Bentrok Antarkubu Paslon Pilkada di Puncak Jaya, Polisi Duga Disusupi KKB

Posted on

Dua kubu pendukung pasangan calon (paslon) Pilkada Puncak Jaya di Papua Tengah bentrok. Dalam kejadian itu, seorang ASN tewas. Polisi menduga bentrok itu disusupi dan dimanfaatkan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Dilansir infoSulsel, bentrokan terjadi pada Selasa (3/6) siang di dua lokasi yang berbeda. Dua kubu yang terlibat yakni pendukung paslon nomor urut 1 Yuni Wonda-Mus Kogoya dan paslon nomor urut 2 Miren Kogoya-Mendi Wonerengga.

“Pertikaian ini merupakan buntut dari ketegangan berkepanjangan antara dua kubu pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya, yakni massa 01 dan massa 02,” jelas Kapolres Puncak Jaya, AKBP Achmad Fauzan dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).

ADVERTISEMENT

Akibat kericuhan tersebut, seorang ASN bernama Gun Enumbi (38) tewas. Sementara korban luka-luka berjumlah 2 orang.

Bentrokan dimulai sekitar pukul 11.00 WIT. Massa pendukung 01 yang berasal dari Distrik Sinak menyerang kelompok massa 02 yang saat itu sedang memasak di Kampung Karubate.

“Serangan diawali dengan dilepaskannya dua anak panah oleh pihak massa 01 meskipun meleset namun cukup untuk menyulut amarah dan memicu aksi saling kejar yang kemudian berkembang menjadi bentrokan terbuka,” jelasnya.

Pihak kepolisian sempat turun membubarkan massa. Namun, bentrokan kembali pecah sekitar pukul 12.25 WIT. Kali ini terjadi di depan SMA Negeri 1 Mulia, Kampung Wuyuneri, Distrik Mulia.

“Dalam insiden tersebut, seorang warga bernama Gum Enumbi (48), ASN di Dinas Dukcapil, tewas dalam bentrokan dan langsung dikremasi di tempat oleh pihak keluarga,” ujar Achmad.

Sementara itu, dua korban luka yakni pelajar berinisial PM (17) yang terkena luka panah di tulang kering kaki kanan, dan seorang ASN, David Enumbi (45) luka terkena panah di jempol kaki sebelah kanan.

“Aparat gabungan dari TNI dan Polri langsung mengambil langkah tegas dengan melakukan penyekatan dan patroli intensif di sejumlah titik rawan bentrokan, terutama pada malam hari,” lanjutnya.

Polisi menduga bentrokan yang menewaskan satu orang tersebut dimanfaatkan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Aparat kepolisian kini tengah mengawasi pergerakan KKB.

“Situasi menjadi lebih kompleks dengan adanya laporan bahwa KKB mulai memanfaatkan kekacauan ini untuk melakukan manuver. Aparat mencatat adanya pergerakan KKB di jalur Kampung Karubate menuju Kampung Yalinggua,” kata Achmad.

Polres Puncak Jaya telah melakukan pengejaran terhadap anggota KKB dan mencegah potensi serangan terhadap aparat maupun warga sipil.

“Aparat keamanan pun mengambil sejumlah langkah strategis, termasuk peningkatan patroli malam, penyekatan wilayah-wilayah rawan, serta operasi keamanan terpadu dengan tetap menjunjung tinggi prosedur standar dan kehati-hatian,” jelasnya.

Achmad menyebut saat ini kondisi mulai terkendali dan situasi relatif aman. Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada bentrokan susulan.

“Aparat dan pemangku kepentingan diminta untuk terus waspada, mengingat potensi terjadinya bentrokan lanjutan maupun aksi sabotase seperti pembakaran rumah pada malam hari masih terbuka lebar,” jelas Achmad.

Karena itu, pemerintah daerah diminta untuk segera mengambil tindakan konkret demi mencegah konflik antarkubu ini meluas. Salah satunya dengan mempertemukan tokoh-tokoh dari kedua kubu pendukung dan mempercepat pelaksanaan prosesi adat sebagai jembatan damai.

Hingga kini belum ada kejelasan dari Pemkab Puncak Jaya dan Pemprov Papua Tengah terkait pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Prosesi adat pemotongan kayu panah, yang merupakan bagian dari tradisi rekonsiliasi pasca konflik Pilkada, juga belum dilaksanakan. Sebelumnya hanya dilakukan prosesi belah kayu doli.

“Kekosongan ini menciptakan ruang yang rentan dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab,” pungkas Achmad.

Kronologi Bentrokan

Diduga Disusupi KKB

Potensi Bentrok Susulan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *