Ingatkah infoers dengan Nemo di film animasi Finding Nemo? Hasil studi menunjukkan, Nemo alias ikan badut anemon (Amphiprion percula) bisa menyusut dan jadi lebih pendek untuk bertahan hidup di perairan yang makin panas.
Dalam jurnal Science Advances, peneliti menjelaskan kemampuan ikan badut menyusut ini bantu peluang mereka bertahan hidup dari gelombang panas sampai 78%. Di samping itu, peluang hidup ikan badut juga lebih tinggi saat mereka menyusut bersama pasangan berkembang biaknya.
Menurut peneliti, temuan mereka merupakan kali pertama ikan terumbu karang ini terbukti mengurangi panjang tubuhnya untuk merespons kondisi lingkungan dan sosial.
“Ini bukan hanya tentang menjadi lebih kurus dalam kondisi stres, ikan-ikan ini sebenarnya menjadi lebih pendek,” tulis peneliti Melissa Versteeg dari University of Newcastle dan rekan-rekan, dilansir dari Sci.News.
Untuk memastikan kondisi yang terjadi pada ikan badut mereka mengukurnya berulang kali selama 5 bulan. Rupanya, hal ini terjadi pada 100 ikan dari 134 ikan (67 pasang perkembangbiakan) yang diteliti.
“Sungguh mengejutkan melihat seberapa cepat ikan badut dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan kami menyaksikan betapa fleksibelnya mereka mengatur ukuran mereka, baik sebagai individu maupun sebagai pasangan yang berkembang biak, sebagai respons terhadap tekanan panas sebagai teknik yang berhasil untuk membantu mereka bertahan hidup,” terang para peneliti.
Studi ini dilakukan Versteeg dan rekan-rekan dengan menyelidiki pertumbuhan ikan badut selama gelombang panas laut di Teluk Kimbe, Papua Nugini. Penelitian ini dilakukan lewat kerja sama dengan Pusat Konservasi dan Penelitian Mahonia Na Dari di Teluk Kimbe.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Ikan badut sendiri lazim tinggal di terumbu karang Indo-Pasifik, khususnya berlindung di sekitar anemon.
Terumbu karang Indo-Pasifik sendiri mengalami pemanasan semakin umum dan parah. Para penghuni terumbu karang di sana, termasuk ikan badut, sering kali hidup mendekati batas tingkat panas yang bisa mereka toleransi (batas toleransi termal).
Pada penelitian ini, Versteeg dan rekan-rekan mengukur panjang 134 ikan badut setiap bulan selama lima bulan. Mereka juga memantau suhu air setiap 4-6 hari, selama gelombang panas laut yang semakin umum terjadi akibat perubahan iklim.
Para peneliti belum tahu persis bagaimana mekanisme pemendekan ikan Nemo. Namun, mereka memperkirakan, ini ada kaitannya dengan kondisi anemon atau keberadaan terumbu karangnya yang terancam pemanasan.
“Pertumbuhan dan ukuran ikan badut anemon berhubungan dengan kondisi lingkungan dan sosial: ikan dominan tumbuh sesuai dengan ukuran anemon mereka dan, mungkin, sumber daya yang tersedia bagi mereka,” tulis peneliti.
Para penulis juga memperkirakan pemendekan ikan nemo ini mungkin menjelaskan penyusutan ukuran ikan-ikan di lautan wilayah lain di dunia. Jika benar, maka perlu penelitian lebih lanjut untuk mengatasi hal ini.
“Temuan kami menunjukkan bahwa ikan secara individu dapat menyusut sebagai respons terhadap tekanan panas, yang selanjutnya dipengaruhi oleh konflik sosial, dan penyusutan tersebut dapat meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup,” kata Dr Theresa Rueger dari University of Newcastle.
Sementara itu, selain ikan badut, beberapa hewan lain juga bisa menjadi pendek. Contohnya, iguana laut dapat menyerap kembali sebagian bahan tulangnya untuk menyusut saat menghadapi tekanan lingkungan.