Papua Pegunungan merupakan salah satu provinsi baru hasil pemekaran wilayah administrasi dari Papua pada tahun 2022. Meski sudah cukup lama terbentuk, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui nama ibu kota Provinsi Papua Pegunungan.
Ibu kota provinsi berperan sebagai pusat pemerintahan dan layanan publik sehingga keberadaannya menjadi sorotan. Lantas, apa nama ibu kota Provinsi Papua Pegunungan?
Nah, untuk mengetahuinya jawabannya berikut informasi mengenai ibu kota Papua Pegunungan lengkap dengan profil provinsinya. Yuk, disimak!
Ibu kota Provinsi Papua Pegunungan berkedudukan di Kabupaten Jayawijaya. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Undang-undang (UU) RI Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pembentukan Papua Pegunungan.
Dengan demikian, aktivitas pemerintahan, perekonomian, serta administrasi Provinsi Papua Pegunungan dilaksanakan di Kabupaten Jayawijaya.
Mengutip katalog Provinsi Papua dalam Angka 2024 terbitan Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, ibu kota Kabupaten Jayawijaya sendiri terletak di Kota Wamena. Adapun luas wilayah administrasi Kabupaten Jayawijaya mencapai 2.629,01 km2 dengan tinggi 1.659,40 mdpl.
Wilayah Papua Pegunungan mencakup delapan kabupaten. Dituliskan dalam UU RI Nomor 16 Tahun 2022 pada Pasal 3 ayat 1, berikut daftar kabupaten di Papua Pegunungan:
Berdasarkan data BPS, secara keseluruhan luas wilayah Papua Pegunungan sebesar 43.968,54 km2. Wilayah terluas di provinsi ini adalah Kabupaten Yahukimo yang mencapai 16.365,94 km2.
Sementara, wilayah terkecil yakni Kabupaten Lanny Jaya dengan luas 2.339,775 km2 atau hanya 4,57 persen dari luas Provinsi Papua Pegunungan secara keseluruhan.
Papua Pegunungan berbatasan dengan sejumlah wilayah seperti yang dicantumkan pada Pasal 4 ayat 1 UU RI Nomor 16 Tahun 2022 berikut:
Supaya lebih memahami letak wilayah Papua Pegunungan, berikut peta Provinsi Papua Pegunungan resmi:
Provinsi Papua memiliki penduduk sebanyak 1.467,06 jiwa berdasarkan hasil proyeksi penduduk 2024 oleh BPS yang tercantum dalam Provinsi Papua dalam Angka 2024. Penduduk tersebut terdiri dari laku-laki sebanyak 783,22 ribu jiwa dan 683,83 ribu jiwa perempuan.
Dibandingkan dengan tahun 2020, penduduk wilayah ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,12 persen.
Sementara, besar angka rasio jenis kelamin tahun 2025 penduduk laki-laki terhadap perempuan menunjukkan angka 114,54. Artinya, di wilayah Papua Pegunungan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Adapun Jayawijaya menjadi wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi yakni sebesar 100,92 jiwa/km2. Wilayah dengan kepadatan penduduk terendah di Papua Pegunungan adalah Kabupaten Pegunungan Bintang yaitu 6,06 jiwa/km2.
Melansir laman RRI, Papua Pegunungan memiliki keragaman budaya yang kaya. Selain bahasa Indonesia, masyarakat di Papua Pegunungan menggunakan beragam bahasa lokal mulai dari bahasa Dani, Ketengban, Kimyal, Kosarek, Lanny, Nduga, Ngalum, Nggem, Walak, Yali dan lainnya.
Ada pula rumah adat khas Papua Pegunungan yang disebut sebagai Honai dan Ebe’ai. Honai merupakan rumah adat yang ditempati laki-laki, sementara Ebe’ai ditempati perempuan.
Rumah tersebut bisa menampung lima hingga sepuluh orang di dalamnya. Tidak hanya itu, masyarakat lokalnya juga memiliki senjata tradisional yaitu panah supa yang dipakai berperang dan panah warn wakiwy untuk berburu burung.
Masyarakat Papua Pegunungan juga memiliki tradisi unik yang disebut bakar batu. Mereka akan membakar batu hingga panas membara kemudian di atasnya ditumpuk makanan untuk dimasak.
Masing-masing suku di Papua Pegunungan memiliki julukan yang berbeda untuk tradisi ini. Di antaranya menyebut tradisi ini sebagai Lago Lakwi (Lani,Tolikara), Logo Lakwi (Dani, Puncak), Mogo Gapil (Paniai), Kit Oba Isogoa (Wamena, Jayawijaya). Kerep Kan (Nduga), dan Hupon (Pegunungan Bintang).
Demikianlah informasi seputar nama ibu kota Provinsi Papua Pegunungan lengkap dengan profil provinsinya. Semoga menambah wawasan!