Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi delapan wilayah akan diguyur hujan lebat mulai 15 hingga 18 September 2025. Tak hanya itu, wilayah lain juga diprediksi diguyur hujan sedang dan angin kencang.
KepalaBMKG,DwikoritaKarnawati, mengatakan fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer yang cukup kompleks. Lebih lanjut, hujan dengan intensitas tinggi juga dapat meningkatkan risiko banjir hingga tanah longsor.
“Dinamika atmosfer saat ini memicu potensi hujan lebat hingga sangat lebat, disertai angin kencang yang perlu diwaspadai masyarakat maupun pemerintah daerah. Cuaca ekstrem ini dapat meningkatkan risiko banjir, longsor, maupun gelombang tinggi,” ujarnya dalam laman BMKG dikutip Senin (15/9/2025).
Dwikorita menambahkan, sejumlah face atmosfer memicu kondisi ini. Fase Dipole Mode Index (DMI) negatif (−1,27) dan anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) bernilai negatif mendukung pembentukan awan hujan.
Keadaan ini juga diperkuat oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby ekuator, serta gelombang atmosfer frekuensi rendah yang sedang aktif. Bibit siklon tropis 93S juga terpantau di Samudra Hindia barat Bengkulu yang menciptakan konvergensi dan konfluensi angin.
Akibat dinamika atmosfer ini, BMKG memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang.
Pada periode 15-18 September 2025, BMKG memprediksi delapan wilayah ini akan mengalami hujan lebat, yaitu:
Jawa Tengah
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Papua Tengah
Papua Pegunungan
Papua Selatan
Kemudian masih pada periode yang sama, wilayah-wilayah ini berpotensi dilanda angin kencang:
Kepulauan Riau
Sulawesi Selatan
Maluku
Dwikorita mengimbau masyarakat agar lebih waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan. Masyarakat diminta rutin memantau informasi resmi dari BMKG melalui aplikasi, media sosial, maupun siaran televisi.
Lebih lanjut, masyarakat dan pihak berwenang diminta untuk melakukan langkah mitigasi seperti menjaga kebersihan saluran drainase dan tidak membuang sampah sembarangan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak genangan air.
“Dengan kesiapsiagaan dan mitigasi yang baik, kita bisa meminimalkan risiko bencana akibat cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan,” tutup Dwikorita.