Harga Sembako Jogja Hari Ini 27 Oktober 2025: Cabai Merah Besar Terus Melandai!

Posted on

Harga bahan pangan, terkhusus Sembilan Bahan Pokok (Sembako), di Kota Jogja dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor. Bagi masyarakat, mengetahuinya adalah hal yang penting agar bisa menentukan prioritas pembelian pangan sehari-hari.

Dikutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang dikelola Bank Indonesia pada Senin (27/10/2025) pukul 12.02 WIB, dua bahan pangan tercatat turun, yakni cabai merah besar dan telur ayam ras segar. Selain keduanya, tidak ada bahan pangan lain yang berubah harga.

Cabai merah besar turun dari Rp 50.750 per kilogram menjadi Rp 47.750 atau 5.91%. Dengan demikian, selama 7 hari terakhir, komoditas pertanian satu ini sudah turun sebanyak sebanyak 3 kali.

Pertama, pada 22 Oktober, saat turun menjadi Rp 53.000 dari sebelumnya Rp 54.250. Kedua, penurunan dari Rp 53.000 menjadi Rp 50.750 per kilogram pada 23 Oktober. Ketiga, cabai merah besar turun hari ini.

Senada, telur ayam ras segar turun dari Rp 30.750 menjadi Rp 29.750 per kilogram hari ini. Di tingkat nasional, rata-rata harganya juga turun, yakni dari Rp 31.700 menjadi Rp 31.450. Sebagai informasi, rerata harga nasional menggunakan data dari 30 provinsi Indonesia.

Harga telur ayam ras segar termahal ada di Papua, yakni Rp 39.300 per kilogram. Sementara itu, yang termurah berlaku di Jambi, seharga Rp 26.900. Jogja berada di urutan 8 provinsi dengan harga telur ayam termurah, dipepet Jawa Tengah di angka Rp 29.350 dan Sumatera Barat di angka Rp 29.900.

Perubahan lengkap sembako Jogja hari ini dapat infoers simak via poin-poin berikut.

Berikut informasi lengkap perubahan harga sembako Jogja 27 Oktober 2025 berdasar data PIHPS:

Perlu dicatat, data final PIHPS tersedia tiap pukul 13.00 WIB. Oleh karena itu, perubahan data masih dimungkinkan.

Bukan tanpa sebab harga sembako dan bahan pangan lain berubah tiap hari. Dilansir skripsi Muhammad Shehan dari UIN Raden Intan Lampung berjudul Pengaruh Harga Komoditas Sembako Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2017-2020, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran menyebabkan harga bahan pangan tidak stabil.

Bagaimana tidak, pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia mendorong naiknya permintaan terhadap bahan-bahan pangan, terkhusus sembako. Di sisi lain, komoditas sembako dari pertanian dan sebagainya sangat rentan gangguan, seperti kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan peralihan fungsi lahan.

Pembentukan harga sembako secara khusus sangat dipengaruhi sisi penawaran. Mengingat, permintaan cenderung mengikuti perkembangan penawaran. Jika penawaran rendah, sedangkan permintaan tetap, maka harga bahan pokok naik. Begitu pula sebaliknya.

Penawaran akan bahan pokok ini sangat bergantung faktor alam dan seterusnya yang telah disinggung sekilas di atas. Sayangnya, keberhasilan produksi bahan-bahan pokok ini tidak bisa 100% dikendalikan oleh petani. Dengan kata lain, hasilnya uncontrollable.

Contohnya, saat musim hujan, petani cabai berpotensi gagal panen karena busuk atau serangan hama. Oleh karena itu, produksinya turut berkurang, sedangkan permintaan masyarakat tetap tinggi. Hasilnya, harga cabai melonjak drastis. Sebaliknya, saat musim kemarau, persentase keberhasilan panen cabai lebih tinggi. Stok melimpah menyebabkan otomatis harga turun.

Nur Azizah Nasution dalam tulisannya di Journal of Sharia and Law berjudul ‘Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah’ memberi rincian poin-poin penyebab fluktuasi sembako, di antaranya:

Itulah informasi ringkas mengenai harga sembako Jogja hari ini Senin, 27 Oktober 2025. Perlu diketahui, harga yang ditemui di pasaran mungkin berbeda karena disparitas.

Perubahan Harga Sembako Jogja 27 Oktober 2025 Versi PIHPS

Penyebab Harga Sembako Berubah-ubah