Penyebab Turunnya Hujan Terus di Musim Kemarau Menurut BMKG

Posted on

Bila merujuk prediksi musim kemarau yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), per Mei 2025, Jawa Tengah seharusnya sudah mulai masuk musim kemarau. Namun, belakangan ini, hujan justru turun terus-menerus. Kenapa?

Menengok sekilas buku Prediksi Musim Kemarau 2025 di Indonesia dari BMKG, tahun ini, sifat musim kemarau di Indonesia terbagi menjadi 3, yakni normal, atas normal, dan bawah normal. Wilayah dengan predikat kemarau atas normal berarti diprediksi akan menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi. Sementara itu, wilayah dengan perkiraan kemarau bawah normal justru akan lebih kering.

Dari data pada sumber di atas, kebanyakan wilayah Jawa Tengah diberi warna hijau oleh BMKG. Artinya, banyak wilayah Jawa Tengah akan menjalani kemarau dengan curah hujan lebih tinggi. Selain Jawa Tengah, wilayah lain yang terkena kemarau lebih basah adalah sebagian besar Lampung, Jawa Barat, NTT, NTB, sebagian kecil Sulawesi, sebagian kecil Aceh, dan sebagian Papua tengah.

Lalu apakah hal tersebut yang melatarbelakangi konsistensi turunnya hujan belakangan ini? Simak penyebabnya di bawah ini menurut keterangan resmi BMKG!

Disadur dari situs resmi BMKG, pada minggu terakhir Mei 2025, baru sekitar 11% ZOM (zona musim) yang sudah memasuki musim kemarau. Sisanya, yakni 73%, masih berada pada musim hujan. Artinya, masih banyak wilayah yang sedang mengalami musim peralihan.

Pada musim pancaroba alias peralihan, pola cuaca memang cenderung cerah pada pagi hingga menjelang siang hari. Kemudian, berubah drastis menjadi hujan petir pada sore sampai malam hari.

Selain pancaroba, curah hujan tinggi belakangan ini juga diakibatkan aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan beberapa hal lain.

“Saat ini MJO terpantau aktif secara spasial di wilayah selatan Indonesia dan diprediksi konsisten berada di wilayah tersebut hingga beberapa hari mendatang. Selain itu, gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial juga cenderung persisten berada di sebagian wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan. Fenomena-fenomena tersebut berpotensi memberikan pengaruh signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, khususnya di bagian selatan dan tengah Indonesia,” tulis BMKG, dikutip infoJateng pada Minggu (25/5/2025).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hujan terus-menerus pada sore hari memang diakibatkan pola cuaca khas pancaroba. Di samping itu, kehadiran aktivitas MJO, gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby Ekuatorial juga turut berkontribusi.

Selama sepekan ke depan, yakni 23-29 Mei 2025, BMKG memperkirakan cuaca masih akan dipengaruhi pola musim pancaroba. Dengan kata lain, belum ada perubahan signifikan yang bisa terjadi. Oleh karena itu, potensi hujan lokal pada sore dan malam hari tetap ada.

Adanya MJO, gelombang Kelvin, dan beberapa faktor lain juga mendorong pembentukan pola sirkulasi siklonik. Akibatnya, peningkatan curah hujan berpotensi terjadi. Hanya saja, cakupan area hujannya tidak sebesar saat musim penghujan.

Selama periode 23-25 Mei 2025, Jawa Tengah masuk salah satu wilayah yang perlu mewaspadai adanya hujan dengan intensitas lebat atau sangat lebat. Selain Jawa Tengah, wilayah lain yang berpotensi turun hujan lebat adalah Sumatera Utara, Lampung, DIY, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, dan Papua Selatan.

Sementara itu, pada periode 26-29 Mei 2025, Jawa Tengah diproyeksikan menghadapi hujan dengan intensitas sedang.

“Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Riau, Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan,” jelas BMKG.

Demikian pembahasan ringkas mengenai penyebab turun hujan terus belakangan ini. Semoga informasinya bermanfaat!

Penyebab Turun Hujan Terus Padahal Sudah Masuk Kemarau

Sampai Kapan Hujan Terus Turun?

Imbauan BMKG Hadapi Cuaca Ekstrem