Aiptu Harmanto mengatakan masalah yang sering ditemui di wilayah binaannya, yakni Kelurahan Wagom, Fakfak, Papu Barat, adalah peredaran dan pemakaian minuman keras (miras). Bhabinkamtibmas itu berupaya melakukan pendekatan humanis untuk memberantas penjual miras hingga upaya pencegahan.
“Kami melakukan pencegahan itu dengan pendekatan humanis kepada mereka, terus mengingatkan bahwa minuman keras itu sangat tidak baik bagi kesehatan. Kami selalu memberikan edukasi yang baik kepada mereka sehingga mereka paham terhadap bahaya miras,” kata Aiptu Harmanto dalam program infoPagi, Selasa (18/11/2025).
Harmanto mengatakan minuman keras seolah menjadi kebiasaan sebagian warga di wilayah binaannya. Dia terus berupaya mendekatkan diri kepada masyarakat agar perlahan meninggalkan kebiasaan tersebut.
“Karena memang miras ini sulit sekali kami luruskan di masyarakat karena memang sudah tradisi. Kami mohon maaf saja, karena susah sekali menyadarkan masyarakat. Kami upaya untuk selalu mendekatkan diri kepada masyarakat, memberikan sosialisasi kepada, khususnya kepada anak remaja, menghilangkan atau secara halusnya berhenti dengan kegiatan tersebut, sehingga masa depannya bisa tercapai,” ucap dia.
Lebih lanjut, Aiptu Harmanto mengatakan sudah ada peraturan daerah yang melarang peredaran minuman keras secara ilegal di Fakfak. Aiptu Harmanto juga melakukan penindakan kepada oknum penjualan, walaupun terkadang adanya penolakan hingga upaya suap.
“Kalau penerapan terkait miras, kita sudah ada perda. Namun oknum-oknum yang mengambil keuntungan ini yang selalu kami menyampaikan ke masyarakat, bantu kami, dukung kami, dalam arti apabila menemukan oknum yang menjual miras itu, kami tangkap dan kami memberikan pembinaan khusus kepada masyarakat,” jelasnya.
Aiptu Harmanto menjadi Bhabin di Kelurahan Wagom sejak 2015. Selama 10 tahun itu, Harmanto berupaya hadir untuk menjadi solusi bagi masyarakat.
“Kami bekerja dengan ikhlas, dengan panggilan jiwa dan kami juga sudah disayangi masyarakat sehingga kami selalu, ada juga yang bertanya kepada kami ‘kenapa Bapak tidak pindah?’. Adapun tawaran dari pimpinan kami, karena melihat kinerja kami baik tapi kami menolak, dalam arti tidak mau, tapi memang kami sudah melekat dengan masyarakat, dengan mata telinga, sehingga mereka bisa menyampaikan informasi atau keadaan adanya deteksi dini, sehingga kami mengerjakan tugas ikhlas tanpa pamrih, sehingga keamanan di Papua, di Kabupaten Fakfak khususnya di Kelurahan Wagom, tetap berjalan aman dan kondusif,” pungkasnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
