Keluarga Mengira Istri Pegawai Pajak Asal Blitar yang Dibunuh Kena Malaria

Posted on

Jenazah Aresty Gunar Tinarda (38), istri pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kabupaten Manokwari, Papua Barat telah dimakamkan di tempat asalnya Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Kamis (13/11). Keluarga ternyata mengira korban awalnya meninggal karena sakit.

“Dikabari kemarin, tapi awalnya dikira meninggal karena sakit malaria. Tapi terus dikasih tahu (korban pembunuhan),” kata paman korban, Supriyono sambil menahan tangis, Jumat (14/11/2025).

Supriyono berharap pelaku pembunuhan serta mutilasi yang telah ditangkap dihukum berat atas perbuatannya. “Yang jelas kami berharap pelaku dihukum secara setimpal,” ujar Supriyono.

“(Pelaku) pernah bekerja di rumah korban, kalau tidak salah kuli bangunan untuk membangun dapur di sana,” tandasnya.

Seperti diberitakan, Aresty Gunar Tinarda (38), istri pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kabupaten Manokwari, Papua Barat jadi korban penculikan dan pembunuhan. Perempuan asal Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar itu juga dimutilasi.

Kasat Reskrim Polresta Manowkari, AKP Agung Gumara Samosir menjelaskan, pelaku bernama Yahya Himawan (29) yang awalnya melakukan pembunuhan di rumah korban. Jasad korban kemudian dibawa ke rumah kosong.

“Ya, benar, pelaku memutilasi dan jelas itu dilakukan setelah korban dibawa dari rumah korban tempat kejadian perkara (TKP) 1, menuju rumah kosong TKP 2,” kata AKP Agung Gumara Samosir, Kamis (13/11/2025).

Saat tiba di rumah kosong, korban memutilasi jasad korban menjadi tiga bagian. Mayat korban kemudian dikubur dalam septic tank di lokasi untuk menghilangkan jejak.

“Untuk dipotongnya itu berdasarkan hasil visum RSUD dan dibantu oleh Rumah Sakit Bayangkara itu ditemukan korban dipotong menjadi tiga bagian, dipotong dari pangkal paha, kaki, jadi dibagi tiga bagian,” tegasnya.

Agung menjelaskan, kasus ini terungkap setelah suami korban melapor ke polisi. Suami korban saat itu bekerja di luar daerah dan sempat dihubungi oleh pelaku.

“Tentu saja kan kita mendampingi suaminya. Pada saat itu tentunya suaminya merespons (saat dihubungi pelaku), menanyakan keberadaan istrinya,” ucap Agung.