Jenis-jenis Burung Perkutut, dari Ilmiah hingga Katuranggan Populer

Posted on

Burung perkutut sudah lama menjadi simbol ketenangan dan keberuntungan di tengah masyarakat Jawa. Suaranya yang khas membuatnya digemari sebagai burung peliharaan, bahkan hingga memiliki nilai prestise tersendiri.

Tak hanya itu, perkutut juga punya sejarah panjang sebagai burung para bangsawan dan hingga kini tetap memikat para penghobi. Menariknya, jenis-jenis perkutut ternyata dapat dibedakan menjadi dua.

Ada klasifikasi ilmiah yang berdasarkan spesies resmi di dunia ornitologi, dan ada pula katuranggan populer di kalangan penghobi yang dibedakan lewat corak, warna, suara, hingga mitos keberuntungannya. Keduanya sama-sama menarik untuk dikenali, baik bagi pecinta burung maupun pembaca umum.

Menariknya, jenis-jenis perkutut dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni berdasarkan klasifikasi ilmiah yang merujuk pada spesies resmi di dunia ornitologi, serta berdasarkan katuranggan yang populer di kalangan penghobi karena corak, suara, dan mitos keberuntungannya.

Karakteristik umum perkutut secara ilmiah adalah tubuh relatif kecil, warna dasar cokelat atau abu-abu dengan pola garis/lurik, paruh ramping, suara merdu dengan nada lembut. Variasi setiap spesies terletak pada pola garis, warna bahu, dan habitat aslinya. Berikut jenis-jenis burung perkutut.

Istilah “ilmiah” di sini merujuk pada klasifikasi resmi menurut ilmu ornitologi (ilmu tentang burung). Artinya, perkutut dikelompokkan berdasarkan ciri biologis yang dapat diukur, seperti bentuk tubuh, warna bulu, pola sayap, suara, genetika, dan penyebaran habitat.

Nama setiap spesies menggunakan bahasa Latin dan diakui lembaga konservasi serta para ahli di seluruh dunia. Klasifikasi ini penting untuk tujuan identifikasi, penelitian, dan pelestarian, bukan sekadar estetika atau mitos.

Secara ilmiah, perkutut tergolong dalam genus Geopelia yang memiliki beberapa spesies resmi. Berikut beberapa jenis perkutut secara ilmiah, di antaranya beserta karakteristik utamanya, dirangkum dari berbagai sumber.

Spesies ini memiliki nama umum Perkutut Jawa atau Perkutut Lokal (Zebra Dove). Perkutut Jawa memiliki karakteristik tubuh kecil 20-23 cm, bulu cokelat keabu-abuan dengan lurik di dada dan sayap, suara lembut dan merdu. Spesies ini paling banyak dipelihara di Indonesia.

Terkenal dengan nama umum Perkutut Loreng (Barred Dove), jenis ini terkadang dianggap sebagai subspesies dari Geopelia Striata. Perkutut Loreng memiliki karakteristik corak loreng lebih tegas, ukuran mirip perkutut jawa. Spesies ini banyak dijumpai di Nusa Tenggara dan kepulauan timur.

Geopelia placida atau Peaceful Dove yang dikenal sebagai Perkutut Papua merupakan kerabat dekat perkutut jawa dengan ciri bulu lebih pucat dan garis lurik yang lebih halus. Burung ini mendiami kawasan terbuka hingga pinggiran hutan di Papua dan sekitarnya, serta kerap dianggap sebagai subspesies dari Geopelia Striata.

Biasa dikenal sebagai Perkutut Australia atau Bar-shouldered Dove, memiliki tubuh sedikit lebih besar dibanding perkutut Jawa. Ciri paling khasnya terletak pada bulu bahu berwarna tembaga yang kontras dengan bagian tubuh lainnya. Burung ini tersebar luas di Australia dan New Guinea.

Pemilik nama umum Perkutut Intan atau Diamond Dove ini berukuran lebih kecil daripada perkutut lokal. Keindahannya terletak pada sayap yang berbintik-bintik menyerupai permata. Burung asli Australia ini umumnya hidup di daerah kering dan terbuka, tampil anggun dengan warna abu-abu kebiruan serta suara lembut.

Dalam dunia penghobi perkutut, istilah katuranggan merujuk pada karakteristik fisik, corak, pola, atau tanda khusus pada burung yang diyakini membawa keistimewaan atau tuah tertentu.

Karakteristik umum perkutut katuranggan mencakup warna bulu dominan putih, kekuningan atau cerah di bagian kepala/leher, tubuh relatif kecil, suara merdu/stabil, serta tanda-tanda fisik unik seperti pola bulu, sisik kaki, dan struktur paruh, yang membedakannya dari burung perkutut umum.

Katuranggan bukan klasifikasi ilmiah, melainkan tradisi budaya dan kepercayaan yang diwariskan turun-temurun dalam komunitas pencinta perkutut. Berikut beberapa jenis perkutut katuranggan yang populer dan banyak diburu penghobi.

Dilansir Pusat Peningkatan Mutu Aktivitas Laboratorium Universitas Medan Area, popularitasnya di kalangan penghobi membuat perkutut lurah relatif mudah ditemukan di pasaran. Perkutut Lurah dikenal dengan bulu dominan putih polos yang tampak bersih dan suara merdu yang stabil.

Sesuai namanya, perkutut ini diyakini melambangkan kewibawaan sehingga kerap dipelihara orang-orang yang memiliki jabatan atau peran penting di masyarakat. Pada bagian dadanya, corak warna terlihat lebih cerah dengan pola lurik halus yang menjadi ciri khasnya.

Perkutut Songgo Ratu dikenal dengan corak putih kekuningan yang khas serta jambul di atas kepala menyerupai mahkota, sehingga tampil anggun layaknya seorang ratu. Bulu, paruh, dan kakinya umumnya berwarna lebih gelap sehingga kontras dengan bagian kepalanya.

Suara kicauannya tidak terlalu nyaring, tetapi lekukannya khas seperti perkutut pada umumnya. Dalam tradisi Jawa, perkutut ini dipercaya dapat meningkatkan wibawa pemiliknya, sekaligus memberikan perlindungan dari hal-hal buruk, sehingga menjadi salah satu varian perkutut katuranggan yang paling diminati.

Perkutut Hitam sering dianggap sebagai “raja” di antara berbagai jenis perkutut karena penampilannya yang unik dan sarat nuansa mistis. Seluruh bulunya berwarna hitam pekat sehingga tampak berbeda dari perkutut pada umumnya.

Posturnya lebih kecil dan kompak, suara bertenaga, corak tertentu di bagian sayap atau dada. Di kalangan masyarakat Jawa, burung perkutut jenis ini juga dikenal dengan sebutan Kol Buntet, dan diyakini mampu memancarkan aura keberuntungan bagi siapa saja yang memeliharanya.

Dilansir laman Gramedia, perkutut jenis ini dikenal sebagai salah satu varian katuranggan yang bernilai tinggi. Ciri khasnya terletak pada belahan atau garis yang tampak dari bagian leher hingga perut, memberi penampilan unik dan mudah dikenali.

Dalam kepercayaan masyarakat, perkutut ini diyakini membawa kelancaran rezeki bagi pemiliknya. Keistimewaan corak serta mitos keberuntungannya membuat Perkutut Banyu Mili menjadi incaran para kolektor untuk melengkapi koleksi burung mereka.

Perkutut Pancuran Mas termasuk salah satu varian katuranggan yang bernilai tinggi dan kerap disamakan dengan Perkutut Banyu Mili, karena sama-sama memiliki garis atau belahan khas di leher atau dada yang dihubungkan dengan “air emas”.

Keunikan burung ini terletak pada kotorannya yang berwarna keemasan serta menggumpal, sehingga semakin memperkuat citra istimewanya di mata penghobi. Dalam filosofi Jawa, Perkutut Pancuran Mas dipercaya melambangkan keberuntungan dan kelancaran rezeki yang terus mengalir tanpa hambatan bagi pemiliknya.

Mengutip Facebook Pencinta Perkutut Lokal Katuranggan, Rondo Semoyo merupakan salah satu varian katuranggan yang dikenal memiliki keunikan sekaligus nilai filosofis tersendiri. Ciri khasnya terletak pada selaput kulit di sekitar mata yang berwarna kekuningan, membuatnya mudah dikenali di antara perkutut lainnya.

Kicauannya yang khas dipercaya bukan sekadar indah, tetapi juga membawa energi positif bagi pemiliknya. Dalam tradisi Jawa, burung ini dipercaya sebagai penanda “jaga harta”, juga mampu mendatangkan rezeki berlimpah, meningkatkan keberuntungan, serta mendukung kesuksesan orang yang memeliharanya.

Dari rangkuman beberapa sumber, Rajek Wesi adalah salah satu katuranggan perkutut yang paling dikenal karena keunikan pada sisik kakinya. Nama ini berasal dari bahasa Jawa, rajek berarti pagar dan wesi berarti besi, sehingga menggambarkan pola sisik kaki burung yang tampak menyilang menyerupai pagar besi.

Selain itu, bulunya umumnya berwarna cerah dengan aksen gelap yang memberi kesan gagah dan berbeda dari perkutut biasa. Ciri sisik kaki menyilang ini dianggap sebagai “ciri mati” atau penanda utama Rajek Wesi yang membedakannya dari katuranggan lain.

Warna kakinya cenderung gelap atau kehitaman, dan pola menyilangnya dipercaya membawa makna keteguhan serta perlindungan bagi pemiliknya. Keunikan tersebut membuat Rajek Wesi menjadi salah satu varian perkutut yang cukup dicari di kalangan penghobi.

Jenis-jenis Burung Perkutut

1. Jenis Perkutut Secara Ilmiah

2. Jenis Perkutut Katuranggan Populer