Dari tujuh jenis penyu di dunia, enam di antaranya hidup di Indonesia. Mereka adalah penyu hijau, penyu sisik, penyu lekang, penyu belimbing, penyu tempayan, dan penyu pipih.
Pulau Kalimantan menjadi habitat beberapa jenis penyu. Setidaknya ada empat jenis penyu yang tercatat pernah ditemukan di Kalimantan, yakni penyu hijau, penyu sisik, penyu lekang, dan penyu belimbing.
Dilansir dari Animal Diversity, semua jenis penyu laut dan kura-kura berada di dalam ordo Testudines. Penyu laut ini terdiri atas dua famili, yaitu Cheloniidae (penyu bercangkang keras) dan Dermochelyidae (penyu bercangkang lunak).
ADVERTISEMENT
Berikut taksonomi di bawah Dermochelyidae:
Sementara di bawah Cheloniidae, ada lima genus dan enam spesies, berikut taksonominya:
Berikut ciri-ciri empat penyu yang ada di Kalimantan, dikutip dari studi Abraham Bonifasius Budimansyah dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin:
Penyu hijau banyak ditemukan di berbagai perairan barat Indonesia, termasuk di Kalimantan. Dinamakan penyu hijau karena terdapat warna hijau pada lemak di bawah sisik.
Secara morfologi, panjang tubuhnya 80-150 cm dengan berat mencapai 132 kg. Karapasnya berbentuk oval menyerupai jantung, panjang sekitar 100 cm, dengan 4 pasang sisik lateral, 10 sisik marginal, dan 1 pasang sisik muka (prefrontal).
Kepala membulat, paruh tumpul, dan warna tubuh bervariasi dari abu-abu, kehitaman, hingga kecokelatan.
Penyu dewasa hidup di laut tropis, sering bermigrasi, dan merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan. Sekali bertelur, mereka menghasilkan sekitar 112 butir dengan diameter telur kurang lebih 44,9 mm. Masa inkubasinya rata-rata 52 hari.
Penyu sisik juga tersebar di seluruh perairan Indonesia, terutama di daerah dengan terumbu karang, seperti Laut Flores, Kepulauan Riau, Selat Makassar, Selat Karimata, Laut Jawa, Bali, termasuk Kalimantan.
Karapasnya memiliki sisik tumpang tindih (imbricata), sehingga disebut penyu sisik. Binatang ini punya empat pasang sisik samping, dua pasang sisik di sekitar mata.
Kepalanya sempit dengan paruh runcing menyerupai burung kakatua. Lengan berbentuk dayung dengan dua pasang kuku. Warna tubuh cokelat kehitaman, sedangkan plastron berwarna kuning muda.
Habitat penyu belimbing ialah di Samudra Hindia (barat Sumatra, selatan Jawa), Laut Cina Selatan, Samudra Pasifik (utara Papua), dan perairan Maluku. Namun dalam catatan infocom, penyu belimbing yang cukup besar muncul di pesisir pantai Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Jenis ini adalah spesies terbesar di antara penyu, panjang karapasnya mencapai 180 cm dan berat 500-700 kg. Karapasnya lunak, tidak bersisik, dengan tujuh garis memanjang. Warna hitam dengan bintik putih.
Mereka menghabiskan sebagian besar hidup di laut lepas, bermigrasi ke daerah tropis untuk bertelur. Dalam satu musim dapat bertelur 4-5 kali, dengan 60-129 butir per sarang. Masa inkubasi sekitar 60 hari, dan siklus bertelur terjadi setiap 2-3 tahun.
Penyu lekang tersebar di Jawa Timur, NTT, Bali, dan Papua. WWF mencatat, penyu jenis ini beberapa kali tidak sengaja tertangkap nelayan Kalimantan Barat.
Ini termasuk penyu terkecil di antara semua jenis penyu. Beratnya 50-75 kg, panjang tubuh dewasa sekitar 150 cm. Karapas berbentuk kubah tinggi, ramping, bersudut, dengan 5 pasang costal scutes (6-9 bagian per sisi), berwarna abu-abu. Kepala relatif besar dibanding penyu hijau.
Penyu ini bersifat karnivora, memakan kepiting, kerang, dan udang. Dikenal dengan perilaku bertelur massal (arribada). Dia juga sering dijadikan sebagai tempat istirahat burung dengan hinggap di karapasnya.
Semua jenis penyu masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Pemerintah juga melindungi penyu lewat UU 32 Tahun 2024 tentang KSDAHE, Kepmen KP Nomor 66 tahun 2025 tentang jenis ikan yang dilindungi.
Bagi penjual telur penyu dapat disangkakan Pasal 88 jo Pasal 16 ayat (1) UU 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dengan ancaman pidana maksimal 6 tahun dan denda Rp 1,5 miliar.
Ancaman utama bagi penyu laut antara lain habitat dan tempat bersarang yang sudah rusak, penangkapan, perdagangan ilegal dan eksploitasi yang membahayakan lingkungan.
Klasifikasi Penyu
Ciri-ciri Penyu Laut Kalimantan
1. Penyu Hijau
2. Penyu Sisik
3. Penyu Belimbing
4. Penyu Lekang
Status Konservasi
Penyu lekang tersebar di Jawa Timur, NTT, Bali, dan Papua. WWF mencatat, penyu jenis ini beberapa kali tidak sengaja tertangkap nelayan Kalimantan Barat.
Ini termasuk penyu terkecil di antara semua jenis penyu. Beratnya 50-75 kg, panjang tubuh dewasa sekitar 150 cm. Karapas berbentuk kubah tinggi, ramping, bersudut, dengan 5 pasang costal scutes (6-9 bagian per sisi), berwarna abu-abu. Kepala relatif besar dibanding penyu hijau.
Penyu ini bersifat karnivora, memakan kepiting, kerang, dan udang. Dikenal dengan perilaku bertelur massal (arribada). Dia juga sering dijadikan sebagai tempat istirahat burung dengan hinggap di karapasnya.
Semua jenis penyu masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Pemerintah juga melindungi penyu lewat UU 32 Tahun 2024 tentang KSDAHE, Kepmen KP Nomor 66 tahun 2025 tentang jenis ikan yang dilindungi.
Bagi penjual telur penyu dapat disangkakan Pasal 88 jo Pasal 16 ayat (1) UU 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dengan ancaman pidana maksimal 6 tahun dan denda Rp 1,5 miliar.
Ancaman utama bagi penyu laut antara lain habitat dan tempat bersarang yang sudah rusak, penangkapan, perdagangan ilegal dan eksploitasi yang membahayakan lingkungan. Status Konservasi







