Pernahkah kalian memerhatikan bahwa ada perbedaan karakteristik pada hewan yang hidup di Sumatra dan Papua? Jika diperhatikan sekilas, fauna di barat Indonesia cenderung mirip satwa Asia, sedangkan di timurnya justru menyerupai karakteristik Australia.
Ternyata, perbedaan tersebut bukan hanya soal lokasi, tetapi juga pola persebaran yang memang dibatasi oleh dua garis biogeografi imajiner, yaitu Garis Wallace dan Garis Weber.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Berikut dirangkum penjelasannya meliputi pengertian, wilayah, hingga bagaimana persebaran fauna dipengaruhi oleh kedua garis tersebut. Yuk, kita telusuri perlahan dan pahami apa saja yang membuat satwa Indonesia begitu beragam di setiap pulau dan wilayahnya!
Garis pemisah biogeografi di Indonesia terdiri dari dua batas imajiner utama, yaitu Garis Wallace dan Garis Weber.
Mengutip dari buku Geografi – Edisi Revisi kelas XI yang ditulis oleh Budi Handoyo dan Nisa Maulia, Garis Wallace merupakan garis khayal yang memisahkan zona persebaran fauna Indonesia bagian barat (asiatis) dengan fauna Indonesia bagian tengah (zona peralihan). Garis ini menandai perubahan karakter satwa dari yang cenderung mirip spesies Asia menuju wilayah dengan komposisi fauna transisi.
Sementara itu, Garis Weber digagas oleh Max Wilhelm Carl Weber dan berfungsi sebagai garis imajiner pemisah fauna Indonesia bagian tengah (peralihan) dengan fauna Indonesia bagian timur (australis). Garis Weber menegaskan batas perubahan karakter satwa transisi menuju kelompok fauna yang memiliki kekerabatan kuat dengan spesies Australia.
Menurut artikel jurnal ‘Keanekaragaman Hayati Indonesia: Masalah dan Upaya Konservasinya’ tulisan Agus Setiawan, Garis Wallace membagi kepulauan Indonesia menjadi dua zona besar, yaitu wilayah fauna-flora Asia di barat dan wilayah Australasia di timur. Pembagian ini kemudian diperinci lebih lanjut oleh Weber dan Lydekker, yang menunjukkan adanya wilayah transisi di antara Sulawesi dan Papua.
Berdasarkan batasan garis tersebut, fauna-flora Indonesia terbagi ke dalam 4 kelompok utama yaitu Dangkalan Sunda, Dangkalan Sahul, serta dua sub-wilayah peralihan di antara Wallace-Weber dan Weber-Lydekker. Kondisi pertemuan zona Asia dan Australia inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman spesies yang sangat tinggi.
Mengutip buku pembelajaran Geografi SMA Kelas XI karya Budi Handoyo, setiap wilayah Indonesia memiliki jenis fauna berbeda yang dibatasi oleh Garis Wallace dan Garis Weber. Fauna di barat memiliki corak Oriental/Asia, bagian timur (Maluku dan Papua) bercorak Australia, sedangkan bagian tengah disebut fauna khas Indonesia yang dikenal sebagai fauna Kepulauan Wallacea.
Wilayah fauna Indonesia bagian barat meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, yang termasuk dalam wilayah Dangkalan Sunda. Jenis faunanya terdiri atas:
Wilayah fauna Indonesia bagian tengah mencakup pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, Nusa Tenggara, pulau Timor, serta Maluku, yang keseluruhannya juga disebut wilayah fauna Kepulauan Wallacea. Di kawasan ini terdapat fauna khas/endemic seperti anoa, babi rusa, dan biawak komodo. Jenis faunanya meliputi:
Wilayah fauna Indonesia bagian timur meliputi kepulauan Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya yang berada pada wilayah Dangkalan Sahul. Karakteristik faunanya memiliki kesamaan kuat dengan fauna Australia sehingga disebut juga Zona Australis. Jenis faunanya mencakup:
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang Garis Wallace dan Garis Weber. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Redella Reffa Herdianti peserta Program PRIMA Magang Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)







