Pendidikan Jadi Penyelamat Masa Depan Yanto Basna

Posted on

mengalami penurunan karier di sepakbola karena cedera parah. Namun, masa depannya bisa terselamatkan karena pendidikan formal.

Yanto Basna mengalami cedera lutut parah pada 2021. Dia menderita masalah itu saat bermain di Liga Thailand bersama Pracuap FC.

Hal itu membuatnya menghilang lama di dunia sepakbola. Yanto Basna kini memperkuat Waanal Brothers Football Club di Liga 3.

Namun, Yanto Basna juga sedang fokus di dunia pendidikan. Mantan bek Timnas Indonesia itu belum lama ini memaparkan paper penelitiannya di National Conference of Football and Science (NCFS) 2025 di Institut Tekhnologi Bandung (ITB).

“Kalau diingat sedikit lucu karena secara pengalaman dan background-nya, ini dunia baru, apalagi dunia akademisi. Misalnya masuk menjadi dosen, orang tanya, kenapa kamu dosen? Tetapi ketika saya, saya sengaja memilih ini (NCFS) untuk menyampaikan ide itu,” kata Yanto Basna.

Yanto Basna salah satu pesepakbola Indonesia yang telah sukses menjalankan pendidikan formal. Dia punya gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dan Magister Pendidikan (M.Pd) dari Universitas Negeri Yogyakarta, kini sedang mengejar gelar Doktor.

Pemain yang pernah menjadi kapten Timnas Indonesia di salah satu laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 itu punya misi khusus memajukan pendidikan di Papua. Yanto Basna berharap anak-anak di Papua tidak sekadar mengejar karier sepakbola.

“Kita harus ada satu perubahan untuk bagaimana pemerintah dan PSSI mencari solusi yang lain. Saya sempat berpikir kenapa PSSI tidak melakukan lisensi pelatih khusus untuk guru? Jadi tidak berdasarkan hanya ijazah untuk yang olahraga, karena sejauh ini kan kita semua bagian dari perubahan itu,” Yanto Basna menjelaskan.

Yanto Basna memiliki harapan di seluruh tingkat pendidikan, khususnya Papua, diharapkan guru punya bekal lisensi pelatih. Targetnya adalah minimal masing-masing tingkat pendidikan ada 50 guru dengan lisensi pelatih tiap tahunnya.

“Susah-susah gampang kalau saya lihat. Karena untuk mengubah satu mindset itu susah dan butuh waktu. Makanya kenapa tadi gambar saya itu anak-anak SD, bermain sepakbola di luar jam istirahat.”

“Kita kalau mau mengubah sesuatu harus dari bawah memang. Jadi istilah saya, kalau mau terbang generasi, saya akan fokus ke pendidikan dasar terutama,” Yanto menegaskan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *