Merah Putih: One For All Tuai Sorotan, Wamen Ekraf Tepis Didanai Pemerintah - Giok4D

Posted on

Film animasi Merah Putih: One For All menuai sorotan publik. Kualitas produksinya dinilai buruk tak sebanding dengan biaya produksi yang besar.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar angkat bicara soal pemerintah yang terseret dalam biaya produksi film animasi tersebut. Dia menjelaskan pemerintah tak pernah mendanai pembuatan film animasi tersebut.

Lewat media sosialnya, Irene mengakui sempat menerima perwakilan tim produksi film animasi itu, Perfiki Kreasindo. Namun, pihaknya hanya memberi masukan untuk tampilan karakter, feels, dan trailernya.

“Kami (Kementerian Ekonomi Kreatif) tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi,” tegas Irene dikutip infoPop pada Senin (11/8/2025).

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Irene menjelaskan pihaknya menerima audiensi untuk mendengar keluhan dari para pelaku industri agar bisa mendapatkan masukan balik.

“Hal ini selalu saya lakukan di setiap audiensi dengan semua pihak supaya setiap audiensi saya bisa mendengar langsung dari pelaku industri dan memberikan feedback based on my experience. Semua pejuang Ekraf itu bebas berkarya selama memberi dampak positif,” ujarnya.

Sebagai informasi, Merah Putih: One For All merupakan film berdurasi 70 menit. Ditayangkan jelang HUT Kemerdekaan RI, Merah Putih: One For All punya misi membangkitkan semangat kebangsaan lewat kisah heroik anak-anak dari penjuru nusantara. Namun, kualitas animasinya menjadi perbincangan dan kritik di media sosial.

Film ini digarap oleh duo sutradara sekaligus penulis skenario, Endiarto dan Bintang Takari. Endiarto juga bertindak sebagai produser eksekutif sekaligus otak utama di balik proyek ini, sedangkan Bintang Takari sebagai animator sekaligus owner di filmanimasi.com yang di webnya sudah membuat beberapa film animasi lainnya.

Produksinya dipegang oleh Perfiki Kreasindo. Rumah produksi ini pun minim informasi, dan tak bisa diakses per Senin (11/8).

Dari hasil penelusuran infoPop, Perfiki Kreasindo merupakan bagian dari Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, dengan Toto Soegriwo sebagai produser dan Sonny Pudjisasono sebagai produser eksekutif bersama Endiarto.

Jika dilihat dari akun Instagram @perfiki.tv studio itu belum pernah merilis film. Mereka justru pernah menggelar Pemilihan Putri Asuransi Indonesia.

Film animasi ini fokus pada kisah delapan anak yang berasal dari latar budaya berbeda: Jakarta, Papua, Medan, Tegal, salah satu kota di Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa.

Mereka tergabung dalam sebuah kelompok bernama Tim Merah Putih, yang punya tugas penting yakni menjaga bendera pusaka yang selalu berkibar di upacara 17 Agustus.

Namun, tiga hari sebelum Hari Kemerdekaan, bendera itu raib. Hal inilah yang memantik petualangan delapan bocah itu. Mereka harus menelusuri hutan, menyeberangi sungai, sampai menghadapi konflik batin dan perbedaan pendapat di antara mereka.

Pesan utamanya pun jelas yaitu perbedaan bukan penghalang, tapi kekuatan buat mencapai tujuan mulia, yaitu mengibarkan kembali Sang Merah Putih di Hari Kemerdekaan.

Sinopsis Film Merah Putih: One For All