RS Kemenkes di Surabaya menjadi pionir di Indonesia Timur berkaitan fasilitas Positron Emission Tomography (PET) Scan dan Radioterapi. Menkes Budi Gunadi Sadikin sedang mempercepat agar PET Scan ini bisa diakses dengan layanan BPJS.
PET Scan adalah teknologi deteksi dini berbagai kondisi jantung, gangguan saraf hingga kasus kanker dengan tingkat akurasi sangat tinggi menggunakan zat radioaktif. PET Scan memiliki peran penting dalam proses staging, restaging, dan pemantauan respons terapi kanker sehingga penatalaksanaan pasien bisa dilakukan secara lebih terpersonalisasi.
Sementara fasilitas Radioterapi di RS Kemenkes Surabaya dirancang sebagai layanan unggul yang menyediakan terapi radiasi eksternal lengkap mulai dari teknik konvensional hingga teknik stereotaktik presisi tinggi dengan dukungan peralatan tercanggih seperti sistem CT Simulator 4 Dimensi dan Active Breathing Coordinator (ABC) system untuk menunjang ketepatan radiasi.
Budi mengatakan, PET Scan dan Radioterapi serta Bedah Jantung MICS dan Perbaikan katup mitral di RS Kemenkes Surabaya sudah dibuka sejak 16 September 2025. Bahkan layanan itu telah menerima lebih dari 50 pasien non BPJS.
“Sekarang sudah 66 (pasien PET Scan), dan itu belum BPJS. Layanan BPJS belum bisa untuk yang PET Scan, kalau jantung bisa. Nanti saya minta dipercepat (menyiapkan untuk layanan BPJS),” kata Budi kepada wartawan di RS Kemenkes Surabaya, Senin (17/11/2025).
Budi mengatakan bila berbagai layanan canggih itu sudah bisa melayanai pasien BPJS, maka akan semakin banyak pula pasien yang datang untuk menempuh pengobatan dengan PET Scan. Apalagi di Indonesia Timur baru ada di Surabaya.
“Dari September sampai sekarang sudah 66 pasien. Bayangkan kalau itu dibuka (untuk BPJS), sudah pasti nanti akan banyak sekali yang masuk,” ujarnya.
Rencananya, Kemenkes akan memberikan fasilitas PET Scan seperti yang ada di Surabaya ke wilayah Indonesia Timur lainnya. Di antaranya di Sulawesi, Kalimantan, Bali, juga di Nusa Tenggara.
“Jadi nanti ketika begitu dibuka, semuanya pasti merujuknya ke sini (RS Kemenkes Surabaya). Itu yang nanti juga saya akan kasih di Sulawesi ada, di Maluku ada, di Papua ada, di Nusa Tenggara ada,” jelasnya.
Dia berharap, bila RS Kemenkes di Indonesia Timur memiliki fasilitas serupa maka pasien tidak lagi dirujuk dengan jarak tempuh yang jauh.
“Karena enggak mungkin kalau layanan ini bisa ngapung seluruh seluruh Indonesia. Kan kasihan dirujuk. Masa dari NTT dirujuk ke Surabaya, kan keluarganya 15 orang. Teman-temannya ini gimana mau nemeninnya kan. Kasihan dia,” urainya.
Dirut RS Kemenkes Surabaya, dr Martha ML Siahaan mengatakan layanan PET Scan pertama di Jawa Timur dan keberhasilan bedah jantung minimal invasif adalah hasil sinergi kuat antara Kemenkes, tenaga kesehatan, dan seluruh unsur rumah sakit.
“Dengan diresmikannya layanan PET Scan pertama di Jawa Timur serta keberhasilan bedah jantung minimal invasif, kami tidak hanya meningkatkan mutu layanan kesehatan masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan medical tourism nasional,” pungkasnya.







