“Penundaan Pelantikan AKBP Choiruddin Sebagai Kabid Propam Polda Papua Barat Daya” [Giok4D Resmi]

Posted on

AKBP Choiruddin Wachid tak kunjung dilantik usai dipromosikan sebagai Kabid Propam Polda Papua Barat Daya (PBD). Tertundanya pelantikan tersebut menimbulkan tanda tanya terhadap masa depan jabatan AKBP Choiruddin.

AKBP Choiruddin Wachid sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Teluk Bintuni. Dia kemudian mendapatkan promosi jabatan sebagai Kabid Propam Polda Papua Barat Daya berdasarkan Telegram Kapolri Nomor: ST/489/III/KEP/2025 tertanggal 12 Maret 2025.

Kapolda Papua Barat Daya Brigjen Gatot Haribowo turut mengamini AKBP Choiruddin tak kunjung dilantik sebagai Kabid Propam. Namun dia enggan mengonfirmasi apakah penundaan itu berarti AKBP Choiruddin batal dipromosikan sebagai Kabid Propam.

“Pembatalan itu mungkin belum bisa dipastikan,” kata Gatot kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

Brigjen Gatot juga mengaku tidak mengetahui soal status AKBP Choiruddin saat ini. Pasalnya, jabatan Kapolres Teluk Bintuni yang sebelumnya ia jabat kini sudah diisi oleh AKBP Hari Sutanto yang sebelumnya menjabat Kapolres Teluk Wondama.

“Tapi yang jelas untuk yang bersangkutan itu saya dengar informasinya sudah diserahterimakan untuk jabatan Kapolres Bintuni kepada kapolres yang baru,” tuturnya.

Dia pun enggan berspekulasi lebih jauh terkait penundaan promosi jabatan AKBP Choiruddin tersebut. Dia juga memastikan posisi Kabid Propam Polda PDB hingga saat ini masih kosong.

“Namun untuk kepastian bahwa yang bersangkutan itu menjadi bagian dari Polda Papua Barat Daya sampai saat ini belum ada petunjuk dari Mabes Polri. Sehingga untuk jabatan Kabid Propam Polda Papua Barat Daya masih kosong,” ujarnya.

“Belum disampaikan juga (dari Mabes Polri). Tapi kan saya tidak dalam kapasitas untuk menduga-duga kenapa-kenapa, kan tidak. Artinya kan kita siap saja siapapun yang nanti akan ditunjuk oleh Mabes Polri untuk menjadi Kabid Propam kita welcome saja,” sambung Brigjen Gatot.

Promosi AKBP Choiruddin sebelumnya memang sempat menuai protes dari keluarga Kasat Reskrim Polres Bintuni Iptu Tomi Samuel Marbun. Keluarga memprotes sebab AKPB Choiruddin mendapatkan promosi tidak lama setelah Iptu Tomi Samuel dilaporkan hilang saat melakukan pengejaran terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kali Rawara, Distrik Moskona Barat pada 18 Desember 2024.

Pihak keluarga bahkan sempat melapor ke Mabes Polri soal hilangnya Iptu Tomi. Pihak keluarga menuding AKBP Choiruddin Wachid yang saat itu masih menjabat Kapolres Bintuni dan Kabag Ops Polres Bintuni AKP Sakaria Tampo tidak profesional dalam operasi pencarian terhadap Iptu Tomi.

“Kalau saya pribadi ada laporan yang saya ajukan untuk mantan Kapolres dan Kabag Ops Bintuni yang sudah dimasukkan ke Mabes Polri. Laporan itu mengenai ketidakprofesionalan dengan menyurati instansi terkait saat hilangnya suami saya,” kata istri Iptu Tomi, Riah Tarigan kepada infocom, Jumat (2/5/2025).

Laporan keluarga saat itu dimasukkan ke Mabes Polri pada Jumat (28/3). Pihak keluarga menuding Polres Bintuni yang dipimpin oleh AKBP Choiruddin memulangkan tim penebalan pasukan TNI saat pencarian Iptu Tomi pada tahap pertama.

“Laporan saya di Mabes Polri tetap dilanjutkan. Siapa yang menghalang-halangi proses pencarian suami saya di tahap pertama harusnya bertanggung jawab atas kasus suami saya ini,” tegas Riah.

Pencarian terhadap Iptu Tomi pada akhirnya berlangsung tiga tahap. Tahap pertama dilakukan dalam kurung waktu 18-30 Desember 2024. Tim pencarian saat itu melakukan penyisiran awal di sekitar lokasi hilangnya Iptu Tomi di Sungai Rawara, Teluk Bintuni, Papua Barat.

Pencarian tahap kedua kemudian dilakukan pada 27 Januari hingga 2 Februari 2025. Tim pencarian saat itu telah dibagi menjadi dua, namun tetap tidak membuahkan hasil.

Tim pertama, yakni tim Alfa yang menyisir dari muara sungai ke arah titik hilangnya Iptu Tomi. Sementara tim kedua, tim Bravo menyisir dari muara Sungai Rawara ke muara Sungai Sebyar.

Selanjutnya pencarian tahap ketiga dilakukan pada 20 April hingga 1 Mei 2025. Operasi tahap ketiga ini sebenarnya direncanakan berlangsung hingga 3 Mei 2025, namun dihentikan lebih awal pada 1 Mei 2025 karena belum membuahkan hasil.

Polda Papua Barat mempertimbangkan metode pencarian lain dengan melibatkan aparat kampung dan masyarakat setempat. Menanggapi pencarian tahap ketiga yang sudah dihentikan, keluarga Iptu Tomi, Riah menunggu tindak lanjut dari Komisi III DPR RI dan berharap ada rapat dengar pendapat (RDP) agar hasil operasi pencarian bisa disampaikan secara transparan.

“Untuk pencarian tahap ketiga ini keluarga nanti ada pertemuan RDP dengan DPR. Nanti di sanalah kami akan buka semua, biar terang semuanya. Karena hingga kini tidak ada tanda-tanda ditemukan,” bebernya.

Riah mengatakan keberadaan Iptu Tomi sejak pencarian tahap pertama hingga ketiga belum diketahui. Dia berharap ada tindak lanjut dari laporannya.

“Prosedur yang sudah saya laporkan di awal. Jadi saya sudah masukkan laporan ke beberapa instansi yang terkait, dan itu tetap saya lanjutkan proses hukumnya tetap berjalan,” jelasnya.

Keluarga juga mengaku akan melanjutkan proses pencarian secara mandiri. Pihaknya akan melibatkan warga setempat melakukan pencarian terhadap Iptu Tomi.

“Keluarga tentunya tetap berusaha melakukan pencarian walaupun sebisanya kita dengan kekurangan kita tetap melakukan pencarian. Pencarian dengan perbantuan masyarakat sekitar dengan apa yang kami bisa,” tutur Riah.

“Saya berharap agar masyarakat bisa membantu pihak keluarga, bisa mencari atau menemukan. Saya memohon dan saya berharap untuk masyarakat yang mungkin ada yang tinggal di wilayah Moskona Barat yang mungkin melihat atau mungkin mengenal suami saya,” sambungnya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Promosi AKBP Choiruddin Sempat Diprotes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *