Banjir rob dilaporkan terjadi baru-baru ini di Jakarta dan Kepulauan Seribu serta Jalur Pantura. Sementara itu, banjir bandang dan longsor menyapu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, serta di Jawa Tengah (Cilacap, Banjarnegara). Apa beda banjir rob dan banjir bandang?
Diketahui, baik banjir rob maupun banjir bandang sama-sama menimbulkan kerusakan permukiman dan infrastruktur. Kedua bencana banjir ini juga bisa menelan korban jiwa.
Banjir rob adalah peristiwa air laut masuk ke daratan karena permukaan laut naik karena pasang badai, maupun perubahan iklim. Banjir pesisir ini terutama terjadi saat fase pasang maksimum, seperti dikutip dari Knowledge Management System (KMS) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
BMKG mengumumkan, fenomena fase Bulan dalam jarak terdekat ke Bumi (perigee) dan bulan purnama pada 4 Desember 2025, berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.
Sedangkan banjir bandang adalah peristiwa banjir tiba-tiba dengan debit air besar karena aliran sungai terbendung pada alur sungai, dikutip dari Atmosfera, Buletin Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo BMKG Vol 2 No 13 Februari 2021. Hujan lebat atau ekstrem dalam waktu singkat, kurang dari 6 jam, dan faktor lingkungan, juga bisa memicu banjir bandang.
Dalam Portal Informasi Kejadian Cuaca Ekstrem (Pikacu) BMKG dijelaskan, ciri-ciri banjir bandang yang berbeda dengan banjir rob yakni sebagai berikut:
BMKG mengeluarkan peringatan waspada banjir rob dan cuaca ekstrem jelang memasuki periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Sejumlah daerah dengan potensi banjir rob hingga 15 Desember 2025 yaitu:
Sedangkan daerah dengan potensi pertumbuhan bibit siklon (badai) pada periode Nataru 2025/2026 yaitu di perairan selatan Indonesia hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), Laut Arafura, dan perairan selatan Papua. Disertai hujan lebat ekstrem, dampaknya bisa meluas dari laut ke darat, dan menyebabkan kerusakan besar di wilayah yang luas.
Adapun daerah yang berpotensi terdampak langsung dan tidak langsung yaitu:
BMKG memperingatkan, pada 28 Desember 2025-10 Januari 2026, berbagai daerah akan mengalami hujan intensitas tinggi hingga sangat tinggi (300-500 mm per bulan). Berikut daerah yang diwaspadai:
Berhati-hati dalam beraktivitas dan libur. Utamakan keselamatan ya, infoers!







