Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Budi Wiweko menyoroti masih kurang baiknya distribusi dokter kandungan di Indonesia. Prof Budi menjelaskan Indonesia sebenarnya tidak kekurangan dokter kandungan, tapi distribusinya masih terfokus pada pulau Jawa dan kota-kota besar.
Sebagai gambaran, Prof Budi mengatakan untuk wilayah Jawa dan Sumatera, persentase perempuan yang bisa mengakses dokter kandungan dalam 2 jam berkendara bisa mencapai 90 persen.
“Kalau dilihat sebagian besar itu di Jawa dan Sumatera, itu penduduk usia reproduksi kita total 75 juta. 90 persen wanita usia reproduksi kita bisa menjangkau obgyn dalam jangka waktu 2 jam, berkendara untuk Jawa dan Sumatera, kalau di Jawa mungkin ada yang sampai 99 persen,” ungkap Prof Budi pada awak media, di Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2025).
ADVERTISEMENT
Untuk pulau Kalimantan dan Sulawesi persentasenya bisa turun ke angka 80 persen. Sementara untuk Maluku dan Papua persentasenya bisa lebih rendah lagi hingga 60-70 persen dan 50 persen di beberapa daerah tertentu.
Menurut Prof Budi, ini harus menjadi perhatian khusus melihat korelasi antara buruknya distribusi dokter kandungan dengan risiko angka kematian ibu. Semakin buruk akses ke dokter kandungan, maka semakin besar juga potensi kematian ibu.
“Itu berkorelasi positif. Semakin jauh atau semakin sedikit jumlah perempuan yang mampu menjangkau obgyn dalam waktu 2 jam, semakin tinggi kematian ibunya, termasuk di Maluku dan Papua,” jelas Prof Budi.
Prof Budi mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan distribusi dokter kandungan yang lebih baik, khususnya di wilayah terpencil. Ia berharap pemerintah bisa menyediakan lingkungan yang lebih mendukung untuk dokter bekerja.
Karena di beberapa daerah, fasilitas penunjang kehidupan serta keamanan dokter juga masih kurang baik.
“Kita berharap pemerintah mampu menjaga keamanan yang kerja di daerah-daerah, memperhatikan kesejahteraan, tinggalnya di mana, keluarganya perlu sekolah, insentif jangan terlambat, itu yang kita endorse,” tandasnya.
Prof Budi mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan distribusi dokter kandungan yang lebih baik, khususnya di wilayah terpencil. Ia berharap pemerintah bisa menyediakan lingkungan yang lebih mendukung untuk dokter bekerja.
Karena di beberapa daerah, fasilitas penunjang kehidupan serta keamanan dokter juga masih kurang baik.
“Kita berharap pemerintah mampu menjaga keamanan yang kerja di daerah-daerah, memperhatikan kesejahteraan, tinggalnya di mana, keluarganya perlu sekolah, insentif jangan terlambat, itu yang kita endorse,” tandasnya.







