Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM), Lamek Alipky Taplo, ditembak mati oleh Personel Komando Operasi Swasembada. Lamek ditembak bersama 3 anggotanya di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
“Komando Operasi Swasembada Papua memastikan bahwa Panglima Kodap XV Ngalum Kupel, Lamek Alipky Taplo, tewas bersama 3 OPM lainnya. Ketiganya tewas dalam operasi penyerangan yang dilaksanakan oleh personel TNI Koops Swasembada,” kata Asintelter Koops Swasembada Papua Letkol Inf Renaldy H kepada wartawan, Senin (20/10/2025) dikutip dari infoSulsel.
Penyerangan markas OPM di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang pada Minggu (19/10) itu merupakan tindak lanjut dari informasi intelijen yang menunjukkan adanya aktivitas kelompok OPM pimpinan Lamek Taplo.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Ia melanjutkan Lamek Alipky Taplo dikenal sebagai salah satu pimpinan OPM paling aktif dan radikal di wilayah Pegunungan Bintang. Sejak 2020 hingga 2025, kelompoknya telah melakukan berbagai aksi kekerasan dan teror.
“Kelompok tersebut selama ini aktif melakukan teror, pemerasan, dan intimidasi terhadap masyarakat sipil. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemulihan stabilitas keamanan di wilayah perbatasan negara, khususnya di Distrik Kiwirok,” tegasnya.
“Kelompok tersebut menyerang pekerja proyek Jalan Trans Papua, merampas senjata dari Pospol Subsektor Oksamol. Selain itu juga menyerang Satgas Pamtas 403/WP,” katanya.
Kelompok tersebut juga diketahui membakar Puskesmas Kiwirok dan membunuh tenaga kesehatan. Selain itu, mereka menembaki pesawat Smart Aviation.
“Kelompok OPM itu juga membakar sekolah dan fasilitas umum di Kiwirok dan Serambakon. Menyerang aparat TNI-Polri di berbagai titik dan melakukan penembakan terhadap helikopter yang membawa bantuan kemanusiaan. Membakar sekolah, Gereja dan Puskesmas Distrik Kiwirok,” urainya.
Renaldy mengatakan aksi-aksi brutal tersebut telah menyebabkan 6 korban jiwa dan 8 lainnya luka berat. Kerugian materiil berupa 7 bangunan fasilitas umum dirusak dan dibakar.
“Kelompok ini juga membakar 6 unit alat berat, serta menghambat pelayanan publik dan pembangunan di wilayah Kiwirok. Setelah operasi tersebut dilaksanakan, situasi di Distrik Kiwirok berangsur kondusif,” ucapnya.