Fokus Investasi Indonesia di Sembilan Sektor Strategis

Posted on

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menyampaikan pemerintah akan fokus menarik investasi di sembilan sektor. Mulai dari hilirisasi, kesehatan, hingga di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Wakil Menteri Investasi/Hilirisasi/BKPM Todotua Pasaribu mengatakan kebijakan investasi langsung Indonesia memprioritaskan sektor-sektor strategis yang sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals.

“Kebijakan investasi Indonesia memprioritaskan sektor strategis yang turut sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals, serta memiliki potensi besar untuk memacu pertumbuhan ekonomi,” kata Todotua dalam acara Tri Hira Karana Business Summit, di kantornya, Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2025).

Adapun kesembilan sektor tersebut. Pertama, Energi Baru Terbarukan (EBT). Dari sektor tersebut, pemerintah telah menargetkan total potensi sebesar 3.687 GW. Saat ini, kapasitas terpasang sebesar 13,1 GW.

Kedua, hilirisasi. Adapun potensi investasi dari 28 komoditas 2023-2040 sebesar US$ 618 miliar. Ketiga, ketahanan pangan yang telah menyasar food estate di Kabupaten Marauke, Papua Selatan, serta proyek gula dan bioetanol di Kabupaten Marauke, Papua Selatan.

Keempat, sektor semikonduktor dengan ketersediaan bahan baku logam untuk industri semikonduktor hulu, yakni silika, tembaga, bauksit, dan emas. Kelima, sektor pusat data dan ekonomi digital. Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, pasar ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 210-360 miliar pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan 5,9% (2024-2029).

Keenam, sektor industri manufaktur yang berorientasi ekspor. Ketujuh, kesehatan, misalnya di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan, Sanur, Bali. Delapan, Ibu Kota Nusantara (IKN) yang masih membutuhkan investasi di perumahan, pendidikan, rumah sakit, hotel. Terakhir, di sektor pendidikan.

“Indonesia terus memperbaiki iklim investasinya dan memperkuat koordinasi antar pemangku kepentingan untuk mempermudah investasi,” imbuh Todotua.