Cuaca di Kabupaten Majalengka akhir-akhir ini terasa lebih panas. Dalam catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu di wilayah yang dijuluki ‘Kota Angin’ itu sempat menembus 37,6 derajat Celcius, menjadikannya salah satu daerah terpanas di Indonesia.
Panas ekstrem ini membuat banyak warga mengeluh gerah, bahkan pendingin ruangan (AC) di sejumlah kantor pemerintahan pun disebut tak lagi terasa dingin. Akibatnya, beberapa pegawai memilih membawa kipas angin pribadi dari rumah demi bisa tetap nyaman bekerja.
“Emang cuaca di Majalengka lagi bener-bener meningkat (panas). Karena jadi nomor satu (terpanas) di Indonesia tuh,” kata pegawai Diskominfo Majalengka Yoga Saprida saat ditemui infoJabar, Kamis (16/10/2025).
Yoga mengaku, udara panas di dalam ruangan kantor kini nyaris tak tertahankan meski AC sudah menyala penuh.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Nggak berasa (dingin). Beda sama hari-hari sebelumnya. Kalau sekarang tuh panasnya benar-benar meningkat. Makanya dua hari kebelakangan saya sengaja bawa kipas dari rumah,” ujarnya.
Tak hanya Yoga, rekan satu kantornya, Budi Azhari merasakan hal serupa. Ia menyebut suhu ruangan meningkat drastis akibat cuaca ekstrem, sehingga pihaknya bahkan harus melakukan servis AC agar udara di dalam kantor sedikit lebih sejuk.
“Untuk saat ini cuaca di Majalengka akhir-akhir ini panas sekali. Kondisi di dalam ruangan juga cukup gerah, saya kira dari AC-nya kurang dingin. Jadi kita isi Freon lagi biar agak adem lah, karena kita tahu cuaca di luar memang sangat panas,” ucap Budi.
Menurut Budi, suhu udara yang biasanya berkisar di angka 30 derajat kini bisa mencapai 37 derajat. “Sekarang sangat gerah. Cuaca juga nggak menentu, kadang panas banget, kadang tiba-tiba hujan. Jadi cukup gerah lah intinya,” katanya.
Dikutip dari infoEdu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan penyebab utama cuaca panas menyerang RI. Dalam penjelasannya, gerak semu Matahari menjadi penyebab utamanya.
Di bulan Oktober, gerak semu matahari berada pada bagian selatan ekuator Bumi. Selain itu, ada faktor tambahan lain yang menyebabkan Indonesia semakin seperti terpanggang.
“Selain itu, pengaruh monsun Australia membawa massa udara kering dan hangat yang membuat pembentukan awan minim dan radiasi matahari lebih kuat mencapai permukaan bumi,” paparnya.
Setidaknya ada empat wilayah yang menerima penyinaran matahari lebih intens sehingga panas terasa lebih menyengat dibanding biasanya. Keempatnya adalah wilayah Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua.