BMKG Prediksi Kalimantan Barat Diguyur Hujan Deras Sepekan Ini

Posted on

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut sebagian wilayah Indonesia termasuk Kalimantan, sudah mulai diguyur hujan sejak Agustus lalu dan akan meluas dalam beberapa bulan ke depan. Di Kalimantan Barat misalnya, diprediksi bakal diguyur hujan selama 12-18 September 2025.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Dikutip dari infoHealth dan infoNews, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di sebagian besar wilayah Indonesia. Berdasarkan data 699 Zona Musim (ZOM), terdapat 294 ZOM atau 42,1 persen yang diperkirakan mengalami musim hujan lebih cepat dari biasanya.

BMKG juga mewanti-wanti potensi cuaca ekstrem hujan lebat disertai angin kencang di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Di satu sisi, potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor perlu diantisipasi. Di sisi lain, musim hujan yang lebih cepat bisa dimanfaatkan sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas.

ADVERTISEMENT

“Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026, dengan puncak hujan yang bervariasi, sebagian besar terjadi pada November-Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, serta Januari-Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/9/2025).

BMKG memprakirakan pada periode 12 hingga 14 September, hujan lebat berpotensi terjadi di Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

Adapun pada 15 hingga 18 September, hujan deras diprediksi melanda Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Potensi angin kencang masih mengintai Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

Dwikorita mengatakan dinamika atmosfer yang saat ini cukup kompleks berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, mulai dari banjir, longsor, hingga gelombang tinggi.

“Potensi hujan lebat hingga sangat lebat dengan angin kencang perlu diantisipasi masyarakat maupun pemerintah daerah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko banjir, longsor, maupun gelombang tinggi,” ujar Dwikorita dalam keterangan resminya, Jumat (12/9/2025).

BMKG menjelaskan, sejumlah faktor atmosfer memicu kondisi ini, antara lain Dipole Mode Index (DMI) negatif, anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR), aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby ekuator, serta gelombang atmosfer frekuensi rendah.

Selain itu, keberadaan bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia barat Bengkulu serta pola siklonik di Kalimantan Utara memperbesar potensi terbentuknya hujan lebat.

“Kondisi ini perlu diwaspadai karena meningkatkan potensi banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga angin kencang,” kata Dwikorita. Ia menekankan perlunya langkah mitigasi sejak dini, mulai dari perbaikan drainase, pengelolaan waduk, hingga kesiapan evakuasi masyarakat di daerah rawan.

Selain bencana hidrometeorologi, BMKG juga mengingatkan risiko kesehatan. Meningkatnya kelembaban udara pada Desember 2025-Januari 2026 berpotensi memicu penyebaran penyakit tropis, seperti demam berdarah dengue (DBD).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *