Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BPI Danantara dan Sekretariat Kabinet bakal menggelar pertemuan pada selasa pekan depan. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ahmad Erani Yustika mengatakan pertemuan ini membahas perkembangan studi kelayakan (feasibility study/FS) 18 proyek hilirisasi yang dilakukan Danantara.
“Selasa depan kita akan bertemu dengan Danantara untuk melihat perkembangan terakhir mengenai FS yang sudah dikerjakan di sana dan apa saja yang kira-kira bisa dilakukan percepatan untuk proyek hilirisasi ini,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/12/2025).
Pasalnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan FS tersebut dapat diselesaikan pada Desember ini. Sehingga dari 18 proyek hilirisasi tersebut sudah ada yang bisa mulai dikerjakan.
“Presiden berharap agar pada bulan Desember sudah ada FS yang selesai dan segera ada keputusan proyek-proyek mana yang bisa dimulai begitu dulu. Makanya kita akan lakukan pertemuan untuk itu Satgas Hilirisasi, Kementerian ESDM, kemudian Danantara, nanti juga ada Setkab,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan 18 proyek hilirisasi dengan nilai investasi mencapai Rp 618 triliun akan dibiayai oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Hal ini diungkap Bahlil dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI, Selasa (11/11/2025).
Bahlil yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Hilirisasi telah menyerahkan 18 dokumen pra feasibility study (pra FS) proyek hilirisasi ke Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani.
“18 proyek hilirisasi yang ditangani oleh satgas hilirisasi yang notabenenya diketuai oleh Menteri ESDM itu telah disampaikan kepada Menteri Investasi karena akan dibiayai oleh Danantara,” katanya.
Berikut Daftar 18 Proyek Hilirisasi tersebut:
1. Industri Smelter Aluminium (Bauksit) yang berada di wilayah Mempawah, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp 60 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 14.700 pekerja
2. Industri DME (batu bara) yang berada di Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, Banyuasin dengan nilai investasi Rp 164 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 34.800 pekerja.
3. Industri aspal yang berada di Buton, ulawesi Tenggara dengan nilai investasi Rp 1,49 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 3.450 pekerja.
4. Industri Mangan Sulfat yang berada di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nilai investasi Rp 3,05 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 5.224 pekerja.
5. Industri Stainless Steel Slab (Nikel) yang berada di Kawasan Indutri Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp 38,4 Triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 12.000 pekerja.
6. Industri Cooper Rod, WIre & Tube (katoda tembaga) yang berada di Gesik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 19,2 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 9.700 pekerja.
7. Industri Besi Baja (Pasir Besi) yang berada di Kabupaten Sarmi, Papua dengan nilai investasi Rp 19 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 18.000 pekerja.
8. Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) yang berada di Kendawangan, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp 17,3 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 7.100 pekerja.
9. Industri Olresin (Pala) yang berada di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dengan nilai investasi Rp 1,8 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 1.850 pekerja.
10. Industri Oleofood (Kelapa Sawit) yang berada di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK) Rp 3 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 4.800 pekerja.lapangan kerja hingga 4.800 pekerja.
11. Industri Nata de Coco, Medium-Chain Triglycerides (MTC), Coconut Flour, Activated Carbon (Kelapa) yang berada di Kawasan Industri Tenayan, Riau dengan nilai investasi Rp 2,3 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 22.100 pekerja.
12. Industri Chlor Alkali Plant (Garam) di Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Banten, dan NTT dengan nilai transaksi Rp 16 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 33.000 pekerja.
13. Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 1 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 27.600 pekerja.
14. Industri Carrageenan (Rumput Laut) di Kupang, NTT dengan nilai investasi sebesar Rp 212 miliar. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 1.700 pekerja.
15. Oil Refinery di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp 160 Triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 44.000 pekerja.
16. Oil Storage Tanks di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp 72 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 6.960 pekerja.
17. Modul Surya Terintegrasi (Bauksit dan Silika) di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dengan nilai investasi Rp 24 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 19.500 pekerja.
18. Industri Boavtur (Used Cooking Oil) di KBN Marunda, Kawasan Industri Cikarang dan Kawasan Industri Karawang dengan nilai investasi Rp 16 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 10.152 pekerja.
Simak juga Video: Lapor Presiden, Rosan: Hilirisasi Siap Jalan, Finansial Terkendali







