Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi buka-bukaan soal pencalonan 24 orang menjadi duta besar di beberapa negara sahabat. Termasuk soal ditunjuknya eks Menko Bidang Kemaritiman era Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menjadi Dubes Amerika Serikat (AS).
Menurut Hasan selama ini penunjukan duta besar merupakan hak prerogatif presiden, tak terkecuali Presiden Prabowo Subianto. Pertimbangannya tentu banyak, mulai dari situasi global punya, punya modal sosial, punya keluwesan, punya kelincahan, dan memiliki banyak jaringan di negara yang bersangkutan. Tentunya setiap dubes yang dicalonkan juga harus memiliki pengetahuan mendalam soal seluk beluk sebuah negara yang menjadi penugasannya.
Khusus duta besar di AS, menurutnya posisi ini memang sudah mesti diisi karena kosong bertahun-tahun sepeninggal Rosan Roeslani yang kala itu masuk ke dalam kabinet. Perwakilan Indonesia di negeri Paman Sam juga diharapkan dapat menjaga hubungan baik antara kedua negara.
“Termasuk juga di Amerika kan sudah kosong beberapa tahun dan harus segera diisi. Tentu kepentingannya adalah untuk kepentingan jangka panjang. Hubungan baik, diplomasi, hubungan kerjasama, hubungan ekonomi kita dengan Amerika Serikat dalam jangka panjang,” beber Hasan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Dia menampik ada tugas khusus untuk Indroyono yang ditunjuk jadi calon dubes AS untuk melancarkan negosiasi tarif. Menurutnya, dubes dipilih bukan untuk satu atau dua tujuan tertentu saja tapi untuk kepentingan jangka panjang.
“Tentu tidak hanya spesifik untuk satu atau dua tujuan tertentu, tapi untuk kepentingan kita di jangka panjang,” sebut Hasan.
Hasan melanjutkan diharapkan ke depan juga para calin duta besar-duta besar ini bisa meningkatkan hubungan baik negara kita dengan negara sahabat. Tidak hanya dalam soal ekonomi, tidak hanya dalam soal diplomasi, tapi dalam segala macam hal untuk menciptakan perdamaian dunia.
Adapun 24 calon dubes untuk puluhan negara baru saja melakukan ‘ujian’ di DPR. Sabtu dan Minggu kemarin, 24 orang itu melakukan fit and proper test di DPR dan dinyatakan memenuhi syarat. Berikut ini nama-namanya:
Fit and proper test Sabtu (5/6)
1. Abdul Kadir Jaelani, Dubes RI untuk Jerman (Berlin)
2. Redianto Heru Nurcahyo, Dubes RI untuk Slovakia (Bratislava)
3. Umar Hadi, PTRI PBB New York
4. Hotmangaradja Pandjaitan, Dubes RI untuk Singapura
5. Nurmala Kartini Sjahrir, Dubes RI untuk Jepang (Tokyo)
6. Indroyono Soesilo, Dubes RI untuk Amerika Serikat (Washington DC)
7. Adam Mulawarman Tugio, Dubes RI untuk Vietnam (Hanoi)
8. Laurentius Amrih Jinangkung, Dubes RI untuk Belanda (Den Haag)
9. Judha Nugraha, Dubes RI untuk Uni Emirat Arab (Abu Dhabi)
10. Sidharto Reza Suryodipuro, PTRI PBB di Swiss (Jenewa)
11. Andhika Chrisnayudhanto, Dubes RI untuk Brazil (Brasilia)
12. Syahda Guruh Langkah Samudera, Dubes RI untuk Qatar (Doha)
Fit and proper test Minggu (6/7)
1. Andi Rahardian, Dubes RI untuk Oman (Muscat)
2. Imam As’ari, Dubes RI untuk Ekuador (Quito)
3. Listyowati, Dubes RI untuk Bangladesh dan Nepal (Dhaka)
4. Kuncoro Giri Waseso, Dubes RI untuk Mesir (Kairo)
5. Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo, Dubes RI untuk Malaysia (Kuala Lumpur)
6. Mayjen (Purn) Gina Yoginda, Dubes RI untuk Korea Utara (Pyongyang)
7. Yusron Bahauddin Ambary, Dubes RI untuk Algeria (Alger)
8. Lukman Hakim Siregar, Dubes RI untuk Suriah (Damscus)
9. Berlian Helmy, Dubes RI untuk Ajerbaizan (Baku)
10. Hari Prabowo, Dubes RI untuk Thailand (Bangkok)
11. Okto Dorinus Damanik, Dubes RI untuk Papua Nugini (Port Moresby)
12. Andi Rachmianto, Dubes RI untuk Belgia (Brussel)
Saksikan Live infoSore :