Ide bisnis bisa didapatkan dari berbagai macam hal, salah satunya dari Air Susu Ibu (ASI). Adalah Febrina Malahayati dan Dwirachmayuni (Rara) yang memanfaatkan ASI hingga tali pusar bayi untuk dijadikan perhiasan dengan merek Abreena.
Mereka adalah ibu menyusui yang mengiringi bisnisnya dengan melibatkan sentuhan emosional para pelanggannya. Setiap karya seni ini bisa meliputi komponen ASI, tali pusar, atau rambut yang dibentuk menjadi pendulum untuk dijadikan perhiasan.
Mulai dari liontin, cincin, hingga gelang ini dirancang khusus dan dibuat dengan tangan untuk merefleksikan kisah personal masing-masing ibu. Dengan pendekatan yang mengedepankan nilai emosional, Abreena bukan sekadar menghadirkan perhiasan, melainkan juga ruang ekspresi dan penghormatan atas momen-momen intim yang menyusun perjalanan menjadi ibu.
Mulanya, Febrina dan Rara terinspirasi dari salah satu unggahan di media sosial terkait perhiasan yang dibuat dari ASI. Rupanya, kisaran harga perhiasan ini dirasa perlu merogoh kocek cukup dalam, maka dari itu mereka memutuskan untuk membuatnya sendiri.
“Awalnya karena ingin punya, iseng bikin, lalu ya sudah kita coba tes ombak untuk jual. Pertama kali aku buka untuk 10 orang, di hari itu juga dalam waktu satu jam langsung sold out. Padahal kita belum siapkan semuanya. Ya sudah, akhirnya dalam 14 hari kita siapkan segala macamnya,” kata Febrina kepada infocom, Rabu (30/4/2025).
Febrina bilang, ia bersama Rara memulai bisnis ini sejak 2023 kala aktif menjadi ibu yang menyusui dan bekerja kantoran. Ia memulai riset dan mengikuti kelas cara pembuatan perhiasan dari ASI, agar mampu menghasilkan perhiasan dari ASI dan DNA yang lebih baik kualitasnya.
“Sebenarnya banyak perajin perhiasan ASI, tapi unique selling point dari Abreena ada di desain yang bagus dan lebih variatif dibandingkan yang lain. Kita tidak mengenakan biaya tambahan kepada pelanggan jika ada permintaan bentuk perhiasan yang masih bisa kami kerjakan. Beberapa kompetitor lain itu harus tambah bayarannya. Membahagiakan orang lain juga part of our mission,” terang Febrina.
Untuk modal awal, Febrina dan Rara menghabiskan Rp 351.000 untuk membeli bahan pengawet ASI, bahan rangka titanium atau stainless steel, dan cairan pengikat (resin). Sejak bisnisnya makin berkembang, Febrina dan Rara juga menaikkan standar bahan bakunya menjadi lebih berkualitas, salah satunya menggunakan resin dengan sistem ultra violet (UV).
“Kalau dahulu kita pakai yang cairan yang tidak bisa kering otomatis. Sekarang kita sudah bisa beli cairan resin yang satu botolnya mahal. Untuk pembuatan rangka, ada suppliernya sendiri, jadi kami memang fokus di pembuatan batu perhiasan yang berbahan dasar ASI,” kata Rara.
Dalam satu bulan, merek perhiasan Abreena secara rata-rata mampu meraup omzet di kisaran Rp 50-80 juta. Mereka mampu memproduksi hingga 130 butir batu perhiasan dalam setiap satu bulannya. Jika pesanan sedang tidak begitu ramai, paling sedikit mereka mendapat pesanan sebanyak 70 perhiasan.
Kisaran harga perhiasan yang dijajakan Abreena dimulai dari Rp 279.000 hingga Rp 2,2 juta. Harga tergantung dari rangka perhiasan yang digunakan untuk mengikat batu, ada yang terbuat dari titanium, stainless steel, perak, atau emas.
“Ada satu produk yang lumayan disukai teman-teman umat Katolik itu Rosario. Untuk harga Rosario yang berbahan dasar ASI itu harganya Rp 2,9 juta. Kita menghitung harga dari jumlah butir batu perhiasannya, karena Rosario butirnya cukup banyak jadi lebih mahal,” kata Febrina.
“Kita memastikan, meskipun barang termurah yang dijual di Abreena, itu semua sudah berbahan anti karat. Itulah keunggulan kita dari yang lain, meskipun sudah paling murah tetapi masih berbahan anti karat. Kita ingin memberikan yang terbaik buat pelanggan. Kita tidak ingin membebani, karena para ibu berhak untuk mendapat penghargaan dari memberikan ASI kepada anak-anaknya,” tambah Febrina.
Saat genap dua tahun perjalannya bisnisnya, Abreena telah menjangkau pasar domestik dari wilayah Sabang hingga ke tanah Papua. Febrina dan Rara bilang, dalam mengirim barang pesanan ini tidak semua mampu dijangkau oleh sejumlah ekspedisi. Mereka mengaku, kerap kali kehilangan barang saat barang dikirim ke konsumen.
“Selama ini kita pakai ekspedisi TIKI, karena pernah pakai yang lain itu malah ada kejadian barangnya hilang. Kita juga menyarankan ke customer, kalau melakukan pengiriman ASI baiknya dengan TIKI. Seandainya hilang pun masih bisa dilacak, tetapi sejauh ini belum pernah hilang kalau menggunakan TIKI, sih,” tambah Febrina.
Dari bisnis ini, Febrina dan Rara juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan perempuan-perempuan di dalamnya. Bahkan, dari hasil bisnisnya ini, merek Abreena mampu memberikan pendidikan lanjut dengan menguliahkan sebagian karyawannya agar masing-masing dari mereka juga menjadi pribadi yang lebih maju.
“Kita lebih ingin punya dampak. Kalau ditanya bisnis ingin jadi lebih besar, akan sebesar apa? Sepertinya kita akan tetap bertahan produksi di rumah sendiri, tetapi ingin punya impact lebih banyak ke perempuan dan anak-anak,” tutupnya.
Melalui TIKI SERLOK, TIKI ingin membantu UMKM khususnya seller online dengan memberikan kemudahan fasilitas dalam hal pengiriman. Keuntungan mendaftar anggota SERLOK antara lain diskon harga hingga sebesar 18%, fleksibilitas pembayaran H+2 menggunakan virtual account, fasilitas pick up gratis, hingga bonus dan rewarding seller, integrasi sistem, dan kesempatan mengikuti berbagai kegiatan edukasi dan promo marketing yang diselenggarakan TIKI.
Para member SERLOK dapat memanfaatkan kanal dan fasilitas TIKI untuk mendukung pengembangan bisnis. Fasilitas ini mencakup kampanye pemasaran di sejumlah Agen Utama, pelatihan dan seminar, peluang pendampingan oleh staf TIKI, serta kemudahan akses layanan keuangan melalui kerja sama dengan institusi seperti BRILink.