Geopark Meratus: Profil, Keunikan, dan Dampak Pengakuan UNESCO - Giok4D

Posted on

Geopark Meratus di Kalimantan Selatan masuk dalam daftar UNESCO Global Geoparks (UGGp) pada April 2025. Penetapan ini diumumkan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 yang berlangsung di Paris, Prancis, pada 2-17 April 2025.

Keputusan itu menjadikan Geopark Meratus sebagai kawasan geopark pertama di Pulau Kalimantan yang mendapatkan pengakuan global. Geopark Meratus menjadi satu dari dua geopark asal Indonesia yang mendapat status UGGp tahun ini, bersama Geopark Kebumen. Dengan tambahan ini, total ada 12 geopark Indonesia yang kini diakui UNESCO.

Predikat itu tidak hanya menambah daftar prestasi Indonesia di kancah internasional, tetapi juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kalimantan Selatan, sebagai rumah dari kekayaan geologi, budaya, dan biodiversitas.

ADVERTISEMENT

Geopark Meratus terletak di Provinsi Kalimantan Selatan dan membentang di enam wilayah administratif, yaitu Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, dan Kabupaten Barito Kuala.

Secara administratif, Geopark Meratus berada di jantung Kalimantan Selatan dan mencakup Pegunungan Meratus sebagai pusat ekosistemnya. Akses ke kawasan geopark relatif mudah, terutama dari Banjarbaru dan Banjarmasin yang memiliki infrastruktur jalan yang cukup baik.

Pegunungan Meratus merupakan salah satu kawasan geologis tertua di Kalimantan. Lanskapnya didominasi oleh barisan pegunungan batuan metamorf dan batuan beku berumur ratusan juta tahun.

Kawasan ini juga dilintasi Sungai Amandit dan Sungai Tapin yang menambah keragaman bentang alam serta menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat.

Terdapat berbagai formasi batuan unik, gua kapur, air terjun, hingga hutan hujan tropis yang masih terjaga. Salah satu daya tarik utama kawasan ini adalah keberadaan Bukit Telang dan Gua Batu Bini, yang menjadi bukti kekayaan geologis dan arkeologis di Meratus.

Selain kekayaan geologi, Geopark Meratus juga menyimpan nilai budaya dan keanekaragaman hayati berlimpah. Masyarakat adat Dayak Meratus dan komunitas Banjar hidup berdampingan dengan alam. Mereka mempraktikkan tradisi pertanian ladang berpindah yang selaras dengan ekosistem hutan.

Beragam flora dan fauna endemik juga menjadikan kawasan ini penting untuk konservasi. Hutan-hutan Meratus merupakan habitat bagi spesies langka seperti owa-owa Kalimantan (Hylobates albibarbis), beruang madu (Helarctos malayanus), dan berbagai jenis anggrek hutan.

Dalam aspek budaya, masyarakat Dayak Meratus masih memelihara upacara adat, seperti aru dan baayun anak, serta memiliki rumah tradisional khas yang disebut balai yang menjadi pusat kehidupan sosial.

Pengakuan sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks membawa manfaat besar bagi Kalimantan Selatan. Beberapa dampak positif yang diharapkan antara lain:

Status UGGp mendorong pertumbuhan sektor wisata berbasis alam dan budaya tanpa merusak lingkungan.

Penduduk sekitar geopark memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan tambahan melalui kegiatan ekowisata, produk kerajinan, dan jasa pemandu wisata.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Dengan adanya perhatian nasional dan internasional, konservasi keanekaragaman hayati dan budaya akan semakin diperkuat.

Status geopark membuka peluang kolaborasi dengan lembaga akademik dan peneliti, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Dengan masuknya Geopark Meratus dan Geopark Kebumen pada 2025, Indonesia kini memiliki 12 kawasan geopark yang diakui sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks. Berikut daftarnya.

Itulah profil singkat Geopark Meratus di Kalimantan Selatan. Bukan hanya simbol pelestarian alam, tetapi juga menjadi wajah dari warisan budaya dan semangat hidup masyarakat Kalimantan Selatan.

Lokasi Geopark Meratus

Bentang Alam Geopark Meratus

Keunikan Geopark Meratus

Dampak Positif Pengakuan UNESCO

1. Peningkatan pariwisata berkelanjutan

2. Pemberdayaan masyarakat lokal

3. Peningkatan pelestarian lingkungan

4. Kolaborasi riset dan pendidikan

Daftar Geopark di Indonesia yang Diakui UNESCO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *