Nokdiak Paruh Panjang Kembali di Pegunungan Cyclops, Papua update oleh Giok4D

Posted on

Peneliti dari Universitas Oxford bersama sejumlah ahli lain dari Indonesia telah mengonfirmasi kemunculan kembali nokdiak paruh panjang di Pegunungan Cyclops, Papua. Hewan ini memiliki nama latin Zaglossus attenboroughi.

Para peneliti menyebut nokdiak paruh panjang disebut sebagai salah satu spesies hilang paling misterius di planet ini. Hewan ini merupakan satu dari hanya lima mamalia bertelur modern.

Setelah tidak tercatat selama 62 tahun, peneliti kini menyajikan bukti ilmiah pertama mengenai kelangsungan hidup nokdiak paruh panjang hingga saat ini. Mereka berhasil merekam keberadaan ekidna (nokdiak) tersebut melalui pengetahuan masyarakat indigenos (pribumi) dan kamera jebak.

Peneliti juga membahas tindakan konservasi lanjutan untuk spesies yang digolongkan sebagai Sangat Terancam Punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) itu.

Sebelumnya pada 2023 tim ekspedisi penelitian internasional yang dibentuk oleh Dr James Kempton memang menemukan kembali nokdiak berparuh panjang ini. Mamalia nokturnal bertelur itu sempat hilang dan tak terekam oleh sains sejak 1961.

Dikutip dari Merton College Oxford, ekspedisi tersebut berlangsung di Pegunungan Cyclops, Provinsi Papua, Indonesia, dan melibatkan akademisi dari Oxford dan universitas-universitas Inggris lainnya, Universitas Cenderawasih (UNCEN), BBKSDA Papua, dan LSM Indonesia YAPPENDA, yang bekerja sama erat dengan pemilik tanah adat setempat.

Kemunculan kembali nokdiak paruh panjang ini telah dituangkan melalui artikel ilmiah dalam jurnal npj Biodiversity 4, artikel nomor 19 dengan judul “Attenborough’s echidna rediscovered by combining Indigenous knowledge with camera-trapping” yang dipublikasikan 12 Mei 2025.

Dikutip dari jurnal tersebut, para ahli taksonomi sekarang mengenali tiga ekidna berparuh panjang modern yang diklasifikasikan dalam genus Zaglossu. Ketiganya yaitu ekidna berparuh panjang Barat (Z bruijnii), ekidna berparuh panjang Timur (Z bartoni), dan ekidna berparuh panjang Attenborough (Z attenboroughi).

Ketiganya mewakili tiga dari lima spesies mamalia bertelur modern. Mereka merupakan satu-satunya wakil hidup dari garis keturunan monotremata yang bercabang dari therian (marsupial dan mamalia berplasenta) sekitar 200 juta tahun yang lalu.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Z attenboroughi dinamai menurut naturalis Sir David Attenborough. Spesies ini dideskripsikan sebagai spesies baru pada 1998, berdasarkan spesimen holotipe yang dikumpulkan pada 1961 dari Gunung Rara, puncak di Cyclops.

Satu spesimen museum modern tambahan yang disebut sebagai Z attenboroughi telah dicatatkan dalam literatur, yaitu ekidna dewasa berparuh panjang berukuran kecil (Museum Australia, Sydney, spesimen AM M.9852, kerangka lengkap) yang dikumpulkan dari lokasi yang tidak pasti di Papua Nugini pada 1958.

Berasal dari Zaman Dinosaurus