif pada kain dibuat dengan 2 metode, yaitu printing dan sablon. Terakhir, Riyadi memasang benang pada sisi atas dan bawah keranga.
Sedangkan ukuran layangan yang ia produksi hanya 2 macam. Yaitu 45×75 cm dan 90×120 cm. Meski hanya menggunakan tenaga 3 orang, Riyadi mampu menuntaskan 200 pcs layangan hanya dalam 4 hari. Rata-rata setiap layangan membutuhkan waktu produksi sekitar 30 menit.
“Saya melayani grosir. Layangan printing ukuran 90×120 cm harganya Rp 50-55 ribu, ukuran 45×75 cm Rp 10.500. Kalau layangan sablon 45×75 cm Rp 8.500,” tandasnya.