Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi lokasi pelatihan metrologi legal bagi aparatur Timor Leste. Kota Kupang dianggap memiliki posisi strategis dan tepat untuk menjadi tempat pelatihan dan pengembangan kapasitas aparatur Timor Leste di bidang tersebut.
Direktur Metrologi Direktorat Jenderal (Ditjen) Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Sri Astuti, menemui Wali Kota Kupang, Christian Widodo, terkait hal tersebut.
“Terima kasih Pak Wali atas perkenan menerima kami dengan tangan terbuka. Kehadiran kami kali ini membawa misi khusus, salah satunya mendukung program penguatan sistem metrologi legal bagi Timor Leste,” ujar Sri di ruang kerja Wali Kota Kupang, Rabu (24/9/2025).
Sri mengungkapkan pelatihan metrologi legal bagi aparatur Timor Leste didukung Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sebanyak 10 peserta dari Timor Leste akan mengikuti pelatihan tersebut.
“Mereka merupakan aparatur dari instansi terkait metrologi legal di negara Timor Leste. Kehadiran mereka diharapkan menjadi langkah awal bagi Timor Leste dalam menyusun regulasi dan sistem pengawasan alat ukur, peneraan timbangan, serta kalibrasi yang terstandar sebagaimana telah berjalan di Indonesia,” terang Sri.
Pelatihan metrologi legal bagi aparatur Timor Leste akan berlangsung hingga 4 Oktober 2025. Unit Pelaksana Tugas (UPT) Metrologi Kota Kupang berperan sebagai tuan rumah penyelenggaraan dan fasilitator kegiatan. Materi teknis tentang peneraan, kalibrasi, dan pengawasan metrologi legal akan disampaikan oleh narasumber Kemendag.
Sri menuturkan program pelatihan metrologi legal merupakan bagian dari Forum Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST). Indonesia sebagai negara yang lebih dahulu memiliki pengalaman di bidang metrologi legal berkewajiban membina dan mendampingi negara-negara sekitarnya.
“Kemarin Papua Nugini juga meminta untuk dilatih. Ini bentuk solidaritas kawasan sebab suatu saat bisa saja kita yang meminta dukungan dari negara tetangga yang lebih maju,” terang Sri.
Selain program pelatihan metrologi legal, ujar Sri, Kemendag saat ini tengah fokus pada tiga program besar, yakni perluasan pasar ekspor; penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa menembus pasar ekspor; serta pengamanan pasar dalam negeri. Momentum kerja sama ini juga diharapkan membuka peluang kolaborasi lain antara pemerintah pusat dan daerah.
Wali Kota Kupang, Christian Widodo, menyambut baik kerja sama tersebut dan menyatakan kesiapan Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang dalam mendukung program Kemendag. Christian juga menekankan pentingnya sinergi antara pusat dan daerah dalam mendorong penguatan layanan metrologi, sekaligus membuka peluang kerja sama ekonomi lainnya.
“Saya senang kok, kan itu artinya kita jadi hub. Jadi pusat belajar itu bagus, artinya perputaran ekonomi juga bisa bertumbuh. Datang 10 orang, mungkin mereka bawa keluarganya atau temannya, hotel jadi ditinggali, length of stay naik, orang makan di restoran. Kami senang sekali. Justru ini peluang baik bagi Kupang,” kata Christian.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu juga siap memfasilitasi kebutuhan teknis selama pelatihan berlangsung.
“Kalau ada hal-hal yang perlu dikoordinasikan atau ditambahkan, jangan sungkan sampaikan. Kami siap mendukung, tidak usah sungkan. Kita sama-sama pemerintah, jadi memang harus saling membantu,” tambah Christian.