Gempa bumi merupakan fenomena alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan kerusakan baik dalam skala kecil maupun besar. Sebagai wilayah pertemuan tiga lempeng besar dunia, gempa bumi yang terjadi di Indonesia bukan lagi hal yang asing dijumpai.
Salah satu penyebab gempa bumi, terutama gempa tektonik, adalah pergerakan sesar. Secara sederhana, sesar adalah patahan atau retakan batuan pada kerak bumi akibat adanya tekanan. Tekanan tersebut membuat batuan mengalami pergerakan, baik secara horizontal maupun vertikal.
Pergerakan sesar yang aktif dapat menghasilkan guncangan kuat yang kita kenal sebagai gempa bumi. Lantas, bagaimana penjelasan ilmiah mengenai potensi sesar dalam menimbulkan gempa bumi? Simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut.
Menurut United States Geological Survey, sesar merupakan retakan di sepanjang kerak bumi yang terjadi ketika dua blok batuan saling bergerak satu sama lain. Pergerakan ini menimbulkan tekanan yang sangat besar. Lambat laun, ketika dua blok batuan tidak mampu menahan tekanan, terjadilah retakan atau patahan yang kita kenal sebagai sesar.
Sesar tidak hanya ditemukan di daratan, namun dapat ditemukan juga di bawah laut. Utamanya, di daerah subduksi atau tempat suatu lempeng yang menunjam ke bawah lempeng lain. Saat muncul patahan atau sesar aktif di bawah laut, maka dapat pula memunculkan potensi tsunami karena adanya pemindahan massa air laut secara tiba-tiba.
Secara ilmiah, dikutip dari laman resmi BMKG, gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi dari dalam bumi secara tiba-tiba. Hal ini ditandai dengan adanya sesar atau patahan batuan pada kerak bumi.
Akibat adanya sesar dan lempeng tektonik yang terus bergerak, menghasilkan energi yang dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang gempa bumi. Meski sumbernya berasal dari lapisan dalam bumi, efek gempa bumi dapat dirasakan hingga ke permukaan.
Dikutip dari laman resmi ITS, menurut penelitian Pusat Studi Gempa Nasional pada 2024 silam, ditemukan setidaknya 400 sesar aktif di Indonesia. Bahkan Pulau Jawa memiliki sekitar 75 sesar aktif. Para geolog mengungkapkan bahwa sesar aktif ini dapat menyebabkan potensi gempa bumi di masa mendatang.
Sejauh ini, dari sekian banyak sesar aktif yang ditemukan, sesar aktif yang telah diketahui parameternya belum mencapai 30 persen.
Sesar aktif di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, temuan sesar aktif berjumlah 269. Jumlah sesar aktif meningkat hingga mencapai 400 titik pada tahun 2024. Meski demikian, perlu diketahui bahwa masih banyak sesar yang belum dipetakan dan tercatat secara resmi karena sulit untuk diteliti.
Dirangkum dari penelitian berjudul Riset Sesar Aktif Indonesia dan Perannya dalam Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami oleh Danny Hilman Natawidjaja, berikut adalah sebaran sesar aktif di Indonesia.
Demikian penjelasan tentang alasan sesar berpotensi menyebabkan gempa bumi. Semoga bermanfaat, ya!
Artikel ini ditulis oleh Ikfina Kamalia Rizki peserta Program MagangHub Bersertifikat dari Kemnaker di infocom.







