Keindahan Raja Ampat: Destinasi Impian di Papua Barat

Posted on

Kawasan Raja Ampat bagi para pelancong adalah destinasi impian. Pesonanya dapat dinikmati dari atas pegunungan hingga bawah air. Dari atas Bukit Pianemo, panorama gugusan pulau-pulau karst tampak seperti lukisan tak berbingkai.

Bagi para penyelam profesional dan pecinta laut, Raja Ampat di Provinsi Papua Barat bukan sekadar tujuan, ia adalah mimpi yang menjadi nyata.

Menurut penelitian, kawasan ini menjadi rumah bagi lebih dari 1.000 spesies ikan dan 75% jenis terumbu karang di dunia. Fakta tersebut menjadikannya salah satu ekosistem laut paling kaya di planet ini.

Pulau-pulau di kawasan itu pun kaya akan sumber daya alam berupa endapan bijih nikel. Belakangan, penambangan nikel di Raja Ampat mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak.

Raja Ampat bukan hanya elok dipandang dan kaya sumber daya, tapi juga menyimpan potensi lain. Kawasan ini ibarat “ladang” ilmu pengetahuan yang belum tereksplorasi dengan optimal oleh para peneliti.

“Kawasan Raja Ampat sangat kaya dan merupakan sumber ilmu pengetahuan yang belum banyak digarap,” ujar Daud Aris Tanudirjo, arkeolog kawakan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada infoEdu, Jumat (6/6/2025).

Daud merupakan salah satu arkeolog yang terlibat dalam penelitian tim lintas negara di Raja Ampat selama kurang lebih 3 tahun. Mereka melakukan ekskavasi di Gua Mololo di Pulau Waigeo.

Penelitian tersebut menemukan potongan resin yang menjadi bukti kuat Raja Ampat merupakan jalur migrasi manusia melalui rute utara ke Pasifik, sebelum 50 ribu tahun lalu.

Sejak abad ke-19, Raja Ampat telah menjadi tempat penting dalam sejarah sains dunia. Seperti diketahui, daerah ini merupakan rumah bagi banyak spesies endemik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

Kekayaan hayati yang luar biasa menarik perhatian naturalis Inggris ternama, Alfred Russel Wallace. Wallace dalam ekspedisi legendarisnya pada abad ke-19 mengarungi wilayah timur Nusantara, termasuk Raja Ampat.

Wallace menjadikan pulau-pulau di sekitar Waigeo dan Gam sebagai titik penting dalam pengamatan yang mengarah pada teori seleksi alam. Menurut Daud, Wallace salah satu ilmuwan pertama yang mengeksplorasi kawasan Raja Ampat.

“Wallace yang dianggap salah satu pencetus teori evolusi selain Darwin menilai Raja Ampat sangat menarik. Dia sudah ke sana padahal medannya pasti jauh lebih sulit dibanding saat ini,” ujar Daud.

Dalam karya monumentalnya The Malay Archipelago (1869), Wallace menyebut burung-burung di kawasan Raja Ampat sebagai “salah satu makhluk hidup paling indah dan menakjubkan”.

Selain kekayaan hayati yang melimpah dan biodiversitas tinggi, menurut Daud sejarah kawasan tersebut juga layak menjadi objek penelitian para ilmuwan.

Bersamaan atau bahkan sebelum kawasan timur Indonesia diramaikan dengan perdagangan rempah, Raja Ampat dikenal sebagai pusat perdagangan bulu burung.

“Bulu-bulu burung tersebut dikirim ke China bahkan sampai ke benua Eropa, jadi penelitian histori tentang kerajaan atau perdagangan di Raja Ampat sangat menarik,” ujarnya.

Raja Ampat merupakan laboratorium alam yang menyimpan potensi riset luar biasa. Namun, menurut Daud eksploitasi sumber daya alam melalui aktivitas pertambangan di kawasan tersebut sangat meresahkan.

Limbah tambang, deforestasi, serta potensi polusi air dan udara bisa menghancurkan kondisi alami yang diperlukan untuk observasi ilmiah jangka panjang.

“Meski katanya pulau yang ditambang jauh dari kawasan wisata tapi pulau-pulau tersebut masih merupakan satu ekosistem. Dampaknya adalah kehancuran,” kata Daud.

Ia menyambung,”Pertambangan itu ibarat membongkar tabungan. Kalau sudah habis tidak punya apa-apa lagi.”

Daud menekankan pentingnya konservasi atas kawasan Raja Ampat. Konservasi merupakan investasi jangka panjang bagi ilmu pengetahuan yang punya arti penting bagi dunia.

Alfred Russel Wallace dan Raja Ampat

Ancaman Pertambangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *