Kementerian Pertanian (Kementan) membuka kemudahan bagi siapapun yang ingin berinvestasi di sektor gula nasional. Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian menjanjikan kemudahan bagi investor yang berminat menanamkan modalnya.
Sam mengatakan pemerintah menyiapkan lahan baru untuk pabrik gula di sejumlah wilayah, mulai dari Papua Selatan, Sulawesi, hingga Sumatera. Ia mengakui sulit untuk mencari lahan ideal karena sudah banyak yang dipakai. Berkat kerja sama dengan Kementerian Kehutanan, ternyata masih banyak lahan yang cocok.
“Kita siapkan lahannya, siapapun yang ingin investasi di gula, untuk kebun tebu, itu dipersilakan, lapor aja ke Kementan. Itu kami siapkan lahannya. Nanti mereka investasi, semua urusan lahannya, perizinan, semuanya kita siapkan,” ujar Sam dalam acara Agrifood Summit 2025, di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
Selain membuka peluang investasi, pemerintah juga menjalankan program replanting. Tahun ini, Kementerian Pertanian menargetkan sekitar 200 ribu hektar lahan perkebunan tebu diremajakan.
“Khususnya tebu rakyat, itu sekali nanam untuk beberapa tahun ke depan. Yang seharusnya tadi dijalankan tiga kali, maksimal empat kali dicabut, itu sudah ada yang menjadi 10 tahun. Nah ini sehingga produktivitas turun. Sehingga Pak Menteri bikin kebijakan, sekarang tahun ini saja mungkin 200 ribu hektare ya, replanting,” terangnya.
Ia pun membandingkan kondisi pada saat zaman di mana rendemen gula nasional bisa mencapai 14%. Saat ini, rendemen gula nasional hanya sekitar 4%. Sam optimistis dengan upaya ini, Indonesia tidak tidak perlu impor gula konsumsi mulai 2026.
“Jadi mudah-mudahan ke depan, untuk yang (kebutuhan) 7 juta ton itu bisa kita penuhi lah. Tapi untuk jangka pendek (gula) konsumsi, tahun depan bahkan kita insyaallah sudah tidak perlu impor lagi,” imbuhnya.
Tonton juga video “Investor Asing Tekan IHSG, Pasar Domestik Dibayangi” di sini: