Berikut adalah beberapa suku dengan ciri khas yang mudah dikenali dan dilestarikan masyarakat Indonesia. Tentunya masih banyak suku lain yang belum terdokumentasikan
Ciri khas: menggunakan bahasa Banjar yang mirip bahasa Jawa, Dayak, dan Melayu.
Ciri khas: rumah adat Tongkonan yang masih ada di perkampungan Toraja dan upacara pemakaman mewah Rambu Solo
Ciri khas: makanan woku dengan rasa pedas, gurih, kaya bumbu dan sistem gotong royong yang disebut mapalus
Ciri khas: penerapan gotong royong dalam kehidupan melalui Pogogutat (potolu adi’), Tonggolipu’, dan Posad (mokidulu)
Ciri khas: seni musik kulintang, gambus, dan pelaksanaan tradisi gotong royong Mapalus
Ciri khas: makanan berbahan singkong disebut soami untuk konsumsi sehari-hari dan kasuami yang mirip tumpeng
Ciri khas: bunyi ucapan yang khas pada huruf b, d, j, dan g serta keahlian dalam bidang maritim misal Perahu Sandeq
Ciri khas: upacara pembakaran mayat Ngaben, sistem perairan sawah Subak, pengaturan kehidupan masyarakat desa yang disebut Banjar
Ciri khas: upacara Bau Nyale di kawasan Pantai Seger, Mandalika, yaitu tradisi menangkap cacing laut terkait dengan legenda Putri Mandalika
Ciri khas: tradisi berpakaian khas untuk perempuan yang disebut Rimpu dengan dua kain untuk seluruh tubuh dan Peta Kapanca bagi wanita sebelum menikah
Ciri khas: tradisi seserahan Belis dan Pasola berupa upacara adat yang melibatkan dua kelompok penunggang kuda saling berhadapan lalu melempar lembing kayu
Ciri khas: kebiasaan cium hidung untuk menunjukkan kedekatan dan penerimaan dalam masyarakat, serta tradisi naketi untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga
Ciri khas: lihai memainkan alat musik tradisional tifa dan tradisi Pukul Sapu yang dilakukan para pria selepas Idul Fitri untuk menunjukkan keharmonisan dengan sesama
Ciri khas: punya ciri fisik rambut pirang atau coklat, mata biru, dengan postur tinggi langsing mirip orang Eropa
Ciri khas: berdiam di Lembah Baliem dengan tradisi potong jari jika ada anggota keluarga yang meninggal
Ciri khas: tradisi lisan berupa saling balas pantun serta Wala berupa nyanyian dan tarian
Ciri khas: seni ukir kayu yang khas, detail, dan kerap jadi souvenir saat melawat tanah Papua.
Ciri khas: menangkap ikan bersama-sama saat air surut dan melestarikan sumber daya alam dalam tradisi Snap Mor, serta upacara adat Mor dengan menyanyikan lagu tradisional bersama.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Ciri khas: menggunakan bahasa Banjar yang mirip bahasa Jawa, Dayak, dan Melayu.
Asal: Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat
Ciri khas: rumah adat Tongkonan yang masih ada di perkampungan Toraja dan upacara pemakaman mewah Rambu Solo
Asal: Sulawesi Utara
Ciri khas: makanan woku dengan rasa pedas, gurih, kaya bumbu dan sistem gotong royong yang disebut mapalus
Asal: Sulawesi Utara
Ciri khas: penerapan gotong royong dalam kehidupan melalui Pogogutat (potolu adi’), Tonggolipu’, dan Posad (mokidulu)
Asal: Sulawesi Tengah
Ciri khas: seni musik kulintang, gambus, dan pelaksanaan tradisi gotong royong Mapalus
Asal: Sulawesi Tenggara
Ciri khas: makanan berbahan singkong disebut soami untuk konsumsi sehari-hari dan kasuami yang mirip tumpeng
Asal: Sulawesi Barat
Ciri khas: bunyi ucapan yang khas pada huruf b, d, j, dan g serta keahlian dalam bidang maritim misal Perahu Sandeq
Asal: Bali
Ciri khas: upacara pembakaran mayat Ngaben, sistem perairan sawah Subak, pengaturan kehidupan masyarakat desa yang disebut Banjar
Asal: Nusa Tenggara Barat
Ciri khas: upacara Bau Nyale di kawasan Pantai Seger, Mandalika, yaitu tradisi menangkap cacing laut terkait dengan legenda Putri Mandalika
Asal: Nusa Tenggara Barat
Ciri khas: tradisi berpakaian khas untuk perempuan yang disebut Rimpu dengan dua kain untuk seluruh tubuh dan Peta Kapanca bagi wanita sebelum menikah
Asal: Nusa Tenggara Timur
Ciri khas: tradisi seserahan Belis dan Pasola berupa upacara adat yang melibatkan dua kelompok penunggang kuda saling berhadapan lalu melempar lembing kayu
Asal: Nusa Tenggara Timur
Ciri khas: kebiasaan cium hidung untuk menunjukkan kedekatan dan penerimaan dalam masyarakat, serta tradisi naketi untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga
Asal: Maluku
Ciri khas: lihai memainkan alat musik tradisional tifa dan tradisi Pukul Sapu yang dilakukan para pria selepas Idul Fitri untuk menunjukkan keharmonisan dengan sesama
Asal: Halmahera, Maluku Utara
Ciri khas: punya ciri fisik rambut pirang atau coklat, mata biru, dengan postur tinggi langsing mirip orang Eropa
Asal: Papua, Papua Tengah
Ciri khas: berdiam di Lembah Baliem dengan tradisi potong jari jika ada anggota keluarga yang meninggal
Asal: Papua Barat, Papua Barat Daya
Ciri khas: tradisi lisan berupa saling balas pantun serta Wala berupa nyanyian dan tarian
Asal: Papua
Ciri khas: seni ukir kayu yang khas, detail, dan kerap jadi souvenir saat melawat tanah Papua.
Asal: Papua Barat dan Papua Timur
Ciri khas: menangkap ikan bersama-sama saat air surut dan melestarikan sumber daya alam dalam tradisi Snap Mor, serta upacara adat Mor dengan menyanyikan lagu tradisional bersama.
1. Suku Banjar
2. Suku Toraja
3. Suku Minahasa
4. Suku Bolaang Mongondow
5. Suku Buol
6. Suku Wakatobi
7. Suku Mandar
8. Suku Bali
9. Suku Sasak
10. Suku Bima
11. Suku Sumba
12. Suku Timor
13. Suku Ambon
14. Suku Lingon
15. Suku Dani
16. Suku Raja Ampat
17. Suku Asmat
18. Suku Biak


















Ciri khas: menggunakan bahasa Banjar yang mirip bahasa Jawa, Dayak, dan Melayu.
1. Suku Banjar

Ciri khas: rumah adat Tongkonan yang masih ada di perkampungan Toraja dan upacara pemakaman mewah Rambu Solo
2. Suku Toraja

Ciri khas: makanan woku dengan rasa pedas, gurih, kaya bumbu dan sistem gotong royong yang disebut mapalus
3. Suku Minahasa

Ciri khas: penerapan gotong royong dalam kehidupan melalui Pogogutat (potolu adi’), Tonggolipu’, dan Posad (mokidulu)
4. Suku Bolaang Mongondow

Ciri khas: seni musik kulintang, gambus, dan pelaksanaan tradisi gotong royong Mapalus
5. Suku Buol

Ciri khas: makanan berbahan singkong disebut soami untuk konsumsi sehari-hari dan kasuami yang mirip tumpeng
6. Suku Wakatobi

Ciri khas: bunyi ucapan yang khas pada huruf b, d, j, dan g serta keahlian dalam bidang maritim misal Perahu Sandeq
7. Suku Mandar

Ciri khas: upacara pembakaran mayat Ngaben, sistem perairan sawah Subak, pengaturan kehidupan masyarakat desa yang disebut Banjar
8. Suku Bali

Ciri khas: upacara Bau Nyale di kawasan Pantai Seger, Mandalika, yaitu tradisi menangkap cacing laut terkait dengan legenda Putri Mandalika
9. Suku Sasak

Ciri khas: tradisi berpakaian khas untuk perempuan yang disebut Rimpu dengan dua kain untuk seluruh tubuh dan Peta Kapanca bagi wanita sebelum menikah
10. Suku Bima

Ciri khas: tradisi seserahan Belis dan Pasola berupa upacara adat yang melibatkan dua kelompok penunggang kuda saling berhadapan lalu melempar lembing kayu
11. Suku Sumba

Ciri khas: kebiasaan cium hidung untuk menunjukkan kedekatan dan penerimaan dalam masyarakat, serta tradisi naketi untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga
12. Suku Timor

Ciri khas: lihai memainkan alat musik tradisional tifa dan tradisi Pukul Sapu yang dilakukan para pria selepas Idul Fitri untuk menunjukkan keharmonisan dengan sesama
13. Suku Ambon

Ciri khas: punya ciri fisik rambut pirang atau coklat, mata biru, dengan postur tinggi langsing mirip orang Eropa
14. Suku Lingon

Ciri khas: berdiam di Lembah Baliem dengan tradisi potong jari jika ada anggota keluarga yang meninggal
15. Suku Dani

Ciri khas: tradisi lisan berupa saling balas pantun serta Wala berupa nyanyian dan tarian
16. Suku Raja Ampat

Ciri khas: seni ukir kayu yang khas, detail, dan kerap jadi souvenir saat melawat tanah Papua.
17. Suku Asmat

Ciri khas: menangkap ikan bersama-sama saat air surut dan melestarikan sumber daya alam dalam tradisi Snap Mor, serta upacara adat Mor dengan menyanyikan lagu tradisional bersama.
18. Suku Biak








