Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, umat Islam di Indonesia disarankan untuk memperhatikan pengumuman hasil sidang isbat penetapan 1 Dzulhijjah 1446 H yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag). Penetapan 1 Dzulhijjah sangat menentukan pelaksanaan hari raya kurban, termasuk hari-hari penting sebelumnya seperti puasa Arafah.
Perbedaan penetapan awal bulan Hijriah antara Kemenag dan ormas Islam seperti Muhammadiyah kerap terjadi karena perbedaan metode penentuan. Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wujudul hilal, sedangkan Kemenag menerapkan rukyat dan imkanur rukyah sebagai acuan utama. Perbedaan ini berimbas pada potensi perbedaan tanggal Idul Adha antara keduanya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, penting bagi masyarakat untuk tidak hanya bergantung pada kalender yang sudah beredar, tetapi juga menantikan hasil resmi sidang isbat pemerintah. Dengan begitu, pelaksanaan ibadah qurban dan amalan Dzulhijjah lainnya dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang sah dan diakui secara nasional. Jadi, mari simak hasilnya!
Kementerian Agama RI akan menyelenggarakan sidang isbat penetapan 1 Dzulhijjah 1446 H pada akhir bulan Zulkaidah 1446 H mendatang. Rangkaian sidang ini akan melibatkan para ahli falak, perwakilan ormas Islam, dan duta besar negara sahabat, serta menggunakan hasil pantauan rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di seluruh Indonesia.
Metode yang digunakan oleh Kemenag adalah rukyat hilal dengan kriteria baru MABIMS, yaitu tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Jika hilal memenuhi kriteria ini dan terlihat di titik-titik pemantauan, maka keesokan harinya akan ditetapkan sebagai 1 Dzulhijjah. Jika tidak terlihat, maka bulan Dzulqaidah digenapkan menjadi 30 hari.
Hasil dari sidang isbat ini akan diumumkan secara langsung melalui konferensi pers resmi oleh Menteri Agama. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk mengikuti pengumuman tersebut sebagai acuan resmi penentuan Idul Adha 2025, termasuk bagi para shohibul qurban untuk memulai larangan-larangan tertentu sejak 1 Dzulhijjah.
Untuk memantau hasil sidang isbat, infoers dapat mengakses link yang disediakan oleh Kemenag berikut ini.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Sidang isbat penetapan awal bulan Dzulhijjah 1446 H akan dilakukan melalui tiga tahapan utama.
Pertama, penyampaian posisi hilal (data hisab) oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama. Data ini didapatkan dari pelaksanaan rukyatul hilal secara langsung di lebih dari 100 titik pemantauan di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Titik-titik ini dipilih berdasarkan potensi terlihatnya hilal sesuai kriteria MABIMS. Petugas akan melakukan rukyat setelah matahari terbenam.
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan sidang tertutup yang diikuti oleh perwakilan ormas Islam, ahli astronomi, dan Komisi VIII DPR. Hasil dari pemantauan hilal kemudian dibahas untuk menentukan apakah bulan baru sudah masuk atau belum.
Setelah sidang isbat selesai dan keputusan penetapan 1 Dzulhijjah diambil, Menteri Agama akan menyampaikan hasilnya melalui konferensi pers resmi yang disiarkan langsung di berbagai media nasional. Dalam konferensi ini, disampaikan pula penjelasan mengenai hasil rukyat, dasar penetapan, dan imbauan terkait pelaksanaan Idul Adha, termasuk pentingnya menjaga kesatuan umat dalam menyikapi perbedaan. Konferensi pers ini menjadi sumber utama informasi yang sah dan perlu dipantau oleh seluruh umat Islam di Indonesia.
Menurut data hisab Muhammadiyah, ijtimak menjelang Dzulhijjah 1446 H terjadi pada Selasa, 27 Mei 2025 pukul 10:04 WIB. Saat matahari terbenam, tinggi hilal sudah mencapai +1° 27′, dan seluruh wilayah Indonesia berada dalam kondisi hilal sudah wujud (di atas ufuk). Karena itu, 1 Dzulhijjah ditetapkan pada hari Rabu, 28 Mei 2025.
Kalender Hijriah Indonesia versi Kementerian Agama juga menunjukkan tanggal yang sama. Artinya, meskipun pendekatan Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wujudul hilal, dan Kemenag mengandalkan imkan rukyat, kemungkinan besar keduanya bersepakat dalam hal ini. Hari Arafah jatuh pada Kamis, 5 Juni 2025 dan Idul Adha pada Jumat, 6 Juni 2025.
Kesamaan ini merupakan kabar baik karena masyarakat dapat melaksanakan ibadah dan kegiatan sosial secara serempak. Meski metode berbeda, hasil yang sejalan menunjukkan bagaimana ilmu falak dan semangat ukhuwah dapat berjalan beriringan.
Demikian penjelasan mengenai pengumuman hasil sidang isbat penetapan 1 Dzulhijjah 1446 H dan Idul Adha 2025.